Jika dilakukan agregasi terhadap sektor-sektor pada Tabel I-O Kabupaten Pasuruan Tahun 2000 Tabel 34, persentase nilai output sektor-sektor yang
dikategorikan sebagai sektor agroindustri sektor dengan kode 16-26 menduduki rangking tertinggi yakni sebesar 45.35 persen. Hal ini berarti bahwa lebih dari 45
persen nilai output Kabupaten Pasuruan berasal dari industri- industri yang mengolah produk-produk sektor pertanian. Sementara itu, kontribusi industri-
industri yang tergolong non agroindustri hanya 29.5 persen. Kontribusi sektor pertanian terhadap total nilai output menduduki rangking ketiga, yakni 10.72
persen. Hal ini menunjukkan bahwa dari sisi penciptaan output, sektor pertanian dan agroindustri merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian
Kabupaten Pasuruan.
7.1.4. Struktur Nilai Tambah Bruto
Nilai Tambah Bruto NTB merupakan balas jasa terhadap faktor produksi y ang terbentuk karena adanya kegiatan produksi. Dalam tabel I-O ini, NTB terdiri
dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung netto. Besarnya NTB masing-masing sektor ditentukan oleh besarnya output nilai
produksi yang dihasilkan dan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dengan demikian sektor yang memiliki output besar belum tentu
memiliki nilai tambah yang besar juga, karena tergantung pula dengan jumlah biaya produksi yang digunakan.
Nilai tambah bruto y ang dihasilkan Kabupaten Pasuruan pada tahun 2000 adalah Rp 4 943 233.54 j ut a. Jika dilihat dari komposisinya, komponen terbesar
NTB Kabupaten Pasuruan adalah berupa surplus usaha 43.33 persen serta upah dan gaji 42.97 persen sedangkan komponen penyusutan dan pajak tak
langsung netto berkontribusi kurang dari 10 persen. Struktur nilai tambah seperti
y ang tertera pada Tabel 35 , ternyata proporsi untuk upah dan gaji relatif hampir seimbang dengan surplus usaha. Upah dan gaji merupakan komponen nilai
tambah yang bisa langsung diterima oleh pekerja sedangkan surplus usaha merupakan bagian yang diterima oleh pengusaha dan belum tentu dapat
langsung dinikmati oleh masyarakat karena surplus usaha tersebut sebagian ada y ang tersimpan di perusahaan dalam bentuk laba yang ditahan.
Tabel 35 . Komposisi Nilai Tambah Bruto Menurut Komponennya, Tahun 2000
Kode Nama Sektor
Nilai Juta Rp
201 Upah dan Gaj i
2 124 054.83 42.97
202 Surplus Usaha
2 142 046.03 43.33
203 Penyusutan
388 180.01 7.85
204 Pajak Tak Langsung
288 952.66 5.85
Total 4 943 233.54
100.00
Sumber: Tabel I-O Kabupaten Pasuruan, 2000 Diolah
Sektor yang menciptakan n ilai tambah b ruto terbesar adalah sektor sayur dan buah yang berkontribusi sebesar 16.06 persen terhadap keseluruhan nilai
tambah atau senilai Rp 793 827.85 juta. Urutan kedua adalah sektor industri kimia lainnya yang memberikan kontribusi sebesar 8.48 persen atau senilai Rp
418 983.35 juta. Sektor perdagangan merupakan sektor berikutnya yang memberikan sumbangan sebesar 8.41 persen atau senilai Rp 415 670.68 juta.
I ndustri pengolahan dan pengawetan daging, ikan, sayur dan buah serta industri lainnya merupakan sektor ber ikutnya yang termasuk dalam kelompok lima
terbesar, sektor-sektor penghasil nilai tambah. Kontribusi kedua sektor tersebut terhadap total nilai tambah bruto, berturut-turut adalah 7.35 persen dan 7.21
persen. Rincian nilai tambah bruto sektoral disajikan p ada Lampiran 1 1. Dari sisi penciptaan nilai tambah bruto, posisi tebu dan industri gula
sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontribusi kedua sektor tersebut terhadap nilai output domestik. Pada penciptaan nilai tambah bruto, rangking
industri gu la berada pada urutan ke-18 dan tebu berada pada urutan ke-28, sementara jika dilihat dari pembentukan nilai output domestik, rangking industri
gula berada pada urutan ke-20 dan tebu berada pada urutan ke-2 9 . Kontribusi industri gula terhadap penciptaan nilai tambah bruto sebesar 1.69 persen atau
senilai Rp 83 270.08 juta sedangkan tebu berkontribusi sebesar 0.31 persen terhadap total nilai tambah atau senilai Rp 15 394.01 juta.
Tabel 36 . Persentase Nilai Tambah Bruto Kabupaten Pasuruan, Tahun 2000
Agregasi 10 Sektor
Kode I O
Sektor Nilai Tambah Bruto
Rangking
1 -14 Pertanian
22.678 2
15 Pertambangan Penggalian
0.005 10
16-26 Agroindustri
31.158 1
27-31 Non Agroindustri
21.068 3
32 Listrik, Gas Air Bersih
1.071 8
33 Bangunan
0.459 9
34-35 Perdagangan, Hotel Resto
9.481 4
36 Angkutan Komunikasi
2.753 7
37 Keuangan, Persewaan
Jasa Perusahaan 3.337
6 38-40
Jasa 7.992
5
Tot al 100.00 0
Sumber: Tabel I-O Kabupaten Pasuruan, 2000 Diolah
Tabel 36 memperlihatkan bahwa lebih dari separuh nilai tambah bruto y ang tercipta di Kabupaten Pasuruan 53.84 persen berasal dari sektor
pertanian dan industri yang mengolah hasil-hasil pertanian. Sedangkan industri- industri yang termasuk dalam kelompok non agroindustri hanya berada pada
urutan ke-3 yakni berkontribusi sebesar 21.07 persen. Hal yang paling menarik adalah walaupun pada pembentukan nilai output domestik, sektor pertanian
hanya berkontribusi sebesar 10.72 persen namun pada penciptaan nilai tambah, sektor pertanian mampu berkontribusi dua kali lipat lebih besar 22.68 persen
dari kontribusinya terhadap nilai output domestik.
7.1.5. Struktur Ekspor dan I mpor