Ukuran Populasi, Struktur Umur, dan Seks Rasio

Gambar pengam Pada saat dilak sisanya te terus berja dukungny meningkat dan perana

5.5 Ukura

Proy populasi penelitian populasi p Gambar 1 12 Padang matan satwa, ang pengge kukan penel lah terinvas alan. Upaya ya dilakukan tan fungsi p annya dalam an Populas yeksi matri pada tahu ini adalah pada setiap 3. Penggemba , dan tandon mbalaan Sa litian hanya si oleh jenis a peningkat n melalui k padang pen m menduku i Optimum iks Leslie un-tahun b 200 tahun p tahunnya alaan Saden n air untuk m adengan me a 44 ha ya s kirinyuh d tan produkt kegiatan re nggembalaan ung satwa ya m Lestari terpaut kep erikutnya. n. Dari hasi a. Selisih p ngan dengan menyuplai k empunyai lu ang ditumb dan enceng ivitas rump habilitasi, y n sehingga ang ada teta padatan me Populasi il proyeksi populasi ter n populasi b kebutuhan a uas awal 84 uhi rerump g-enceng, se put pakan b yaitu memp daya dukun ap terjaga. enghasilkan yang dipro tersebut di rsebut dapa banteng, me air bagi satw ha, namun putan, seme erta suksesi anteng dan pertahankan ng, produkt n ukuran-uk oyeksikan idapatkan s at dilihat d enara wa. n pada entara yang daya n dan tifitas kuran pada elisih dalam Gambar 13 Grafik selisih jumlah individu banteng setiap tahun di TN Alas Purwo. Berdasarkan hasil gambaran selisih populasi pertahun didapatkan jumlah produksi terbesar yaitu titik tertinggi pada grafik. Populasi optimum lestari di TN Alas Purwo tercapai pada N 30 yaitu pada tahun 2042. Pada tahun tersebut laju pertumbuhan populasi mencapai angka maksimal sehingga menghasilkan jumlah individu terbanyak sebelum laju pertumbuhan menurun lagi akibat adanya batasan kepadatan di tahun berikutnya. Pada tahun 2042 tersebut ukuran populasi banteng mencapai 149 ekor dengan jumlah anak betina 23 ekor, anak jantan 8 ekor, betina remaja 39 ekor, jantan remaja 12 ekor, betina dewasa 53 ekor dan jantan dewasa 14 ekor. Populasi optimal lestari dicapai pada saat keadaan riap maksimal atau nilai dNdt tertinggi. Laju pertumbuhan populasi maksimal tercapai pada saat ukuran populasi mendekati setengah dari daya dukungnya. Pada sistem pengelolaan yang bertujuan untuk keperluan pemungutan satwa liar dapat dilakukan pada pertumbuhan yang maksimal ini. Perubahan ukuran populasi sangat dipengaruhi oleh perubahan kualitas makanan dan habitatnya Alikodra 2002, populasi dapat berubah jumlahnya dalam jangka waktu tertentu, perubahan ini sagat penting diketahui untuk mengatur sehingga diperoleh suatu jumlah yang optimum sesuai daya dukung habitatnya. Agar perkembangan populasi banteng dapat tercapai sampai keadaan 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 2012 2023 2034 2045 2056 2067 2078 2089 2100 2111 2122 2133 2144 2155 2166 2177 2188 2199 2210 2221 2232 tahun individu ∆Nt yang optimal maka perlu dilakukan rehabilitasi Padang Penggembalaan Sadengan sehingga produktivitas rumputnya tidak menurun. Luas Padang Penggembalaan Sadengan yang mempunyai luas 84 ha, saat ini hanya 44 ha saja yang ditumbuhi rerumputan pakan satwa, sisanya telah terinvasi oleh jenis tanaman lain, terutama enceng-enceng dan kirinyu dan pohon johar akibat susksesi. Upaya rehabilitasi Padang Penggembalaan Sadengan sudah dimulai sejak tahun 1985 berupa pembakaran gulma alang-alang sampai dengan tahun 1997. Padang Penggembalaan Sadengan mulai terinvasi oleh enceng-enceng dan kirinyuh pada tahun 1999. Invasi kedua jenis tumbuhan tersebut sampai puncaknya pada tahun 2003. Seluruh Padang Penggembalaan Sadengan tertutup, tanaman rumput yang tersisa ± 2 Ha BTNAP 2008. Beberapa upaya rehabilitasi padang penggembalaan Sadengan yang telah dilakukan oleh pengelola antara lain : a. Pembabatan enceng-enceng dan kirinyuh Pembabatan enceng-enceng dan kirinyuh dimulai tahun 2003 di mana pada saat itu enceng-enceng lebih dominan dari kirinyuh. Pada tahun 2007 populasi enceng-enceng menurun, namun sebaliknya kirinyuh semakin mendominasi. Enceng-enceng merupakan salah satu gulma yang paling sulit diberantas. Pembabatan enceng-enceng dilakukan dengan menggunakan parang dan mesin pemotong rumput. Enceng-enceng merupakan tumbuhan yang memiliki umur pendek, hanya 1 tahun, berbunga pada bulan Mei dan buah masak pada bulan Oktober-November. Setelahnya biji mulai lepas dari buah dan jatuh ke tanah menunggu hujan untuk tumbuh kembali. Enceng-enceng sangat membutuhkan cahaya matahari atau hidup subur di daerah terbuka dan kering. Biji memiliki masa dormansi yang cukup tinggi meskipun telah dilakukan pembabatan, biji berpeluang untuk tumbuh kembali. Pembabatan dengan mesin pemotong rumput dilakukan pada saat tumbuhan berukuran ±20-30cm, dipotong mendekati tanah, sedangkan pembabatan menggunakan parang menjelang fase pembungaan. Kirinyuh sulit diberantas karena memiliki biji yang sangat kecil dan mudah tertiup angin. Kecepatannya dalam adaptasi cukup menyulitkan