Tingkat Kesehatan Respon masyarakat lokal atas kehadiran industri pengolahan tahu (studi kasus: kampung Cikaret, kalurahan Cikaret, kecamatan Bogor Selatan, kota Bogor, Jawa Barat)

aliran Sungai Cimanglid yang mengitari wilayah RW 01 Kampung Cikaret. Sehingga menimbulkan konflik dengan warga di RW 01 Kampung Cikaret. Industri pengolahan tahu milik Pak Hto selain menghasilkan limbah padat dan cair juga menghasilkan limbah berupa asap. Asap berwarna hitam yang keluar dari cerobong industri pengolahan tahu menandai bahwa sedang ada proses pembuatan tahu. Asap hitam tersebut biasanya berasal dari proses pembuatan tahu pada tahapan pemasakan bubur kedelai dan pada tahapan penggorengan untuk tahu goreng. Industri pengolahan tahu milik Pak Hto menggunakan kayu bakar dalam proses pemasakan dan penggorengannya. Meskipun demikian, asap yang dikeluarkan oleh industri pengolahan tahu milik Pak Hto setiap harinya tidak mengganggu udara disekitar. Hanya saja ada seorang warga di RW 01, warga yang merasa terganggu karena pernah melihat adanya percikan api pada cerobong asap milik Pak Hto. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Hlm ketua pemuda di Kampung Cikaret sebagai informan pada penelitian ini: “Cerobong asapnya kadang-kadang mengeluarkan percikan api. Padahal di dekat cerobong asap ada rumah-rumah warga. Takutnya terjadi kebakaran. K alau malam hari, wah….percikan apinya terlihat jelas. Kalau siang hari sih..tidak begitu terlihat jelas ” Bapak Hlm, 37 tahun, ketua pemuda. Percikan api yang sering keluar dari cerobong asap tersebut membuat resah warga sekitar karena di sekitar cerobong asap ada rumah-rumah warga. Tetapi asap yang dikeluarkan tidak membuat terganggunya aktivitas warga.

