Total Pengeluaran Kajian Kelembagaan dan Dampak Penerapan Otonomi Daerah terhadap Kinerja Industri Gula di Kabupaten Pasuruan

Tabel 26 . Komposisi Pengeluaran Rutin Daerah Kabupaten Pasuruan Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah Jenis Pengeluaran Sebelum Otonomi Sesudah Ot onomi B. Pegawai 61.52 43.45 B. Barang 8.83 7.87 B. Pemeliharaan 1.25 1.27 B. Perjalanan Dinas 1.34 0.53 B. Lain - lain 5.62 4.01 Bantuan Keuangan 0.76 2.82 Tidak Termasuk Bag. Lain 0.08 1.36 Tidak Tersangka 0.21 0.59 Pengeluaran Rutin 7 9 .6 9 61.92 Sum ber : Statistik Keuangan Daerah Kabupaten Kota Diolah Keterangan : Merupakan persentase terhadap total pengeluaran Tabel 27 . Pertumbuhan Pengeluaran Rutin Daerah Kabupaten Pasuruan Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah Jenis Pengeluaran Sebelum Otonomi Sesudah Ot onomi B. Pegawai 154.35 62.85 B. Barang 85.17 68.29 B. Pemeliharaan 136.50 72.44 B. Lain - lain 116.35 49.34 Bantuan Keuangan -57.48 247.69 Tidak Termasuk Bag. Lain 116.84 2 286.69 Tidak Tersangka 58.13 294.49 Pengeluaran Rutin 1 1 9 .2 5

