Analisis Sensitivitas terhadap Peluang Hidup dan Fekunditas Produktivitas dan Daya Dukung

sehingga pada keadaan pengelolaaan populasi ini diperlukan pengelolaan yang intensif. Perumbuhan populasi model matriks Leslie terpaut kepadatan di atas mengikuti model logistik. Model pertumbuhan logistik mengasumsikan bahwa pertumbuhan populasi banteng tergantung pada densitas populasi sehingga akan terjadi persaingan antar individu dalam memperoleh daya dukungnya, sehingga laju pertumbuhan tidak tetap dan dan tergantung pada ukuran populasinya. Semakin dekat ukuran populasi dengan daya dukungnya, maka laju pertumbuhan akan semakin lambat. Agar peningkatan pertumbuhan terjadi secara terus menerus perlu dilakukan peningkatan kapasitas daya dukung melalui rehabilitasi habitat Padang Penggembalaan Sadengan secara berkala. VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Ukuran populasi minimum lestari banteng di TN Alas Purwo adalah 94 ekor dengan jumlah betina anak 21 ekor, jantan anak 7 ekor, betina remaja 28 ekor, jantan remaja 9 ekor, betina dewasa 23 ekor, dan jantan dewasa 6 ekor dan diprediksi akan tercapai satu tahun mendatang; 2. Uji sensitivitas peluang hidup dan fekunditas terhadap ukuran populasi minimum lestari menunjukkan bahwa peningkatan nilai peluaang hidup dan fekunditas akan menyebabkan peningkatan ukuran populasi minimum lestari dan sebaliknya apabila dilakukan pengurangan terhadap masing- masing nilai peluang hidup dan fekunditas akan menyebabkan penurunan ukuran populasi minimum lestari; 3. Ukuran populasi optimum lestari di banteng TN Alas Purwo adalah 149 ekor dengan jumlah anak betina 23 ekor, anak jantan 8 ekor, betina remaja 39 ekor, jantan remaja 12 ekor, betina dewasa 53 ekor, dan jantan dewasa 14 ekor dan diprediksi akan tercapai 30 tahun yang akan datang atau pada tahun 2042.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini beberapa saran yang dapat disampaikan adalah : 1. Inventarisasi untuk mendapatkan data parameter demografi secara berkala perlu dilakukan minimal dengan mengelompokkan dalam tiga kelas umur, yaitu anak, remaja, dan dewasa sehingga struktur umur dapat diketahui untuk menilai keberhasilan perkembangan populasi banteng; 2. Rehabilitasi terhadap Padang Penggembalaan Sadengan untuk meningkatkan produktivitas rumput dan daya dukung satwa perlu dilakukan secara berkala agar ukuran populasi minimum dan optimum dapat tercapai; 3. Kondisi populasi saat ini hampir mendekati ukuran populasi minimumnya; jumlah individu pada kelas umur dewasa sudah melebihi ukuran populasi minimum lestari, sedangkan pada kelas umur anak dan dewasa masih di bawah ukuran populasi minimumnya sehingga perlu meningkatkan laju kelahiran melalui peningkatan seks rasio pada umur produktif dan tetap memperhatikan faktor- faktor penunjang kesejahteraannya. DAFTAR PUSTAKA Alikodra HS. 1983. Ekologi banteng Bos javanicusd’Alton di Taman Nasional Ujung Kulon. [Disertasi]. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Alikodra HS, Sastradipraja. D.1983.Studi tentang beberapa Parameter Faal Pelestarian Satwa Banteng Bos javanicus. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Alikodra HS. 2002. Pengelolaan Satwaliar Jilid I. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bogor. Alikodra HS. 2010. Teknik Pengelolaan Satwa Liar dalam rangka Mempertahakan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Bogor: Penerbit IPB Press. [BTNAP]Balai Taman Nasional Alas Purwo. 2004. Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Alas Purwo tahun 2003. Banyuwangi. [BTNAP]Balai Taman Nasional Alas Purwo. 2008. Laporan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengelolaan Feeding Grond Sadengan, Taman Nasional Alas Purwo. Banyuwangi. [BTNAP] Balai Taman Nasional Alas Purwo. 2005. Rencana Stratejik Taman Nasional Alas Purwo 2005-2009. Banyuwangi. [BTNAP]. Balai Taman Nasional Alas Purwo. 2011. Seri Buku Informasi dan Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Taman Nasional Alas Purwo. Banyuwangi. Beissinger SR, McCullough DR. 2002. Population viability analysis. University of Chicago Press, Chicago, Illinois, USA. 577 pp. Bolen EG, Robinson WL. 2003. Wildlife Ecology and Management. Ed ke-5. New Jersey: Pearson Education, Inc. Boyce MS. 1992. Population viability analysis.Annual review of ecology and systematics 23: 481-506 Brito D. 2002. Minimum Viable Population and Conservation Status of the Atlantic Forest Spiny Rat Trinomys eliasi. Biological Consrvation 153-158. Choquenot D. 1993. Growth, body condition and demography of wild banteng Bos javanicus on Cobourg Peninsula, northern Australia. Journal of Zoology, London 231:533-542.