Pengumpulan Data Demografi Banteng

Selama rentang waktu tiga belas tahun 1998-2011, populasi banteng di Padang Penggembalaan Sadengan memiliki kecenderungan fluktuatif terhadap betina, menurun pada jantan, dan hampir rata-rata pada anak. Penurunan populasi terus menerus berlangsung dari tahun 1998-2003 dengan populasi ±110 ekor menjadi ±17 ekor. Lonjakan signifikan terjadi di tahun 2004 khususnya untuk betina dengan peak 50 ekor. Sampai dengan tahun 2011, populasi di Padang Penggembalaan Sadengan mencapai 100 ekor. Tingkat kehadiran banteng di Padang Penggembalaan Sadengan menurun secara signifikan pada tahun 2003, hal ini diakibatkan oleh invasi enceng-enceng Casia tora dan kerinyu Eupatorium odoratum yang menekan pertumbuhan rumput pakan satwa. Banteng menyebar sampai luar kawasan hutan produksi untuk mencari makan dan sumber air minum. Pada saat yang sama terjadi peningkatan tindak perburuan liar, tercatat 8 kasus kematian banteng di luar kawasan dan diamankannya 60 jerat satwa BTNAP 2004. Kondisi populasi banteng yang terus menurun dapat menyebabkan kepunahan lokal di kawasan tertentu jika pengelolaan terhadap habitat dan populasi banteng tidak dilakukan. Srimulyaningsih 2012 menyatakan bahwa kondisi populasi banteng yang terus menerus turun berarti menuju kepunahan, diduga akibat angka kematian yang tinggi dan laju pertumbuhan banteng yang terganggu karena beberapa faktor, antara lain 1 perburuan; 2 menurunnya kualitas dan kuantitas rumput di padang penggembalaan; 3 aktivitas manusia; 4 kematian karena umur yang suda tua; dan 5 kurangnya informasi mengenai struktur umur dan kepadatan banteng sehingga menyebabkan tidak terkontrolnya pengelolaan terhadap populasi dan habitat banteng. Upaya peningkatan kehadiran banteng dan upaya perlindungan populasi banteng di Padang Penggembalaan Sadengan dilakukan melalui kegiatan rehabilitasi berupa pembinaan habitat secara intensif melalui pembabatan, pendongkelan, dan pembakaran tanaman enceng-enceng dan kerinyu, selain itu dilakukan pembangunan dam dan instalasi sprinkle untuk air minum satwa dan penyiraman rumput. Hasilnya, kehadiran banteng di padang Penggembalaan Sadengan meningkat sejak tahun 2007. Kondisi populasi banteng di Padang Penggembalaan Sadengan, TN Alas Purwo ditunjukkan pada Gambar 6. Alik disebabka kematian, dipengaru dukung ka Gambar 6 Beb berhasil p globalkas Ang perbandin populasi d tahun. An terjadi pad Grafik an Gambar 7 kodra 198 an oleh beb kepadatan uhi oleh ber awasan. 6 Populasi b erapa param penulis ana sar, dan seks gka kelahira ngan antara dalam suatu ngka terseb da tahun 19 ngka kelahir . 3 menyat berapa para populasi, s rbagai fakto banteng di P meter demo alisa adalah s rasio kela an global a jumlah in u periode t but berkisar 99-2000 da ran kasar d akan bahw ameter pop struktur um or eksterna Padang Peng ografi yang h angka ke s umur dew atau angka ndividu yan tertentu dal r antara 0 an angka kel dari tahun wa fluktuas pulasi seper mur, dan sek al, seperti a ggembalaan dapat dihas elahiran glo wasa. kelahiran ng dilahirka lam hal ini ,074-0,213. lahiran terb 1998 samp si populasi rti angka k ks rasio. H aktivitas ma Sadengan, T silkan dari d obalkasar, kasar men an dengan i dalam jan Angka ke besar pada ta ai 2011 da banteng kelahiran, a Hal lainnya anusia dan TN Alas Pur data di atas angka kem nunjukkan a seluruh an ngka waktu elahiran ter ahun 2009-2 apat dilihat dapat angka dapat daya rwo. yang matian angka ggota u satu rkecil 2010. pada