Peranan per mintaan akhir industri gula dalam penciptaan nilai tambah bruto sektoral tahun 2000 disajikan pada Tabel 46. Nilai tambah bruto Kabupaten
Pasuruan adalah Rp 4 943 233.54 juta dan nilai tambah total yang dapat diciptakan oleh permintaan akhir industri gula adalah Rp 22 887.81 juta atau
0.46 persen dari total nilai tambah bruto seluruh sektor. Peranan permintaan akhir industri gula terhadap penciptaan nilai tambah bruto hanya terkonsentrasi
pada industri gula dan perkebunan tebu. Peningkatan permintaan akhir industri gula akan menciptakan nilai tambah pada industri gula sebesar Rp 18 241.75
juta 21.91 persen dan perkebunan tebu senilai Rp 2 691.11 juta 17.48 persen. Dengan demikian peranan permintaan akhir industri gula dalam
penciptaan nilai tambah praktis hanya dominan untuk perkebunan tebu dan industri gula.
Sebagaimana halnya dengan peningkatan output, nilai tambah yang dapat diciptakan oleh permintaan akhir industri gula sangat terkonsentrasi pada
industri gula sendiri dan perkebunan tebu. Nilai tambah yang tercipta pada kedua sektor ini mencapai Rp 20 932.86 juta. Dengan demikian, secara keseluruhan
industri gula dan perkebunan tebu menyerap sekitar 91.46 persen dari seluruh nilai tambah yang diciptakan oleh permintaan akhir industri gula. Seperti yan g
diu raikan sebelumnya pada peranan permintaan akhir terhadap produksi regional, terkonsentrasinya dampak penciptaan nilai tambah merupakan refleksi
dari rendahnya keterkaitan industri gula dan perkebunan tebu terhadap sektor– sektor lain dalam perekonomian daerah kabupaten Pasuruan.
7.2.4. Penciptaan Kesempat an Kerja
Efektivitas industri gula dalam menciptakan kesempatan kerja dapat diukur berdasarkan besaran pengganda tenaga kerjanya. Makin besar pengganda
tenaga kerjanya berarti makin banyak tenaga kerj a yang mampu diserap oleh sektor ekonomi tiap Rp 1 peningkatan permintaan akhir suatu sektor.
Tabel 47. Peranan Permintaan Akhir I ndustri Gula Dalam Penciptaan
Kesempatan Kerja Dirinci Menurut Sektor, Tahun 2000
Sektor TK
Orang TK Total
Orang
Padi
0.00092 1 677
0.00263
Palawija
0.00049 1 013
0.00231
Sayur Buah
2 0.03141
173 953 0.00087
Tebu
3 242 67.63438
18 544 17.48155
Kapuk Randu
0.00051 10 496
0.00024
Kelapa
0.00342 1 144
0.01433
Kopi
0.00129 5 417
0.00114
Tembakau
0.00000 428
0.00002
Kapas
0.00174 608
0.01368
Tan Perkbnan Lain
0.00267 1 075
0.01191
Susu
0.00038 19 094
0.00010
Peternakan Lainnya
5 0.11287
15 653 0.03456
Kehutanan
0.00195 2 233
0.00418
Perikanan
0.00606 14 391
0.00202
Pertamb. Galian
1 0.02226
3 282 0.03251
I PP Daging, I kan, Sayur Buah
0.00268 15 078
0.00085
IGPT
0.00122 2 175
0.00269
Ind. SusuMknn dari Susu
0.00000 5 061
0.00000
I nd. Gula
1 187 24.75827
5 417 21.90672
Ind. Mknn Trnak
0.00008 5 694
0.00006
Ind. Makanan Lain
1 0.02370
19 543 0.00581
Ind. Minuman
0.00268 7 384
0.00174
Ind. Rokok Tembakau
0.00002 3 487
0.00003
Ind. Kapuk Randu
0.00030 1 523
0.00096
Ind. Tekstil Pakaian Jadi
1 0.02612
8 972 0.01396
Ind. Furniture
0.00459 12 261
0.00179
Ind. Pupuk Pest.
