Persaingan Bekerja di Industri Pengolahan Tahu

sekitar industri pengoalahan tahu miliknya telah memiliki pekerjaan tetap. Selain memiliki pekerjaan tetap, tidak ada minat dari masyarakat untuk bekerja pada industri pengolahan tahu milik Pak Hto. Industri pengolahan tahu milik Pak Hto yang merupakan salah satu agroindustri pada skala kecil tetapi tidak begitu banyak berperan dalam penyerapan tenaga kerja di wilayahnya, khususnya Kampung Cikaret. Peranan agroindustri sebagai penyerapan tenaga kerja akan berjalan jika diseimbangi dengan minat dan ketertarikan masyarakat lokal terhadap agroindustri.

5.3.3 Persaingan Bekerja di Industri Pengolahan Tahu

Adanya pendatang sebagai pengrajin dan pekerja di industri pengolahan tahu, akan membuat suatu persaingan dengan masyarakat lokal yang tertarik untuk bekerja di industri pengolahan tahu. Pada kenyataannya persaingan untuk bekerja di industri pengolahan tahu milik Pak Hto hampir tidak ada. Pada Gambar 11 disajikan pendapat responden mengenai ada tidaknya persaingan dengan pendatang untuk bekerja di industri pengolahan tahu. Keterangan: n Kampung Cikaret = 66 rumahtangga Gambar 11. Pendapat Responden Mengenai Ada atau Tidaknya Persaingan dengan Pendatang untuk Bekerja di Industri Pengolahan Tahu Berdasarkan Gambar 11 Sebagian besar responden lebih banyak menjawab tidak ada persaingan, hal ini disebabkan responden cenderung tidak tertarik untuk bekerja di industri pengolahan tahu dan telah memiliki pekerjaan tetap. Responden yang telah memiliki pekerjaan tetap tidak akan merasa adanya persaingan dengan pendatang di industri pengolahan tahu milik Pak Hto. Pada lapisan bawah hanya terdapat empat persen atau sebanyak satu rumahtangga yang berpendapat ada persaingan dengan pendatang untuk bekerja di industri pengolahan tahu. Pada responden lapisan menengah dan lapisan atas 100 persen berpendapat tidak ada persaingan dengan pendatang untuk bekerja pada industri pengolahan tahu. Pada lapisan menengah mereka telah memiliki pekerjaan tetap dan tidak begitu tertarik dengan kehadiran industri pengolahan tahu. Pada lapisan atas pun memiliki jawaban yang sama. Lapisan atas telah memiliki pekerjaan tetap sehingga dengan adanya industri pengolahan tahu tidak menarik perhatian untuk bekerja disana sehingga mereka berpendapat tidak ada persaingan. Pada lapisan bawah hanya empat persen saja atau hanya satu responden dari lapisan bawah yang berpendapat bahwa dirinya bersaing dengan pendatang di industri pengolahan tahu. Hal ini disebabkan karena responden tersebut sudah dua tahun bekerja pada industri pengolahan tahu dan mengenal banyak pendatang sehingga merasakan adanya persaingan. Berikut penuturan salah satu responden pada lapisan bawah yang bekerja di industri pengolahan tahu milik Pak Hto: “Dulu itu gaji saya seminggu 90 ribu, sekarang hanya 70 ribu. Semakin banyak pekerja yang datang, sehingga gaji saya dikurangi juga, selain itu dulu kan tahu bulat memang sedang terkenal, sekarang sih sudah tidak terkenal seperti dulu. Jadi gaji saya juga dikurangi ” Mbak Nni, 21 tahun, pekerja tahu bulat di industri Pak Hto. Persaingan untuk bekerja pada industri pengolahan tahu dapat saja terjadi antara responden sebagai penduduk asli dengan masyarakat lokal. Pada kenyataannya, tidak terdapat persaingan antara responden dan masyarakat lokal. Tidak adanya persaingan menurut responden disebabkan baik pada lapisan bawah, lapisan menengah maupun lapisan atas, masing-masing telah memiliki pekerjaan tetap dan tidak ada yang tertarik untuk bekerja di industri pengolahan tahu milik Pak Hto. Pada industri pengolahan tahu milik Pak Hto, pengrajin yang bekerja disana merupakan pendatang yang dibawa dari beberapa daerah, sedangkan masyarakat lokal di wilayah Kampung Cikaret hanya sedikit yang tertarik untuk menjadi pengrajin tahu. “Selain saya ada kok, yang sama bekerja di bagian tahu bulatnya, kalau tidak salah ada 6 orang lagi dari Kampung Cikaret selain saya yang biasanya bantuin bikin tahunya dibentuk bulat-bulat dan dikemas” Mbak Nni, 21 tahun, pekerja tahu bulat di industri Pak Hto. Pada dasarnya masyarakat lokal yang bekerja pada industri pengolahan tahu milik Pak Hto hanya sebagian kecil saja. Sebagian besar dari masyarakat lokal bekerja sebagai buruh, pegawai negeri, pegawai swasta, penjual, wiraswasta, supir dan lainnya, sehingga tidak terdapat persaingan untuk bekerja di industri pengolahan tahu antara responden dengan masyarakat lokal. 5.4 Hubungan Sosial Masyarakat 5.4.1 Hubungan Sosial Dengan Pendatang