Pasuruan sebelum penerapan otonomi daerah serta dampak penerapan otonomi daerah terhadap kinerja industri gula digunakan analisis I nput-Output. Analisis
I nput-Output terhadap kinerja in dustri gula di Kabupaten Pasuruan ini dilakukan dengan beberapa tahap:
1. Tahap Derivasi Tabel I nput-Output Kabupaten Pasuruan
Tahap ini dilakukan karena Kabupaten Pasuruan belum memiliki tabel I -O maka penyusunan tabel I-O dengan menggunakan metode semi survey perlu
dilakukan. Metode semi survey yang digunakan adalah menggunakan metode RAS Modifikasi, tabel dasar yang digunakan untuk menurunkan tabel I -O
Pasuruan adalah Tabel I -O Jawa Timur Tahun 2000. Metode ini dipilih karena lebih sederhana dan tidak membutuhkan data yang mendetail namun merupakan
metode yang efektif dan tepat waktu dalam penyusunan tabel I-O BPS, 2000a
. Penggunaan metode RAS modifikasi ini adalah untuk mengatasi kelemahan yang
biasanya terdapat pada penggunaan metode RAS Sederhana. Tabel I-O Pasuruan y ang dihasilkan dari metode RAS
sederhana akan menunjukkan komposisi struktur input antara yang identik dengan komposisi struktur input
antara pada Tabel I-O Jawa Timur. Metode RAS modifikasi adalah dengan memasukkan informasi baru ke dalam kuadran antara yang menunjukkan
struktur input yang sesungguhnya dari suatu sektor yang ada di Kabupaten Pasuruan sedangkan untuk sektor-sektor yang belum memiliki data, struktur
input antaranya dicari menggunakan metode RAS. Metode RAS pertama kali diperkenalkan oleh Stone dan Brown 1962
sebagai suatu metode yang digunakan untuk up dating tabel I-O. Metode RAS merupakan suatu metode untuk mencari satu set bilangan pengganda baris dan
pengganda kolom untu k mendapatkan matriks kuadran I yang baru. Jika matriks
A adalah matriks koefisien input kuadran I dan a
ij
adalah sel-sel matriks, maka a
ij
tersebut terbentuk dari dua macam pengaruh: 1. Pengaruh substitusi, yang menunjukkan seberapa jauh komoditi i dapat
digantikan oleh komoditi lain dalam proses produksi. 2. Pengaruh fabrikasi, yang menunjukkan seberapa jauh komoditi j dapat
menyerap input antara dari jumlah input yang tersedia. Miller dan Blair 1985 mengemukakan bahwa penggunaan metode RAS
untuk menyesuaikan matriks koefisien tidak hanya pada masalah lintas waktu updating tetapi juga lintas ruang masalah regionalisasi. Bahkan karena
keterbatasan data daerah regional, metode RAS akhirnya menjadi lebih sering digunakan untuk menurunkan tabel I-O daerah dari tabel I-O nasional antar
daerah dibandingkan untuk keperluan up dating. Apabila pengganda substitusi diberi notasi
r
, pengganda fabrikasi diberi notasi
s
dan
A
o
adalah matriks koefisien input Jawa Timur maka koefisien input Pasuruan adalah:
A
t
= r A
o
s
............................................................................................ 1 Untuk menurunkan Tabel I-O Pasuruan dengan metode RAS modifikasi
dilakukan langkah -langkah sebagai berikut: 1 . Melakukan klasifikasi sektor-sektor ekonomi untuk Kabupaten Pasuruan .
Pengklasifikasian sektor didasarkan pada tujuan penelitian, peranan penting suatu sektor dalam perekonomian ditunjukkan oleh share masing-masing
sektor terhadap PDRB serta ketersediaan data di Kabupaten Pasuruan. Hasil pengklasifikasian ditentukan bahwa Tabel I-O Pasuruan dibagi menjadi 40
sektor Lampiran 1.