63.62 Total Pengeluaran

1 2 3 .2 2 77.15 Sumber: Statistik Keuangan Daerah Kabupaten Kota Diolah Tabel 27 menunjukkan bahwa setelah pelaksanaan desentralisasi, laju p ertumbuhan tertinggi terjadi pada pos pengeluaran tidak termasuk bagian lain y ang mencapai 2 286.69 persen. Laju pertumbuhan pada pos tersebut jauh melebihi laju pertumbuhan belanja pegawai yang hanya sebesar 62.85 persen. Pengeluaran rutin lain yang memiliki laju pertumbuhan lebih dari 100 persen adalah pengeluaran tidak tersangka 294.49 persen dan bantuan keuangan 247.69 persen. Seharusnya dengan adanya penerapan desentralisasi, laju pertumbuhan tertinggi untuk pengeluaran rutin terjadi pada pos belanja pegawai karena pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat telah mendorong adanya desentralisasi urusan kepegawaian kepada daerah sehingga banyak pegawai dari pusat yang didaerahkan dan penggajiannya kemudian menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang bersangkutan. Dana yang digunakan untuk pengeluaran pembangunan dialokasikan menurut sektor-sektor yang dalam realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pasuruan terbagi menjadi 20 sektor. 5 sektor yang menerima alokasi dana terbesar p ada periode sebelum dan sesudah otonom i daerah disajikan pada Tabel 28. Tabel 28 . Komposisi Pengeluaran Pembangunan Daerah Kabupaten Pasuruan Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah Jenis Pengeluaran Sebelum Ot onomi Sesudah Ot onomi SDA dan I rigasi 1.59 3.24 Transportasi, Meteorologi dan Geofisika 4.32 8.10 Pendidikan, Kebudayaan dan Kepercayaan thdp Tuhan YME 1.44 4.05 Perumahan dan Pemukiman 1.64 3.32 Aparatur Pemerintah dan Pengawasan 3.10 6.53 Politik, Penerangan, Komunikasi dan Media Massa 1.67 0.74 Pengeluaran Pembangunan 2 0 .3 1 38.08 Sum ber : Statistik Keuangan Daerah Kabupaten Kota Diolah Keterangan : Merupakan persentase tehadap total pengeluaran Sektor-sektor yang memperoleh perhatian besar dari pemerintah daerah Kabupaten Pasuruan adalah sektor transportasi, meteorologi dan geofisika, aparatur pemerintah dan pengawasan, perumahan dan pemukiman, sumberdaya air dan irigasi dan sektor pendidikan, kebudayaan dan kepercayaan terhadap Tuhan YME. Perbedaan yang terjadi antara sebelum dan sesudah otonomi daerah terletak pada peningkatan alokasi untuk pengeluaran pembangunan sehingga distribusinya pada masing-masing sektor juga mengalami peningkatan. Sebagai contoh, sektor transportasi, meteorologi dan geofisika sebelum otonomi daerah menerima alo kasi dana sebesar 4.32 persen dari total pengeluaran sektor yang menerima alokasi terbesar pada pos pengeluaran pembangunan kemudian pada periode sesudah otonomi daerah meningkat menjadi 8.10 persen. Hal ini juga terjadi pada sektor aparatur pemerintah dan pengawasan y ang mengalami peningkatan dari 3.10 persen menjadi 6.53 persen. Tabel 29 . Pertumbuhan Pengeluaran Pembangunan Daerah Kabupaten Pasuruan Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah Jenis Pengeluaran Sebelum Ot onomi Sesudah Ot onomi I ndustri 5 128.12 111.44 Tenaga Kerja 126.27 203.95 Transportasi, Meteorologi dan Geofisika 1 866.45 94.04 Pertambangan dan Energi 155.08 717.00 Pembangunan Daerah dan Transmigrasi 476.33 292.82 Lingkungan Hidup dan Tata Ruang 1 515.97 84.38 Pendidikan, Kebudayaan dan Kepercayaan thdp Tuhan YME 3 995.00 127.50 Kesehatan, Kes Sos, Peranan Wanita, Anak Remaja 518.93 184.26 I PTEK 1 384.70 189.31 Pengeluaran Pembangunan 3 8 2 .1 5 1 0 5 .7 0 Total Pengeluaran 1 2 3 .2 2 77.15 Sumber: Statistik Keuangan Daerah Kabupaten Kot a Diolah Pengeluaran untuk sektor pendidikan, kebudayaan dan kepercayaan terhadap Tuhan YME memperoleh alokasi anggaran yang relatif tinggi setelah pemberlakuan otonomi daerah. Sebelumnya, sektor ini hanya memperoleh 1.44 persen dari total pengeluaran kemudian pada periode otonomi daerah meningkat menjadi 4.05 persen. Pada periode TA 1998 1999-TA 2000, anggaran pengeluaran pembangunan daerah banyak dialokasikan untuk sektor politik, penerangan, komunikasi dan media massa karena pada periode ini bertep atan dengan diadakannya pemilihan umum pertama di era reformasi sehingga dana y ang dialokasikan untuk sektor ini mencapai 1.67 persen dari total pengeluaran dan termasuk kedalam sektor yang memperoleh anggaran terbesar setelah sektor transportasi, meteorologi dan geofisika dan sektor aparatur pemerintah dan pengawasan. Laju pertumbuhan pengeluaran pembangunan pada periode sebelum otonomi daerah mencapai 382.15 persen sedangkan sesudah otonomi daerah mengalami sedikit penurunan, sehingga laju pertumbuhannya hanya 105.70 persen. Pada Tabel 29 terlihat adanya perbedaan sektor-sektor yang mengalami laju pertumbuhan alokasi anggaran. Pada periode sebelum otonomi daerah, sektor-sektor yang memiliki laju pertumbuhan alokasi anggaran tertinggi berturut-turut adalah sektor industri, pendidikan, kebudayaan dan kepercayaan terhadap Tuhan YME, transportasi, meteorologi dan geofisika, lingkungan hidup dan tata ruang serta ilmu pengetahuan dan teknologi sedangkan pada periode sesudah otonomi daerah adalah sektor pertambangan dan energi, pembangunan daerah dan transmigrasi, tenaga kerja, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesehatan, kesejahteraan sosial, peranan wanita, anak d an remaja.

6.2 .2. Kinerja Keuangan Daerah