BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Respon masyarakat lokal tentang dampak sosio-ekonomi atas hadirnya industri pengolahan tahu, menurut lapisan rumahtangga berbeda-beda. Terdapat
pendapat dari masyarakat lokal mengenai tingkat kesempatan kerja yang diberikan industri pengolahan tahu pada masyarakat lokal. Jumlah responden yang
berpendapat bahwa ada kesempatan kerja bagi masyarakat lokal hanya sedikit. Pada aspek sosial-ekonomi pendapat responden mengenai tingkat persaingannya
dengan pendatang untuk bekerja di industri pengolahan tahu hanya sedikit responden yang menyatakan adanya persaingan dengan pendatang untuk bekerja
pada industri pengolahan tahu. Pada tingkat persaingan dengan masyarakat lokal, responden pada lapisan atas, lapisan menengah maupun lapisan bawah
menyatakan tidak ada persaingan dengan masyarakat lokal untuk bekerja di industri pengolahan tahu. Respon lainnya yaitu mengenai hubungan sosial
responden baik dengan pendatang maupun dengan masyarakat lokal, responden dominan menyatakan bahwa hubungan sosialnya tergolong baik.
Respon masyarakat lokal dampak sosio-ekologi atas hadirnya industri pengolahan tahu pertama terdapat pendapat mengenai pencemaran yang terjadi
dan terdapat sikap atau tindakan dari masyakat lokal atas dampak pencemaran yang diberikan. Dampak sosio-ekologi tersebut mengenai tingkat pencemaran
dilihat dari kondisi sungai baik sebelum maupun sesudah hadirnya industri pengolahan tahu. Responden menyatakan bahwa sebelum hadirnya industri
pengolahan tahu sungai di wilayahnya jernih, sedangkan setelah hadirnya industri pengolahan tahu sungai di wilayahnya kurang jernih. Sungai yang merupakan
salah satu sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat lokal, akan tetapi sungai di Kampung Cikaret telah tercemar limbah tahu sehingga kualitas sumber
air sungai atas hadirnya industri pengolahan tahu memburuk. Selain mengenai tingkat pencemaran, terdapat pendapat mengenai tingkat kenyamanan hidup dan
tingkat kesehatan. Pada tingkat kenyamanan responden sebagian menjawab tidak nyaman dengan bau yang ditimbulkan limbah tahu. Pada tingkat kesehatan hanya
dua rumahtangga responden yang menyatakan pernah mengalami sakit gatal akibat berinteraksi dengan sungai yang telah tercemar limbah tahu. Responden
lainnya berpendapat bahwa tidak ada penyakit yang disebabkan oleh limbah tahu. Hasil respon dari masyarakat lokal terhadap dampak sosio-ekologi atas hadirnya
industri pengolahan tahu, dapat disimpulkan bahwa industri pengolahan tahu mencemari lingkungan hidup di wilayah Kampung Cikaret. Pencemaran
lingkungan hidup akibat limbah tahu di wilayah Kampung Cikaret membuat masyarakat lokal menyikapinya dengan tindakan melalui teguran kepada pihak
industri pengolahan tahu. Sikap teguran terhadap bau di sekitar tempat tinggal dan terhadap gangguan kualitas sumber air yang digunakan masyarakat lokal akibat
limbah tahu yang mengalir ke sungai.
7.2 Saran