1 0.01911
137 0.66871
I nd. Kimia Lainnya
5 0.10247
21 831 0.02250
I nd. Logam Dasar
1 0.01153
10 149 0.00544
I nd. Barang dari Logam
1 0.01242
3117 0.01911
I ndustri Lainnya
17 0.35913
19 392 0.08877
Listrik, Gas Air Bersih
2 0.03842
2 811 0.06552
Bangunan
0.00010 34 051
0.00001
Perdagangan
238 4.96246
97 955 0.24282
Hotel Restoran
5 0.11320
26 548 0.02044
Angkutan Komunikasi
49 1.02240
42 045 0.11655
Keu, SewaJasa Perush
4 0.09165
7376 0.05955
Jasa Pemerintahan Umum Perthnan
0.00000 3 450
0.00000
Jasa-Jasa Lainnya
30 0.62709
52 030 0.05777
Kegiatan yng tak Jls Batasannya
0.00000 0.00
Total 4 793 100.00000
676 495 0.70852
Sumber: Tabel I-O Kabupaten Pasuruan, 2000 Diolah
Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada industri gula pada tahun 2000 adalah 5 417 orang sedangkan total tenaga kerja yang digunakan oleh seluruh
sektor dalam perekonomian adalah 676 495 orang, sehingga jumlah tenaga kerja y ang digunakan industri gula hanya 0.80 persen dari seluruh pekerja dalam
p erekonomian. Dilihat dari angka ini jelas bahwa peranan industri gula dalam penyerapan tenaga kerja relatif kecil. Angka tersebut menunjukkan andil
langsung saja. Oleh karena itu, sebagaimana halnya dalam penciptaan nilai tambah, peranan industri gula dalam penciptaan kesempatan kerja juga harus
memperhitungkan kesempatan kerja yang tercipta di sektor-sektor lain sebagai hasil industri dan proses produksi gula tersebut. Peranan industri gula akan
dihitung berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terserap baik secara langsung maupun tidak langsung pada sektor-sektor lain dalam rangka memenuhi
permintaan akhir industri gula tersebut. Tabel 47 menyajikan hasil perhitungan peranan permintaan akhir industri
gula terhadap penciptaan kesempat an kerja yang dirinci menurut sektor. Total penggunaan tenaga kerja yang disebabkan oleh permintaan akhir industri gula
adalah 4 793 orang atau 0.71 persen dari seluruh tenaga kerja yang digunakan dalam perekonomian. Dilihat dari penyebarannya, terlihat bahwa peningkatan
permintaan akhir industri gula hanya akan menyebabkan penciptaan lapangan kerja pada industri gula dan perkebunan tebu. Penyerapan tenaga kerja kedua
sektor tersebut adalah 4 428 orang atau dari 4 793 orang tenaga kerja yang terserap akibat peningkatan permintaan akhir industri gula 92.39 persen
diantaranya digunakan pada industri gula itu sendiri dan perkebunan tebu. Jika dilihat dari persentase antara tenaga kerja yang tercipta akibat
permintaan akhir gula dengan total tenaga kerja yang digunakan pada masing-
masing sektor juga masih terkonsentrasi pada kedua sektor tersebut. Akibat peningkatan permintaan akhir industri gula, penggunaan tenaga kerja yang
terserap pada industri gula sendiri sebanyak 1 187 orang dan perkebunan tebu menyerap tenaga kerja sebanyak 3 242 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
pengembangan industri gula dalam penciptaan kesempat an kerja bersifat eksklusif. Namun demikian, pengembangan industri gula dapat dijadikan
instrumen kebijakan untuk meningkatkan kesempatan kerja di sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan tebu.
7.2.5. Analisis Pengganda