2.3.4 Struktur Umur dan Seks Rasio
Penyebaran umur merupakan ciri atau sifat penting populasi yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas. Biasanya populasi yang sedang
berlangsung cepat akan mengandung bagian besar individu-individu muda, populasi yang stasioner memiliki pembagian kelas umur yang lebih merata, dan
populasi yang menurun akan mengandung bagian besar individu-individu yang berusia tua Odum 1993.
Individu-individu dalam populasi mencakup berbagai tingkatan umur. Struktur umur adalah proporsi individu dalam setiap kelas umur dari suatu
populasi Deshmukh 1992. Struktur umur dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perkembangan satwa liar, sehingga dapat dipergunakan pula untuk
menilai prospek kelestarian satwa liar Alikodra 2002. Tarumingkeng 1994 menggolongkan struktur umur pada populasi dalam
tiga pola, yaitu : 1. Struktur umur menurun yaitu struktur umur yang memiliki kerapatan populasi
kecil pada kelas-kelas umur yang sangat muda dan muda, paling besar pada kelas umur sedang dan kecil pada kelas umur tua. Perkembangan populasi
tersebut terus menurun dan jika keadaan lingkungan tidak berubah, populasi akan punah setelah beberapa waktu;
2. Struktur umur stabil, bentuk piramida sama sisi, dengan sisi-sisi yang kemiringannya mengikuti garis lurus; dan
3. Struktur umur meningkat dengan populasi yang terus meningkat, merupakan piramida dengan sisi-sisi yang cekung dengan dasar yang lebar.
Seks ratio adalah perbandingan jumlah jantan dengan betina dalam satu populasi. Hoogerwerf 1970 menyatakan bahwa seks rasio banteng adalah 1:3
sampai 1:4; sedangkan Alikodra 1983 menyatakan seks rasio banteng di padang penggembalaan Cijungkulon adalah 1:6.
2.3.5 Penentuan Kelas Umur Banteng
Identifikasi umur satwa liar di lapangan mengalami banyak kesulitan, oleh karena itu penentuan kelas umur dapat ditentukan hanya berdasarkan morfologi
dan perilaku satwa di lapangan. Kelas umur hanya dibagi dalam tiga kelas yaitu anak, remaja, dan dewasa.
Hoogerwerf 1970 menyatakan bahwa perkembangan tanduk dapat dipergunakan untuk mengetahui kelas umur dari banteng sampai mencapai umur
kurang lebih 30 bulan. Tabel hubungan antara umur banteng, tinggi sampai pundak dan panjang tanduk dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hubungan antara umur banteng, tinggi sampai pundak, dan panjang tanduk
Kelamin Umur
Tinggi sampai pundak cm Panjang tanduk cm
Jantan 4.0 Hari
75 Tidak ada tanda-tanda
Jantan 23.0 Hari
84 Benjolan
kecil Jantan
36.0 Hari 92
Tanduk muncul di permukaan kulit
Jantan 63.0 Hari
85 2
Jantan 70.0 Hari
- 3
Jantan 6.5 Bulan
110 8
Jantan 9.5 Bulan
120 15
Jantan 12.0 Bulan
125 23
Jantan 20.5 Bulan
125 35
Jantan 2.5 Bulan
90 2
Betina 17.0 Bulan
118 9
Sumber : Hoogerwerf 1970
2.4 Populasi Minimum Lestari 2.4.1 Pengertian
Menurut Soule 1995, MVP dapat diartikan sebagai seperangkat penduga yang merupakan hasil dari suatu proses sistematik untuk menduga spesies, lokasi
dan kriteria kelestarian populasi. Proses tersebut mengacu pada analisis populasi atau Population Viability Analysis PVA.
PVA merupakan tahap lanjut dari analisis demografi yang bertujuan untuk mempelajari apakah suatu spesies mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup
di suatu lingkungan Bessinger McCullough 2002, Morris Doak 2002. Sebagai alat bantu yang penting bagi PVA diterapkan berbagai metode
matematika dan statistika. Lebih lanjut PVA bermanfaat memantau fluktuasi ukuran populasi dari suatu spesies Indrawan et al. 2007.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih spesies dalam analisis populasi Soule 1995 adalah :