6.5 Tingkat Kesehatan

Masyarakat Kampung Cikaret di RW 01 Gang Madrasah tidak memiliki masalah kesehatan yang disebabkan oleh limbah tahu. Sebanyak dua rumahtangga dari 66 rumahtangga yang menjadi responden mengungkapkan hanya pernah mengalami masalah gatal-gatal saat awal pencemaran limbah tahu terhadap sungai di wilayahnya. Penyakit gatal-gatal yang menyerangnya disebabkan responden berinteraksi langsung dengan air sungai. Penyakit gatal-gatalnya tersebut hanya dideritanya selama satu hari dan tidak menimbulkan dampak apa-apa. Pada rumahtangga yang terkena penyakit gatal-gatal, semua yang mengalami gatal-gatal tersebut adalah anak-anak. Penyakit gatal-gatal ini disebabkan anak-anak masih suka untuk bermain ke sungai meskipun telah dilarang oleh orang tua mereka. Responden lainnya mengakui bahwa limbah tahu hanya berdampak pada masalah bau di sekitar sungai dan lingkungan tempat tinggal saja, sedangkan untuk masalah kesehatan tidak ada masalah bagi responden lainnya. 6.6 Ikhtisar Respon Masyarakat Lokal terhadap Dampak Sosio- Ekologi atas Hadirnya Industri Pengolahan Tahu Hadirnya industri pengolahan tahu di Kampung Cikaret menyebabkan perubahan pada aspek sosio-ekologinya. Perubahan yang terjadi lebih cenderung pada perubahan secara negatif dibandingkan perubahan positifnya. Masyarakat yang dominan bertempat tinggal di pinggiran sungai wilayah Kampung Cikaret merupakan masyarakat penduduk asli. Sungai merupakan salah satu sumber air yang biasa masyarakat Kampung Cikaret pergunakan untuk kebutuhan sehari- harinya. Sebelum hadirnya industri pengolahan tahu masyarakat lebih memilih menggunakan sungai daripada menggunakan sumur. Masyarakat yang memilih menggunakan sungai disebabkan masyarakat mengeluhkan kualitas air sumur yang berwarna kuning. Warna kuning ini disebabkan karena daerah wilayah Kampung Cikaret dulu merupakan persawahan, sehingga air sumur yang dihasilkan tidak begitu bagus. Sungai di wilayah Cikaret sebelum banyaknya penduduk yang bermigrasi dan sebelum hadirnya industri pengolahan tahu sangat bersih. Namun setelah ada banyak penduduk bermigrasi ke wilayah Kampung Cikaret dan hadirnya industri pengolahan tahu menyebabkan kualitas air sungai yang merupakan sumber air bersih bagi kebanyakan penduduk Kampung Cikaret. Padatnya penduduk menyebabkan sampah rumahtangga semakin banyak, serta hadirnya industri pengolahan tahu menyebabkan air sungai tercemar oleh limbah tahu yang setiap hari berproduksi. Pada Tabel 12. Disajikan data dan penjelasan mengenai respon masyarakat lokal terhadap dampak sosio-ekologi atas hadirnya industri pengolahan tahu. Tabel 12. Respon Masyarakat Lokal terhadap dampak Sosio-Ekologi atas Hadirnya Industri Pengolahan Tahu Opini masyarakat lokal Keterangan mengenai opini terhadap dampak sosio- ekologi Pencemaran Sungai tercemar, bau menyengat, sumber air terganggu Kenyamanan Hanya sedikit responden yang merasa tidak nyaman Konflik Teguran mengenai bau yang ditimbulkan limbah tahu dan terganggunya kualitas sumber air masyarakat lokal Kesehatan Ada gangguan kesehatan yang disebabakan limbah tahu, tetapi hanya dua rumahtangga responden Limbah tahu yang dihasilkan pada industri pengolahan tahu milik Pak Hto berdampak pada masyarakat disekitarnya. Bukan hanya pada bau limbah yang ditimbulkan tetapi juga berdampak pada perubahan pola pemanfaatana air sungai yang biasa dilakukan oleh masyatrakat. Pencemaran yang timbul akibat limbah tahu yang dibuang ke sungai tergolong tinggi. Pencemaran dilihat dari pendapat responden mengenai air sungai di sekitar wilayahnya yang sudah kurang bahkan tidak dimanfaatkan lagi, serta kualitas sumber air bersih salah satunya sungai yang terganggu akibat limbah. Kenyamanan hidup masyarakat pun terganggu dilihat dari pendapat masyarakat lokal mengenai lingkungan sekitar pemukimannya. Lingkungan tempat tinggal yang tadinya bersih sebelum adanya industri pengolahan tahu kini setelah ada industri pengolahan tahu menjadi tidak bersih. Hal ini dikarenakan responden banyak yang tinggal disekitar bantaran sungai, bahkan sepanjang Kampung Cikaret dikelilingi dengan selokan atau kali yang mengalir mengitari rumah-rumah. Sehingga bau limbah dari industri pengolahan tahu akan tercium apalagi jika musim kemarau. Bau yang ditimbulkan pun menimbulkan sikap berupa teguran dari masyarakat lokal terhadap industri pengolahan tahu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat respon mengenai dampak sosio-ekologi atas hadirnya industri pengolahan tahu. Pada aspek kesehatan responden masih tergolong tinggi, hal ini disebabkan penyakit yang ditimbulkan oleh limbah tahu hanya gatal-gatal saja itupun hanya pada dua responden rumahtangga yang mengalaminya. Responden yang mengalami gatal-gatal akibat limbah tahu pun disebabkan responden berinteraksi dengan air sungai yang sudah jelas terkena limbah tahu. Tetapi penyakit gatal-gatal yang dialami oleh responden tidak berkepanjangan. Penyakit gatal tersebut hanya di derita dalam hitungan hari saja. Respon masyarakat lainnya mengenai penyakit yang ditimbulkan akibat limbah tahu dominan hampir menyatakan tidak ada penyakit yang ditimbulkan karena limbah tahu. Dapat disimpulkan kembali bahwa industri pengolahan tahu di Kampung Cikaret membawa dampak sosio-ekologis bagi masyarakat lokal. Terjadinya perubahan pola pemanfaatan sungai, terganggunya kualitas sumber air bersih hingga terjadinya respon masyarakat lokal berupa sikap teguran terhadap industri pengolahan tahu. Hadirnya industri pengolahan tahu di Kampung Cikaret juga membuat sebagian masyarakat lokal menyatakan tidaknyaman dengan lingkungan sekitar tempat tinggalnya akibat limbah tahu. Akibat limbah tahu juga terdapat dua rumahtangga responden yang mengalami penyakit gatal karena berinteraksi dengan air sungai yang telah tercemar oleh limbah tahu. BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan