Reproduksi Kapang TINJAUAN PUSTAKA
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
irreversibel atau tidak dapat kembali ke volume semula. Untuk melihat pertumbuhannya, bisa dilihat apabila kandida atau spora fungi ditanam pada
media agar dalam cawan Petri, maka setelah 2-3 hari baru terlihat sesuatu pada permukaan berupa tetesan kental khamir dan berupa benang-benang kapang
Gandjar, et al., 2006. Pengukuran pertumbuhan bakteri dapat diketahui dari kurva pertumbuhan.
Kurva pertumbuhan bakteri terbagi menjadi beberapa fase, yaitu : a.
Fase Lag Pada fase ini sel-sel yang kekurangan metabolit dan enzim sebagai akibat
keadaan yang tidak menguntungkan dalam pembiakan sebelumnya, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Pada fase ini, terlihat mulai
bertambah besarnya ukuran sel. b.
Fase Eksponensial Pada fase ini, sel-sel mulai mengalami perubahan bentuk dan jumlahnya
meningkat sehingga terlihat pada kurva meningkat secara signifikan. Aktivitas metabolismenya tinggi dan lebih peka terhadap antibiotik. Pada fase
ini dipengaruhi oleh bentuk dan sifat mikroba terhadap lingkungan, kandungan nutrient dalam medium, temperatur, kadar oksigen, cahaya dan
lain-lain. c.
Fase Stasioner Fase stasioner merupakan saat laju pertumbuhan bakteri sama dengan laju
kematiannya, sehingga jumlah bakteri keseluruhan akan tetap. Keseimbangan jumlah keseluruhan bakteri ini terjadi karena adanya pengurangan derajat
pembelahan sel. d.
Fase Kematian Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian yang
disebabkan karena nutrien di dalam medium sudah habis, ataupun energi cadangan di dalam sel sudah habis. Kecepatan kematian bergantung pada
kondisi nutrien, lingkungan, dan jenis mikroba Volk dan Wheeler, 1993.
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.6. Kurva pertumbuhan bakteri Diakses pada tanggal 01 Desember 2015
2.6 Mikroba Endofit 2.6.1 Definisi
Mikroba endofit merupakan mikroba yang hidup di dalam jaringan tanaman pada periode tertentu dan mampu hidup dengan membentuk koloni dalam jaringan
tanaman tanpa membahayakan inangnya. Setiap tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa mikroba endofit yang mampu menghasilkan senyawa
biologi atau metabolit sekunder yang diduga sebagai akibat koevolusi atau transfer genetik genetic recombination dari tanaman inangnya ke dalam mikroba
endofit Tan RX et al., 2001 dalam Radji, M, 2005. Kapang endofit merupakan kapang yang hidup di bagian dalam tumbuhan,
seperti daun, ranting, cabang kecil atau akar. Selain itu, jika dibandingkan dengan jamur patogen pada tumbuhan dan isolat kapang dari tanah, relatif sedikit
metabolit sekunder yang telah diisolasi dari kapang endofit Tan and Zou, 2001 dalam Molina, 2012. Koloni kapang dapat dipastikan dengan melihat secara
morfologi, karena umumnya berupa benang-benang halus, permukaannya seperti beludru atau tepung halus dan di bawah mikroskop dapat dilihat aneka bentuk
kepala konidia Gandjar et al., 2006.