Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan Analisis Aspek Hukum Analisis Aspek Finansial

33 Analisis aspek teknis dilakukan untuk mendapatkan gambaran pada hal- hal teknis dari usaha seperti: alasan pemilihan lokasi usaha, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, transportasi, ketersedian bahan baku, peralatan, perlengkapan, kapasitas usaha, rencana perluasan usaha, teknologi yang digunakan, proses produksi yang dilakukan, dan layout perusahaan. Proyek dikatakan layak apabila ada perkembangan produksi.

4.5.3. Analisis Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen dilakukan secara kualitatif untuk melihat apakah fungsi manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan operasional usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah. Jika Fungsi manajemen dapat diterapkan, maka usaha tersebut dinilai layak dari aspek manajemen. Analisis aspek manajemen dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan aspek manajemen perusahaan, seperti: struktur organisasi, tugas dan wewenang tenaga kerja, dan kebutuhan tenaga kerja dalam suatu usaha. Proyek dikatakan layak apabila menggunakan sistem manajemen yang baik.

4.5.4. Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan

Analisis sosial dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pola dan kebiasaan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan usaha, karena pertimbangan ini berhubungan langsung dengan kelangsungan suatu usaha. Suatu usaha harus tanggap terhadap keadaan sosial seperti, penciptaan lapangan kerja, distribusi pendapatan, dan lain sebagainya. Selain itu, apakah usaha tersebut dapat diterima oleh masyarakat sekitarnya serta bagaimana dampak usaha terhadap lingkungan.

4.5.5. Analisis Aspek Hukum

Analisis ini dimaksudkan untuk meyakini bahwa secara hukum rencana bisnis dinyatakan layak atau tidak. Dalam hal ini, akan dianalisis sejauh apa CV WPIU mengikuti peraturan-peraturan ataupun perundang-undangan yang berlaku, perizinan apa saja yang telah dipenuhi, serta bagaimana bentuk dan badan hukum usaha. 34

4.5.6. Analisis Aspek Finansial

Dalam melakukan analisis aspek finansial diperlukan kriteria investasi yang menyatakan usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Kriteria investasi yang digunakan tersebut adalah: 1 Net Present Value NPV Net Present Value NPV adalah suatu alat analisis untuk menguji kelayakan dari suatu investasi. NPV adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi pada tingkat bunga tertentu atau dapat dikatakan sebagai selisih antara nilai bersih dari manfaat dan biaya pada setiap tahun kegiatan usaha. Rumus yang digunakan dalam penghitungan NPV menurut Kadariah et al. 1999 adalah sebagai berikut: NPV =     n t t i Ct Bt 1 Dimana: Bt = Penerimaan benefit bruto tahun ke-t Ct = Biaya cost bruto tahun ke-t n = Umur Ekonomis Usaha t = Tahun i = Tingkat suku bungadiscount rate Dalam metode NPV, terdapat tiga penilaian kriteria investasi. Jika NPV suatu usaha lebih besar dari nol NPV0 berarti usaha tersebut layak dilakukan atau dilanjutkan karena memiliki arti, bahwa manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya, jika NPV usaha kurang dari nol NPV0, maka usaha tersebut tidak layak dilakukan atau dilanjutkan karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Sedangkan, jika NPV sama dengan nol NPV=0 manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan, artinya proyek mengembalikan persis sebesar modal sosial. Dengan demikian, usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi. 2 Net Benefit-Cost Ratio Net BC Analisis imbangan biaya dan penerimaan adalah alat analisis tingkat efisiensi setiap rupiah yang dikeluarkan yang diperoleh dari penerimaan. Net BC merupakan perbandingan NPV total dari manfaat bersih terhadap total dari 35 biaya bersih Gray, 1992 atau dapat dikatakan sebagai perbandingan antara jumlah nilai bersih yang bernilai positif sebagai pembilang dan nilai bersih yang bernilai negatif sebagai penyebut. Analisis ini akan menguji seberapa jauh setiap nilai rupiah yang akan dipakai dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Rumus yang digunakan dalam penghitungan Net Benefit-Cost Ratio Net BC menurut Kadariah et al. 1999 adalah sebagai berikut: Net BC =         n t t n t t i Ct Bt i Ct Bt 1 1 Dimana     Ct Bt Ct Bt Dimana: Bt = Penerimaan benefit bruto tahun ke-t Ct = Biaya cost bruto tahun ke-t n = Umur Ekonomis Usaha t = Tahun i = Tingkat suku bungadiscount rate Net BC digunakan untuk mengukur efisiensi dalam penggunaan modal. Jika Net BC suatu usaha lebih dari satu Net BC1, maka dapat dikatakan bahwa usaha tersebut layak untuk diusahakan atau dilanjutkan. Jika Net BC suatu usaha sama dengan satu Net BC=1, maka biaya yang dikeluarkan sama dengan keuntungan yang didapatkan. Jika Net BC suatu usaha kurang dari satu Net BC1, maka dapat dikatakan bahwa usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan atau dilanjutkan karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pada keuntungan yang diperoleh. 3 Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return IRR adalah tingkat suku bunga discount rate pada saat NPV sama dengan nol. Nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha tersebut layak diusahakan. Rumus perhitungannya menurut Kadariah et al. 1999 adalah sebagai berikut: IRR = i + i i NPV NPV NPV   36 Dimana: NPV = NPV yang bernilai positif NPV” = NPV yang bernilai negatif i = Tingkat diskonto yang menyebabkan NPV positif i” = Tingkat diskonto yang menyebabkan NPV negatif Jika ternyata IRR usaha lebih besar dari tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha layak untuk dilaksanakan. Namun, jika IRR usaha lebih kecil dari tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan. 4 Payback Periode PBP Payback Periode atau analisis waktu adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. Kriteria ini mengukur kecepatan proyek dalam mengembalikan biaya awal. Oleh sebab itu, kriteria ini menghitung arus kas yang dihasilkan dan bukan besarnya keuangan akuntansi Keown, 2001. Semakin kecil angka yang dihasilkan, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan. Perhitungan PBP menurut Kadariah et al. 1999 adalah sebagai berikut: Payback Periode = Ab I Dimana: I = Besarnya investasi yang dibutuhkan Ab = Benefit bersih yang dapat diperoleh setiap tahunnya Pada dasarnya semakin cepat Payback Periode menandakan semakin kecil risiko yang dihadapi oleh investor.

4.5.7. Analisis Nilai Pengganti Switching Value