kerja masing-masing diukur tiap satu satuan perubahan pendapatan dan tenaga kerja.
1. Pengganda Output
Hasil perhitungan nilai pengganda output menunjukkan bahwa sektor industri gula di Kabupaten Pasuruan mempunyai nilai pengganda output tipe I
sebesar 1.30. Nilai ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir terhadap industri gula sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan output
semua sektor dalam perekonomian sebesar 1.30 satuan. Nilai pengganda output industri gula ini menduduki peringkat ke-17 dari 40 sektor dan nilainya masih
lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata nilai pengganda output semua sektor y ang mencapai 1.36. Sementara itu, sektor perkebunan tebu memiliki nilai
pengganda output sebesar 1.14 dan menduduki peringkat ke -2 6 dari 40 sektor. Sektor-sektor di Kabupaten Pasuruan yang memiliki nilai pengganda output
terbesar adalah industri susu dan makanan dari susu 2.20 , industri pupuk dan pestisida 1.94,industri kimia lain 1 .9 4, industri makanan ternak 1.93 dan
industri tekstil dan pakaian jadi 1.93. Jika efek induksi konsumsi dihitung maka nilai pengganda output yang
dihasilkan menunjukkan nilai pengganda output tipe I I . Nilai pengganda output industri gula dan perkebunan tebu dengan memperhitungkan efek induksi
konsumsi, berturut-turut adalah 1.50 dan 1.48. Nilai pengganda output industri gula pada tipe I I ini menunjukkan bahwa apabila permintaan industri gula
meningkat sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan output semua sektor dalam perekonomian sebesar 1.50 satuan baik secara langsung maupun tidak
langsung ditambah efek konsumsi masyarakat. Nilai pengganda output industri gula pada tipe I I juga lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata nilai pengganda
output tipe II untuk semua sektor yang mencapai 1.82. Sektor-sektor yang memiliki nilai pengganda output tipe I I peringkat lima terbesar berturut-turut
adalah industri makanan lain 2.91, industri kimia lain 2.90, industri pupuk dan pestisida 2.88, industri tekstil dan pakaian jadi 2.81 dan industri makanan
ternak 2.61. Nilai pengganda output tipe I dan I I sektoral disajikan pada Tabel 48.
Jika nilai pengganda output pada industri gula dianalisis lebih lanjut terlihat bahwa efek putaran pertama dari meningkatnya permintaan akhir
industri gula lebih banyak dinikmati oleh sektor perkebunan tebu. Apabila permintaan akhir industri gula meningkat 1 satuan maka efek putaran pertama
pada semua sektor sebesar 0.24 satuan dan efek putaran pertama yang dinikmati oleh sektor perkebunan tebu adalah 0.14 satuan 58.33 persen dari
total efek putaran pertama. Nilai pengganda output industri gula di Kabupaten Pasuruan disajikan pada Tabel 49.
2. Pengganda Pendapatan