Kuadran Antara Kuadran Permintaan Akhir Kuadran I nput Primer primary input quadrant Kuadran I nput Primer-Permintaan Akhir

1. Kuadran Antara

Kuadran antara intermediate quadrant disebut juga dengan kuadran inter industri, kuadran ini menunjukkan arus barang dan jasa yang dihasilkan dan digunakan oleh sektor-sektor dalam perekonomian. Analisis keterkaitan antar sektor atau ketergantungan ekonomi bertitik tolak dari kuadran ini. Dari kuadran ini dapat disusun matriks koefisien input yang merupakan dasar analisis keterkaitan lingkages, yaitu perbandingan antara penggunaan input antara dan nilai output dari sektor yang bersangkutan. Keterkaitan in penting untuk melihat perubahan output suatu sektor terhadap pendapatan, ketenagakerjaan dan output sektor-sektor lainnya.

2. Kuadran Permintaan Akhir

Kuadran permintaan akhir final demand quadrant menunjukkan penjualan barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. Permintaan akhir ini terdiri atas pengeluaran konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubah an stok serta ekspor barang dan jasa. Secara umum komponen permintaan akhir merupakan komponen perhitungan PDB dari sisi pengeluaran.

3. Kuadran I nput Primer primary input quadrant

Kuadran input primer primary input quadrant disebut juga dengan kuadran nilai tambah yang menunjukkan pembelian input yang dihasilkan di luar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara. I sian kuadran ini terdiri dari sel-sel nilai tambah bruto atau input primer. Nilai tambah bruto terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, pajak tak langsung dan subsidi.

4. Kuadran I nput Primer-Permintaan Akhir

Kuadran input primer-permintaan akhir primary input-final demand quadrant menunjukkan transaksi langsung antara kuadran input primer dan permintaan akhir tanpa melalui sistem produksi atau kuadran antara. Pada umumnya kuadran I V jarang ada dalam tabel I-O. Analisis yang menggunakan tabel I-O harus memenuhi tiga asumsi dasar sebagai berikut: 1 asumsi homogenitas, artinya bahwa suatu komoditi hanya d ihasilkan secara tunggal oleh suatu sektor dengan susunan yang tunggal dan tidak ada substitusi output diantara berbagai sektor, 2 asumsi linieritas, yakni suatu prinsip dimana fungsi produksi bersifat linier dan homogen, artinya perubahan suatu tingkat output selalu didahului oleh perubahan pemakaian input secara proporsional, dan 3 asumsi aditivitas, yakni suatu prinsip dimana efek total dari pelaksanaan produksi diberbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara terpisah. Asumsi-asumsi ini menunjukkan bahwa semua pengaruh di luar sistem input-output diabaikan. Tabel I -O sebagai model kuantitatif memiliki beberapa keterbatasan diantaranya adalah penggunaan teknologi oleh sektor-sektor ekonomi dalam proses produksi dianggap konstan. Dengan demikian perubahan kuantitas dan harga input akan selalu sebanding dengan perubahan kuantitas dan harga output. Hal ini disebabkan karena pada tabel I-O koefisien input atau koefisien teknis diasumsikan tetap selama periode analisis atau proyeksi. Keterbatasan lain dari analisis tabel I -O adalah banyaknya agregasi yang dilakukan terhadap sektor-sektor yang ada. Hal ini akan menyebabkan semakin besar kecenderungan pelanggaran terhadap asumsi homogenitas dan akan semakin banyak informasi ekonomi yang tidak terungkap dalam analisisnya BPS, 2000a.

2. Analisis I nput-Output