2 . Mengisi nilai output Kabupaten Pasuruan menurut sektor berdasarkan data dinas dan dari publikasi BPS dalam Pasuruan Dalam Angka Tahun 2000.
3 . Memasukkan data komposisi input sektor- sektor Kabupaten Pasuruan tahun 2000. Sektor-sektor yang memiliki data komposisi input adalah sektor 16 -31,
data yang digunakan berasal dari data I BS dan I KKR tahun 2000. Untuk sektor-sektor yang belum memiliki informasi tentang komposisi inputnya
selanjutnya dicari dengan menggunakan metode RAS. 4 . Memasukkan data Kabupaten Pasuruan tahun 2000 untuk menyusun
komponen-komponen permintaan akhir, yaitu konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, ekspor luar
negeri maupun antar daerah, dan pembentukan stok. Selain permintaan akhir juga memasukkan jumlah permintaan antara, input antara, dan input
primer nilai tambah bruto masing-masing sektor. Data konsumsi rumah tangga diambil dari SUSENAS, data untuk kolom pengeluaran pemerintah
diperoleh dari Rincian Realisasi APBD Kabupaten Pasuruan sedangkan untuk pembentukan modal tetap bruto dan perubahan stok diperoleh dari data
SKPM dan survey BPS. 5 . Menyusun klasifikasi agregasi sektor untuk Tabel I-O Jawa Timur Tahun
2000 sesuai dengan klasifikasi sektor Kabupaten Pasuruan dan kemudian menyusun matriks koefisien input dari Tabel I-O Jawa Timur sesuai dengan
klasifikasi sektor Kabupaten Pasuruan tersebut. 6 . Proses penyusunan matriks dengan menggunakan pengganda baris ke-r dan
pengganda kolom ke-s metode RAS, dengan mengunci sel-sel input antara yang telah disesuaikan dengan struktur input Kabupaten Pasuruan , yakni
sektor 16-31. Proses ini berlanjut terus sampai diperoleh suatu matriks,
dimana jumlah angka untuk masing-masing baris sama dengan jumlah permintaan antara masing-masing sektor dan jumlah angka masing-masing
kolom sama dengan jumlah input antara masing-masing sektor. 7 . Setelah kolom-kolom dalam tabel I-O terisi, selanjutnya dilakukan rekonsiliasi
dimana jumlah penawaran harus sama dengan jumlah permintaan. Penawaran terdiri dari output domestik 600 + impor 409 + margin
perdagangan dan transportasi 509, sedangkan permintaan terdiri dari total permintaan antara 180 + total permintaan akhir 309. Rekonsiliasi ini
dilakukan, khususnya untuk melakukan adjustment terhadap data yang sumbernya lemah seperti perubahan stok 304, ekspor 305 dan impor
409.
2. Tahap Analisis Struktur Perekonomian Daerah dan Peranan I ndustri Gula Sebelum Penerapan Otonomi Daerah
Tabel I -O Kabupaten Pasuruan Tahun 2000 yang diperoleh dari hasil derivasi kemudian dianalisis untuk melihat struktur perekonomian Kabupaten
Pasuruan sebelum diberlakukannya otonomi daerah termasuk posisi dan peranan industri gula dalam perekonomian Kabupaten Pasuruan . Analisis struktur
perekonomian Kabupaten Pasuruan dilakukan dengan mendeskripsikan struktur permintan dan penawaran, permintaan akhir, output sektoral, nilai tambah
bruto, ekspor dan impor serta struktur ketenagakerjaan. Analisis peranan industri gula dalam perekonomian Kabupaten Pasuruan
dilakukan dengan menggunakan an alisis keterkaitan dan analisis pengganda multiplier . Analisis keterkaitan digunakan untuk melihat hubungan sektor
industri gula dengan sektor-sektor lain dalam perekonomian daerah. Analisis keterkaitan yang dilakukan terdiri dari analisis keterkaitan langsung ke depan dan
ke belakan g serta keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan dan ke
belakang. Analasis keterkaitan industri gula dihitung dengan rumus sebagai berikut:
1 . Keterkaitan Langsung Ke Depan
∑ ∑
= =
= =
40 1
j ij
i 40
1 j
i i
a X
X F
............................................................................... 2 dimana:
F
i
= Keterkaitan langsung ke depan industri gula X
ij
= Banyaknya output industri gula yang digunakan sebagai input antara oleh sektor j
X
i
= Total output industri gula a
ij
= Unsur matriks koefisien teknis 2 .
