menyebabkan perburuan satwa liar semakin meningkat. Menurunnya populasi banteng di Cagar Alam Leuweung Sancang terjadi karena beberapa faktor seperti
rusaknya padang rumput akibat telah berubah fungsinya menjadi ladang garapan petani yang menyebabkan berkurangnya ketersediaan pakan banteng sehingga
membuat kondisi populasi dan penyebarannya mengalami perubahan dan berakibat adanya perburuan liar Mardi 1995; Subroto 1996; Jenuyanti 2002.
5.2 Ukuran Populasi Minimum Lestari
Beberapa hal yang harus diketahui sebelum menghitung ukuran populasi minimum lestari dengan sistem persamaan aljabar linier dengan metode eliminasi
adalah diketahuinya ukuran populasi, struktur umur, seks rasio, peluang hidup, dan fekunditas dari populasi banteng yang diteliti.
5.2.1 Ukuran Populasi, Struktur Umur, dan Seks Rasio
Ukuran populasi banteng di Padang Penggembalaan Sadengan, Taman Nasional Alas Purwo tahun 2012 pada saat dilakukan pengamatan adalah 93 ekor.
Angka tersebut merupakan ukuran populasi tertinggi dari 18 kali pengulangan sensus yang dilakukan. Struktur populasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Ukuran populasi, struktur umur, dan seks rasio banteng hasil pengamatan di TN Alas Purwo
Kelas Umur Jumlah individu
Seks rasio Jantan Betina
Total Anak 4
12 16
1 : 3 Remaja 7
22 29 1 : 3
Dewasa 10 38
48 1 : 4 Total 21
72 93 1 : 3
Pengelompokan kelas umur di atas dilakukan secara kualitatif dengan selang umur yang berbeda, sehingga terjadi akumulasi individu pada kelas umur
yang memiliki selang umur terlebar. Oleh karena itu, untuk mendapatkan komposisi struktur umur tahunannnya, maka populasi disusun pada kelas umur
dengan selang umur yang sama rata-rata tahunan.
Pada struktur umur yang menyusun populasi banteng di Padang Penggembalaan Sadengan, TN Alas Purwo jumlah individu terbanyak adalah
pada kelas umur dewasa, lalu kelas umur remaja dan yang paling sedikit adalah pada kelas umur anak. Apabila dibuat piramida struktur umur, kondisi ini akan
membentuk piramida terbalik di mana populasi akan mengalami kemunduran, tetapi karena setiap kelas umur memiliki selang umur berbeda maka struktur umur
yang sebenarnya adalah jumlah individu pada kelas umur tersebut dibagi dengan selang umurnya. Setelah dibagi dengan selang umurnya struktur umur populasi
banteng di Padang Penggembalaan Sadengan, TN Alas Purwo seperti tersaji pada Gambar 9.
Gambar 9 Struktur umur banteng di TN Alas Purwo. Struktur umur tersebut menunjukan keadaan populasi yang berkembang, di
mana jumlah individu anak lebih banyak dibandingkan dengan jumlah individu pada kelas umur di atasnya. Struktur umur tersebut juga menunjukan seks rasio
antara jantan dan betina pada setiap kelas umur. Seks rasio kelas umur remaja dan dewasa didapatkan dari pengamatan langsung di lapangan. Sedangkan seks rasio
anak didapatkan dari seks rasio pada kelas umur di atasnya yaitu kelas umur remaja, karena sangat sulit untuk membedakan anak jantan dan betina di
lapangan. Seks rasio jantan remaja dan betina remaja 1: 3 sedangkan seks rasio jantan dewasa dan betina dewasa adalah 1:4. Kondisi seks rasio pada populasi
tersebut tergolong normal di mana jumlah betina lebih banyak dibandingkan dengan jumlah jantan.
‐5 5
10 15
anak remaja
dewasa
Jantan Betina