industri gula dapat mendorong peningkatan kinerja industri lain berbahan baku gula.
Kesesuaian persyaratan tanam tanaman tebu dan adanya berbagai sarana pendukung pergulaan di Kabupaten Pasuruan merupakan modal utama
bagi pemerintah daerah untuk memajukan industri gula. Melalui penerapan desentralisasi fiskal, keleluasaan Pemerintah Daerah dalam mengelola dan
mengalokasikan pengeluaran anggaran daerah ditujukan untuk menciptakan berbagai insentif yang dapat meningkatkan kinerja industri gula.
Pada akhirnya pelaksanaan otonomi daerah dengan perbaikan sistem kelembagaan daerah dan manajemen keuangan daerah akan menciptakan iklim
y ang kondusif untuk menggiatkan kegiatan perekonomian khususnya pada industri gula sehingga meningkatkan kinerja industri gula di Kabupaten Pasuruan.
Perbaikan kinerja industri gula ditunjukkan dengan meningkatnya nilai output, nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja oleh industri gula. Perbaikan kinerja
industri ini secara langsung dan tidak langsung juga akan diikuti peningkatan kinerja perekonomian daerah Kabupaten Pasuruan secara keseluruhan. Kerangka
pendekatan studi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alur pada Gambar 2.
3.2. Hipotesis
Berdasarkan uraian pada kerangka pendekatan studi di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1 . Penerapan dan pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Pasuruan
menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 telah memperbaiki sistem kelembagaan pemerintah daerah.
Gam bar 2. Diagram Alur Kerangka Pendekatan Studi
OTONOMI DAERAH: UU No. 22 Tahun 1999
UU No. 25 Tahun 1999
Pemerintahan Daerah Kabupaten Pasuruan
Keuangan Daerah APBD Kab . Pasuruan
I nstitusi Regulasi
DESENTRALI SASI FI SKAL
Kinerja Sektor I ndustri Gula
I mplikasi Kebijakan
Analisis Deskriptif
Analisis Tabel I -O
Keterkaitan Pengganda
Sumber Penerimaan dan Aloksai Anggaran
Kinerja Perekonomian Daerah
2 . Setelah penerapan kedua undang-undang tersebut, hubungan fungsional
dan koordinasi antar lembaga yang membawahi industri gula menjadi lebih baik.
3 . Penerapan otonomi daerah memberikan dampak positif bagi peningkatan
nilai produksi, nilai tambah dan penciptaan kesempatan kerja pada industri gula di Kabupaten Pasuruan.
I V. METODE PENELI TI AN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur pada bulan Mei sampai dengan Juli 2004.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data prim er dan data sekunder. Data primer terutama digunakan untuk analisis deskriptif tentang
tugas dan kewenangan lembaga pemerintah daerah Kabupaten Pasuruan dan lembaga-lembaga yang membawahi industri gula. Data primer diperoleh dari
wawancara dengan lembaga-lembaga tersebut yaitu Dinas Kehutanan dan Perkebunan , PG Kedawung, APTR Asosiasi Petani Tebu Rakyat dan Kelompok
Tani. Data sekunder digunakan untuk menurunkan Tabel I-O Kabupaten
Pasuruan Tahun 2000 yaitu Tabel I -O Provinsi Jawa Timur Tahun 2000, PDRB Kabupaten Pasuruan, Data Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan
Realisasi APBD Kabupaten Pasuruan, Data konsumsi rumah tangga menurut sektor ekonomi dan data sekunder lain yang diperlukan untuk penelitian ini.
Tahun 2000 dipilih karena dianggap bahwa pada tahun ini merupakan tahun terakhir dimana data yang tersedia cukup lengkap untuk membentuk tabel I-O
selain itu pada tahun ini akan diperoleh gambaran perekonomian Kabupaten Pasuruan sebelum otonomi deaerah.
Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS, yaitu data survei sosial ekonomi nasional SUSENAS
,
survei khusus pembentukan modal SKPM, survei ongkos usaha tani SOUT, survei tahunan industri pengolahan
besar sedang I BS dan survey tahunan industri kecil dan kerajinan rakyat I KKR. Selain dari BPS juga diperoleh dari BAPPEDA Pasuruan, Pemerintah
Daerah Kabupaten Pasuruan dan sumber-sumber lain yang terkait.
4.3. Metode Analisis 4.3.1. Analisis Deskriptif