Keterkaitan Langsung Ke Belakang
∑ ∑
= =
= =
40 1
i ij
j 40
1 i
i j
a X
X B
............................................................................. 3 dimana:
B
j
= Keterkaitan langsung ke belakang industri gula X
ij
= Banyaknya input antara yang digunakan oleh industri gula, yang berasal dari sektor i
X
j
= Total input sektor industri gula a
ij
= Unsur matriks koefisien teknis 3 .
Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Ke Depan
∑
=
=
40 1
j ij
i
C FLTL
....................................................................................... 4 dimana:
FLTL
i
= Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan C
ij
= Unsur matriks kebalikan leontief terbuka I ndustri gula jumlah matriks kebalikan leontif terbuka pada baris industri gula
4 . Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Ke Belakang
∑
=
=
40 1
i ij
j
C BLTL
...................................................................................... 5 dimana:
BLTL
j
= Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang C
ij
= Unsur matriks kebalikan leontief terbuka I ndustri gula jumlah
matriks kebalikan leontif terbuka pada kolom industri gula Analisis pengganda multiplier merupakan suatu koefisien yang
digunakan untuk menilai dampak perubahan permintaan akhir industri gula terhadap penciptaan output, pendapatan dan kesempatan kerja baik pada
industri gula itu sendiri maupun dalam perekonomia n secara keseluruhan. Rumus perhitungan koefisien pengganda secara ringkas disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Rumus Pengganda Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja
Pengganda No
Nilai Out put
Rp Pendapatan
Rp Tenaga Kerj a
Orang
1. Efek Awal
1 h
j
e
j
2. Efek Putaran Pertama
Σ
i
a
ij
Σ
i
a
ij
. h
j
Σ
i
a
ij
. e
j
3. Efek Dukungan I ndustri
Σ
i
α
ij
–1-
Σ
i
a
ij
Σ
i
α
ij
h
j
–h
j
-
Σ
i
a
ij
h
j
Σ
i
α
ij
e
j
–e
j
-
Σ
i
a
ij
e
j
4. Efek I nduksi Konsumsi
Σ
i
α
ij
–1-
Σ
i
a
ij
Σ
i
α
ij
h
j
–h
j
-
Σ
i
a
ij
h
j
Σ
i
α
ij
e
j
–e
j
-
Σ
i
a
ij
e
j
5. Efek Total
Σ
i
α
ij
Σ
i
α
ij
h
j
Σ
i
α
ij
e
j
6. Efek Lanjutan
Σ
i
α
ij
–1
Σ
i
α
ij
h
j
–h
j
Σ
i
α
ij
e
j
–e
j
Sum ber : Daryanto dan Morison, 1992
Keterangan a
ij
= Koefisien output h
j
= Koefisien pendapat an rumah t angga e
j
= Koefisien tenaga kerj a
α
ij
= Matriks kebalikan leontief terbuka
α
ij
= Mat riks kebalikan leontief tertutup
Untuk melihat hubungan antara efek awal dan efek lanjutan per unit pada pengukuran output, pendapatan dan tenaga kerja maka dihitung dengan
menggunakan rumus pengganda tipe I dan tipe I I , sebagai berikut:
Awal Efek
I ndustri Dukungan
E. Pertama
Putaran E.
Awal Efek
I Tipe
+ +
=
Awal Efek
Konsumsi I nduksi
E. I ndustri
Dukungan E.
Pertama Putaran
E. Awal
Efek
II Tipe
+ +
+
=
3. Tahap Analisis Dampak Otonomi Daerah