Populasi Optimum Lestari Determining Minimum and Optimum Viable Population Size of Banteng (Bos javanicus) Based on Demographic Parameters at Alas Purwo National Park, Banyuwangi, East Java

adalah penyu hijau Chelonia mydas, penyu belimbing Dermochelys coriacea, penyu sisik Erithmochelys imbricate dan penyu abu-abu Lepidochelys olivacea. Penyu-penyu tersebut memanfaatkan pantai sekitar TN Alas Purwo sebagai tempat mendarat dan bertelur BTNAP 2005.

3.3.3 Ekosistem

Keadaan ekosistem khas TN Alas Purwo secara alami didominasi oleh tipe ekosistem hutan tropis dataran rendah yang merata di seluruh kawasannya.Selain itu, dijumpai juga ekosistem yang sangat beragam baik alami maupun buatan di antaranya terdiri dari 1 Ekosistem hutan pantai; 2 Ekosistem hutan mangrove; 3 Ekosistem hutan dataran rendah; 4 Ekosistem padang penggembalaan; 5. Ekosistem hutan jati hasil pembinaan habitat BTNAP 2011.

3.4 Padang Penggembalaan Sadengan

Upaya pembinaan populasi satwa, khususnya bantenngan pembuatan padang penggembalaan. Pada tahun 1975 dilakukan pembuatan padang penggembalaan di tiga tempat, yaitu padang penggembalaan Payaman seluas ±25 Ha, Pancur ±5 Ha, dan Sadengan 75 Ha. Padang Penggembalaan Payaman ternyata hanya jalur lintas satwa untuk mengasin dan tidak tersedia air minum, sehingga keberadaan satwa sangat jarang. Padang Penggembalaan Payaman dihutankan kembali dengan permudaan jambu mente, nangka dan lain sebagainya, setelah dinilai tidak layak. Padang penggembalaan yang kedua adalah Pancur seluas ±5 Ha. Perkembangannya hampir sama dengan Payaman sehingga difungsikan sebagai camping ground. Sadengan dibuka sebagai padang penggembalaan dengan luas 75 Ha menurut Surat Keputusan Direktorat Jenderal PPA tahun 1978, namun dalam kenyataan di lapangan ditemukan luas ± 84 Ha. Pembukaan Padang Penggembalaan Sadengan dilakukan dengan sistem tumpang sari yang melibatkan masyarakat sekitar hutan. Di dalam areal Padang Penggembalaan Sadengan terdapat 3 tiga sumber air utama yang permanen, yaitu sungai Basori, sungai Tengah, dan Sungai Selatan. Sungai Basori memiliki panjang ±0,782 km dan debit rata-rata 2,2 ls. Panjang Sungai Tengah ±1.716,00 km dengan debit 5,0 ls, sedangkan Sungai Selatan memiliki panjang ±1.552,95 km dengan debit 3,7 ls BTNAP 2008. Satu sungai utama, yaitu sungai Tengah yang terletak di tengah padang penggembalaan Sadengan airnya mengalir sepanjang tahunmusim. Pada musim kemarau masih ada sedikit aliran air yang kontinyu. Sungai Selatan yang terletak pada arah tenggara Padang Penggembalaan Sadengan mempunyai aliran sungai yang bersifat tidak permanen. Untuk memenuhi kebutuhan air bagi satwa di musim kemarau dibuatlah 4 buah bak air minum satwa. Sumber air berasal dari mata air Goa Basori yang dialirkan ke Padang Penggembalaan Sadengan melalui pipa paralon yang ditanam dalam tanah. Fluktuasi debit air tanah tidak terlalu besar sehingga diharapkan dapat menyuplai air ke Padang Penggembalaan Sadengan secara kontinyu. Sumber mata air di Goa Basori mempunyai vegetasi yang rapat dan lebat, sehingga fungsi tangkapan air oleh tajuk-tajuknya dapat dijalankan dengan baik dan menjamin keberlangsungan sumber air. Secara perlahan-lahan tangkapan air ini dikeluarkan melalui mata airspring. Dengan demikian fluktuasi air tanah antara musim kemarau dan musim penghujan tidak terlalu besar. Vegetasi tingkat pohon yang terdapat di dalam Padang Penggembalaan Sadengan antara lain : Apak Ficus sundalca, Ketangi Lagerstomia sp., Gebang Corypha utan, Gintungan Bischoffla javanica, Awar-awar Ficus septica, Bendo Arthocarpus elasticus dan Winong Tetranales nudiflora. Untuk pengelolaan satwa liar di padang penggembalaan Sadengan akan menguntungkan dengan adanya dominasi dari bambu, karena jenis ini merupakan pelindung yang baik dari predator dan gangguan pemburu liar. Vegetasi tingkat semak, jenis yang ada antara lain : Sontoloyo Hyptis capitata, Kerinyu Eupatorium odoratum, wedusan Ageratum conyzoldes, serut Strablus asper dan tembelekan Lantana camara. Ekosistem padang penggembalaan Sadengan dihuni oleh berbagai satwa liar dari kelas Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia. Jenis-jenis fauna yang dapat dijumpai secara langsung di padang penggembalaan Sadengan sebagian besar dari kelompok aves dan mamalia. Jenis-jenis yang banyak dijumpai antara lain : merak hijau Pavo muticus, rangkong Buceros