rumahtangga. Lalu diikuti dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama SMP, dan jenjang pendidikan perguruan tinggi.
4.3.3 Kegiatan-Kegiatan Sosial Respoden
Kampung Cikaret memiliki kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan bersama warganya berupa kegiatan kerja bakti, pengajian, arisan. Kegiatan pengajian
biasanya empat kali dalam seminggu, sedangkan arisan hanya berlaku untuk para wanita dan dilakukan sebulan sekali. Kerja bakti yang diadakan di Kampung
Cikaret tidak tentu, hal ini disebabkan kegiatan kerja bakti yang dilakukan biasanya bagaimana ketentuan dari pihak kelurahan. Biasanya kegiatan kerja bakti
yang dilakukan adalah membersihkan selokan, membetulkan jalan, membersihkan sampah di sepanjang pinggir jalan.
Kegiatan yang lebih menarik lagi adalah kegiatan “Ngaliweut” bersama.
Ngaliweut adalah kegiatan makan bersama dimana nasi yang biasa dimakan dituangkan diatas daun pisang dan diberi beberapa lauk yang dicampurkan.
Kegiatan ngaliweut di Kelurahan Cikaret ini dilakukan setiap satu tahun sekali pada Bulan Juli sebagai hari ulang tahun kelurahan dan menyambut HUT RI di
Bulan Agustus, uniknya ngaliweut yang dilakukan sepanjang 2 km. Jarak panjang daun pisang untuk kegiatan ngaliweut sendiri dimulai dari Gang Kosasih
Kelurahan Cikaret hingga berakhir pada lapangan cepot ujung Gang Kosasih. Warga yang tinggal di Kelurahan Cikaret, terutama warga Kampung Cikaret
berkumpul dan melakukan kegiatan ngaliwet secara bersama-sama. Kegiatan ngaliweut tidak hanya diikuti oleh warga Kampung Cikaret saja, tetapi warga dari
kampung lain yang masih satu kelurahan juga ikut serta.
4.4 Ikhtisar Karakteristik Responden Kampung Cikaret
Karakteristik responden di Kampung Cikaret dengan jumlah total 66 rumahtangga sangat beragam. Karakteristik responden ini berdasarkan asal
kependudukan responden, suku yang dimiliki responden, mata pencaharian responden, tingkat pendidikan yang ditempuh responden dan kegiatan-kegiatan
sosial diikuti oleh responden. Pada Tabel 8 disajikan mengenai karakteristik responden di Kampung Cikaret.
Tabel 8. Ikhtisar Karakteristik Responden Kampung Cikaret
Aspek Penelitian Kampung Cikaret
Asal Kependudukan Suku
Mata Pencaharian Tingkat Pendidikan
Kegiatan Sosial Responden Asli
Sunda Beragam
Sedang Pengajian, Arisan, Kerja bakti, Ngaliweut
Berdasarkan Tabel 8 responden merupakan penduduk asli dan mayoritas suku sunda. Mata pencaharian yang dimiliki beragam dan semua merupakan mata
pencaharian pada non industri pengolahan tahu. Keberagaman mata pencaharian ini disebabkan tingkatan pendidikan yang dimiliki oleh responden pun berbeda-
beda. Tingkatan pendidikan responden termasuk kedalam kategori golongan sedang, karena masih ada sembilan responden yang merupakan lulusan perguruan
tinggi. Kegiatan-kegiatan yang biasa diikuti oleh responden merupakan kegiatan yang sering diadakan di wilayahnya, baik tingkat kelurahan maupun tingkat
kampung. Jenis kegiatan yang biasa responden ikuti yaitu: pengajian, arisan, kerja bakti, dan ngaliweut bersama setahun sekali.
Wilayah Kampung Cikaret merupakan wilayah yang dikelilingi oleh dua buah sungai yaitu Sungai Cikaret dan Sungai Cimanglid. Kedua buah sungai ini
melintasi wilayah RW 01, wilayah RW 01 merupakan wilayah tempat tinggal responden. Responden menyadari kehadiran industri pengolahan tahu
menghasilkan limbah yang setiap hari mencemari lingkungannya. Bau limbah yang menyengat dapat dirasakan oleh responden setiap hari terutama pada musim
kemarau. Responden memiliki karakteristik yang sama dalam pemanfaatan sungai. Responden lebih banyak menggunakan sungai untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya meskipun telah memiliki sumur. Kehadiran industri pengolahan tahu mengubah pola pemanfaatan pada sungai yang biasa dilakukan
oleh responden, sehingga responden memiliki respon yang berbeda-beda mengenai dampak yang dirasakan atas hadirnya industri pengolahan tahu
berdasarkan lapisan atau struktur pendapatan rumahtangganya.
BAB V RESPON MASYARAKAT LOKAL
ATAS DAMPAK SOSIO-EKONOMI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU
5.1 Pendahuluan Dampak Sosio-Ekonomi