Produktivitas Rumput dan Daya Dukung

Panjang Sungai Tengah ±1.716,00 km dengan debit 5,0 ls, sedangkan Sungai Selatan memiliki panjang ±1.552,95 km dengan debit 3,7 ls BTNAP 2008. Satu sungai utama, yaitu sungai Tengah yang terletak di tengah padang penggembalaan Sadengan airnya mengalir sepanjang tahunmusim. Pada musim kemarau masih ada sedikit aliran air yang kontinyu. Sungai Selatan yang terletak pada arah tenggara Padang Penggembalaan Sadengan mempunyai aliran sungai yang bersifat tidak permanen. Untuk memenuhi kebutuhan air bagi satwa di musim kemarau dibuatlah 4 buah bak air minum satwa. Sumber air berasal dari mata air Goa Basori yang dialirkan ke Padang Penggembalaan Sadengan melalui pipa paralon yang ditanam dalam tanah. Fluktuasi debit air tanah tidak terlalu besar sehingga diharapkan dapat menyuplai air ke Padang Penggembalaan Sadengan secara kontinyu. Sumber mata air di Goa Basori mempunyai vegetasi yang rapat dan lebat, sehingga fungsi tangkapan air oleh tajuk-tajuknya dapat dijalankan dengan baik dan menjamin keberlangsungan sumber air. Secara perlahan-lahan tangkapan air ini dikeluarkan melalui mata airspring. Dengan demikian fluktuasi air tanah antara musim kemarau dan musim penghujan tidak terlalu besar. Vegetasi tingkat pohon yang terdapat di dalam Padang Penggembalaan Sadengan antara lain : Apak Ficus sundalca, Ketangi Lagerstomia sp., Gebang Corypha utan, Gintungan Bischoffla javanica, Awar-awar Ficus septica, Bendo Arthocarpus elasticus dan Winong Tetranales nudiflora. Untuk pengelolaan satwa liar di padang penggembalaan Sadengan akan menguntungkan dengan adanya dominasi dari bambu, karena jenis ini merupakan pelindung yang baik dari predator dan gangguan pemburu liar. Vegetasi tingkat semak, jenis yang ada antara lain : Sontoloyo Hyptis capitata, Kerinyu Eupatorium odoratum, wedusan Ageratum conyzoldes, serut Strablus asper dan tembelekan Lantana camara. Ekosistem padang penggembalaan Sadengan dihuni oleh berbagai satwa liar dari kelas Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia. Jenis-jenis fauna yang dapat dijumpai secara langsung di padang penggembalaan Sadengan sebagian besar dari kelompok aves dan mamalia. Jenis-jenis yang banyak dijumpai antara lain : merak hijau Pavo muticus, rangkong Buceros rhinoceros, Kangkareng perut putih Anthracoceros albirostris, bangau tongtong Leptoptilus javanicus, elang ular Spilornis cheela, elang alap nipon Accipiter gularis, elang jawa Spizaetus bartelsi dan jalak putih Sturnus melanopterus. Mamalia yang dapat dijumpai di padang penggembalaan Sadengan antara lain banteng Bos javanicus, rusa Cervus timorensis, kijang Muntiacus muntjak, macan tutul Panthera pardus, Monyet Macaca fascicularis dan Lutung jawa Tracypithecus auratus. IV. BAHAN DAN METODE

4.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di TN Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Penelitian dan pengolahan data dilaksanakan selama 6 bulan yaitu pada bulan Maret sampai Agustus 2012.

4.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Alat tulis, gunting, jam tangan, kamera digital, kompas, peta kawasan, tally sheet, teropong binokuler, populasi banteng, perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dan Wolfram Mathematica 8.

4.3 Metode Pengumpulan Data

4.3.1 Pengumpulan Data Demografi Banteng

Data demografi banteng yang diperlukan meliputi: ukuran populasi, kelas umur, seks rasio, peluang hidup, fekunditas, dan usia kawin. Data yang dikumpulkan di lapangan berupa ukuran populasi, kelas umur dan seks rasio. Peluang hidup dan fekunditas didapatkan dari hasil analisis data lapangan sedangkan usia kawin didapatkan dari hasil studi pustaka. Pengambilan data menggunakan metode terkonsentrasi. Pengamatan di Padang Penggembalaan dilakukan dengan cara menghitung semua individu banteng di areal padang penggembalaan. Pengamatan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada pagi hari 05.00-08.00 dan sore hari 15.00-18.00 selama 9 hari atau 18 kali ulangan. Data yang dicatat meliputi jumlah individu pada setiap kelas umur dan jenis kelamin. Sehubungan sulitnya mengetahui secara pasti umur banteng di lapangan, maka penentuan umur banteng didasarkan pada morfologinya, kemudian dikategorikan menjadi kelas umur anak, remaja dan dewasa. Ciri-ciri morfologi dan perilaku pada setiap kelas umur di sajikan pada Tabel 2.