menengah dan kecil hadir secara bersamaan. Hadirnya masing-masing skala usaha pada industrialisasi pertanian ini disebabkan karena dalam kenyataannya terdapat
industri hulu dan hilir yang saling berkaitan satu dan lainnya. Namun dalam banyak kasus yang terjadi bahwa industri pertanian skala kecil seringkali menjadi
tumpuan bagi pengembangan industri pertanian. Industri pertanian skala kecil menggunakan teknologi sederhana, modal yang tidak begitu besar, banyak
menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal, bahan bakunya fleksibel dan padat karya. Seperti halnya agroindustri dalam skala kecil atau skala
rumahtangga lebih banyak hadir di desa sebagai industri pertanian skala kecil. Masyarakat lebih menyukai industri pertanian skala kecil karena tidak
membutuhkan modal yang banyak tetapi mampu menyerap tenaga kerja di desa. Industri pertanian skala kecil yang hanya menggunakan teknologi sederhana
belum memiliki cara yang tepat dalam pengolahan limbah yang mengakibatkan masalah terhadap penurunan kualitas lingkungan yang sehat. Limbah yang
dihasilkan oleh industri-industri pertanian skala kecil dapat dikatakan merugikan lingkungan sekitarnya. Pembangunan industri pengolahan hasil pertanian di
pedesaan seperti agroindustri dapat dikatakan memiliki andil terhadap aspek sosial-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat di desa.
1.2 Rumusan Masalah
Desa sejak lama dijadikan sebagai objek kebijakan ekonomi pembangunan dan pengaturan kehidupan sosial di berbagai sektor. Salah satu kebijakan yang
intensif dilakukan oleh pemerintah selama ini adalah kebijakan pembangunan pertanian. Menurut Rahardjo 1984 pembangunan pertanian dan pedesaan selama
ini mengalami dilemma. Satu pihak produksi pertanian harus ditingkatkan karena merupakan landasan dan prasyarat bagi proses industrialisasi. Akan tetapi
kenyataannya, peningkatan produktivitas yang dilakukan dengan menggunakan teknologi efisien, menimbulkan penghematan tenaga kerja di sektor pertanian.
Penghematan tenaga kerja di sektor pertanian cenderung menimbulkan proses
marginalisasi masyarakat di wilayah pedesaan.
Industri pengolahan pertanian menjadi solusi dari penghematan tenaga kerja di sektor pertanian yang terjadi selama ini. Industri pengolahan pertanian skala
usaha kecil biasanya berada di desa dan memiliki keterbatasan modal dan menggunakan teknologi sederhana dalam kegiatannya. Indusri pengolahan
pertanian yang berada di desa dapat dikategorikan sebagai industri pedesaan. Produsen dan tenaga kerja industri pengolahan pertanian yang berdiri di desa
terutama industri pengolahan pertanian skala usaha kecil biasanya merupakan masyarakat lokal. Beberapa penelitian yang telah dilakukan, di beberapa daerah di
Indonesia. Sunarjan 1991, mengemukakan penelitiannya bahwa industri rokok kretek sebagai industri pedesaan memiliki dampak terhadap aspek sosio-ekonomi
masyarakat lokal. Pada industri rokok kretek di pedesaan menyebabkan perubahan kepemilikan lahan dan pemanfaatan lahan. Lahan yang awalnya dimanfaatkan
untuk pertanian sawah kini berubah menjadi perumahan dan kepentingan agroindustri rokok kretek. Perubahan kepemilikan lahan sawah disertai dengan
perubahan mata pencaharian. Masyarakat yang tadinya bekerja di sawah, kini bekerja pada industri rokok kretek. Penelitian yang diungkapkan Suhandi et.al
1989-1990, bahwa pembangunan industri di pedesaan mengakibatkan dampak sosial-ekonomi yakni menyebabkan areal lahan pertanian menyempit dan
mengakibatkan hilangnya mata pencaharian bagi petani, sehingga sebagian masyarakat petani akan beralih pekerjaan menjadi buruh industri atau pedagang.
Kristanto 2004 mengungkapkan bahwa pembangunan industri dapat menyebabkan perubahan lingkungan terhadap aspek sosial-ekonomi, budaya
maupun pencemaran. Industri telah meningkatkan permintaan akan sumberdaya alam sebagai bahan baku utama proses pengolahan dan memaksa sistem alam
untuk menyerap hasil sampingan yaitu limbah. Salim 1986 mengungkapkan bahwa industri mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan. Hal ini karena
industri adalah kegiatan mengubah sumber alam menjadi produk baru dan industri menghasilkan limbah atau ampas dari kegiatannya yang mencemarkan
lingkungan. Limbah merupakan buangan berupa cairan, padat maupun gas yang berasal dari suatu lingkungan masyarakat, yang dihasilkan oleh aktivitas industrial
atau rumahtangga di sektor domestik maupun publik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi setelah revolusi industri merupakan
gejala dari kebijakan pembangunan yang kurang menyadari pentingnya lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup ini mengakibatkan terganggunya
keselarasan hubungan manusia dengan lingkungan. Seperti pembangunan pertanian yang selama ini dijalankan dengan tujuan peningkatan produktivitas.
Pada dasarnya peningkatan produktivitas dalam pembangunan pertanian justru menggunakan bahan-bahan kimia dalam proses produksinya dan kurang
memperhatikan dampak terhadap kerusakan lingkungan hidup. Beberapa penelitian yang telah membahas dan menganalisis agroindustri sebagai industri
pengolahan di pedesaan masih sedikit yang menyinggung isu mengenai limbah yang dihasilkan oleh kegiatan agroindustri terhadap lingkungan hidup masyarakat
di pedesaan. Jika ditelusuri lebih lanjut terdapat hubungan sirkuler antara manusia dan lingkungan hidupnya. Hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya
sangat kompleks, karena dalam lingkungan hidup ada terdapat banyak unsur. Manusia melakukan kegiatan yang pada dasarnya mempengaruhi lingkungan
hidupnya, begitupun sebaliknya Soemarwoto 2004. Seperti dalam penelitian Rachmat 1993 mengungkapkan terdapat dampak
pencemaran air limbah dari industri kecil penyamakan kulit di Sukaregang, terhadap kualitas air Sungai Ciwalen, dan Sungai Cigulampeng. Kedua sungai
tersebut merupakan sumber aliran irigasi untuk sawah-sawah sekitar. Pencemaran kedua air sungai tersebut menyebabkan terhambatnya pertumbuhan padi dan
terganggunya produktivitas pada hasil panen. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. maka
terdapat beberapa hal yang dapat diangkat sebagai bahan pertimbangan untuk dikaji dalam studi agroindustri:
1. Apa dan bagaimana respon masyarakat lokal terhadap dampak sosio-
ekonomi atas hadirnya industri pengolahan tahu di Kampung Cikaret? 2.
Apa dan bagaimana respon masyarakat lokal terhadap dampak sosio- ekologi atas hadirnya industri pengolahan tahu di Kampung Cikaret?
1.3 Tujuan Penelitian