Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Agroindustri

2004 menjadi berjumlah 787.107 orang. Selama lima tahun tersebut, dapat dinyatakan bahwa perusahaan agroindustri mampu menyerap tenaga kerja setiap tahunnya.

2.1.4 Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Agroindustri

Keberlangsungan kegiatan agroindustri tidak terlepas dari adanya faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan agroindustri, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengungkapkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kegiatan agroindustri. Seperti pada penelitian Suhada 2005 dalam penelitiannya terhadap strategi pengembangan agroindustri penyamakan kulit di wilayah Kabupaten Garut Jawa Barat, berpendapat bahwa ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri penyamakan kulit yang ditelitinya yaitu faktor teknologi, sumberdaya manusia, dan modal. Faktor-faktor itulah yang mempengaruhi skala usaha agroindustri yang dikembangkan, jika menggunakan teknologi yang efisien dengan sumberdaya yang rata-rata memiliki pendidikan tinggi serta modal yang cukup besar maka tidak lain agroindustri yang dikembangkan pun memiliki skala yang lebih besar. Penelitian yang sama diungkapkan oleh Rachmawati 2002 terhadap studi pengembangan sistem agroindustri kentang di wilayah pedesaan, berpendapat terdapat beberapa faktor yang berperan dalam pengembangan agroindustri kentang. Faktor-faktor tersebut yaitu bahan baku, sumberdaya manusia, peluang dan potensi pasar, permodalan, penyebaran teknologi, sarana dan prasarana dan kebijakan pemerintah. Lebih jelasnya diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sufandi 2006 dalam penelitiannya terhadap strategi pengembangan agroindustri pedesaan di Kabupaten Bengkalis mengungkapkan adanya faktor-faktor yang memang dapat menguatkan kegiatan agroindustri agar dapat berlangsung dengan baik. Faktor-faktor tersebut yaitu, pertama diperlukan adanya Lembaga Pembina seperti Dinas Kehutanan, Perkebunan, Perindustrian, dan Koperasi yang merupakan modal utama dalam usaha pengembangan agroindustri pedesaan. Keberadaan lembaga inilah yang nantinya akan menjadi fasilitator bagi pelaku usaha agroindustri di pedesaan. Kedua diperlukan kebijakan pemerintah untuk mendukung kegiatan agroindustri seperti halnya yang dilakukan oleh pemerintah di Kabupaten Bengkalis yaitu mendukung untuk menjadikan kabupaten bengkalis menjadi pusat perdagangan Asia Tenggara 2020. Ketiga adalah kualitas produk, seperti pada masyarakat di Kabupaten Bengkalis cenderung menyukai produk yang bebas pengawet. Kemudian hal terpenting dalam memperlancar kegiatan agroindustri pedesaan adalah penyediaan sarana dan prasarana yang harus diperhatikan. Selain itu modal usaha dalam pengembangan agroindustri juga harus dibantu oleh pemerintah dan koperasi bagi pengusaha-pengusaha kecil.

2.1.5 Karakteristik Agroindustri Skala Kecil