Peluang Hidup Analisis Data
Gambar 7 Grafik angka kelahiran global tahun 1998-2011. Seks rasio merupakan perbandingan antara jumlah jantan dengan betina
dalam suatu populasi. Tabel 3 di bawah ini menunjukkan seks rasio banteng dewasa di TN Alas Purwo dari tahun 1998-2011.
Tabel 3 Seks rasio banteng dewasa di TN Alas Purwo tahun 1998-2011
No Tahun Jantan
Betina Seks
Rasio 1 1998
60 40
1 :
0.7 2 1999
47 41
1 :
0.9 3 2000
29 34
1: 1,2
4 2001 15
19 1:
1,3 5 2002
14 17
1: 1,2
6 2003 4
9 1:
2.3 7 2004
3 50
1: 16.7
8 2005 8
18 1:
2.3 9 2006
6 10
1: 1,7
10 2007 5
12 1:
2.4 11 2008
10 38
1: 3.8
12 2009 11
39 1:
3.5 13 2010
20 54
1: 2.7
14 2011 14
70 1:
5.0 Sumber : Balai TN Alas Purwo
Pada tahun 1998-1999 angka kelahiran menunjukkan angka paling kecil, hal ini karena pada rentang waktu tersebut perbandingan antara jumlah jantan dan
jumlah betina tidak seimbang, di mana jantan jauh lebih banyak dari jumlah individu betina. Banteng bersifat poligami dengan alfa male, di mana satu
individu jantan bisa mengawini lebih dari satu individu betina pada setiap musim
0.000 0.050
0.100 0.150
0.200 0.250
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011
laju kelahiran
indth
angka kelahiran
global
kawinnya. Jika jumlah jantan lebih banyak, sedangkan individu betina lebih sedikit maka jumlah betina yang bisa melahirkan akan lebih sedikit. Betina
dengan jumlah yang sedikit menyebabkan kecilnya jumlah betina yang produktif, kecilnya jumlah betina yang hamil, sedikitnya jumlah dan kualitas embriobetina
yang hamil dan sedikitnya jumlah anak yang lahir. Natalitas meningkat sejalan dengan semakin menurunnya seks rasio antara jantan dan betina.
Angka kematian global banteng di TN Alas Purwo tahun 1998-2011 dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Grafik angka kematian global banteng tahun 1998-2011 di TN Alas Purwo.
Angka kematian terbesar terjadi pada tahun 2001-2002, beberapa faktor penyebabnya antara lain keadaan alam saat itu, yaitu penyempitan padang
penggembalaan akibat invasi oleh enceng-enceng dan kirinyuh yang terjadi sampai tahun 2003 yang menyisakan 2 ha luas Padang Penggembalaan Sadengan
yang ditumbuhi oleh rumput pakan satwa BTNAP 2004. Penyempitan padang penggembalaan menyebabkan sempitnya areal rumput sumber pakan banteng
sehingga banteng kelaparan dan pergi mencari pakan dan sumber air baru di luar padang penggembalaan, bahkan ke luar kawasan. Keluarnya banteng dari kawasan
‐3 ‐2.5
‐2 ‐1.5
‐1 ‐0.5
0.5 1
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Tahun
laju kematian
indth
angka kematian
global