Struktur Sel Bakteri TINJAUAN PUSTAKA

15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5 Komponen Penghambat Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat organisme lainnya. Komponen itu disebut antibiotik, misalnya penisilin yang diproduksi oleh Penicillium chrysogenum dan clavasin yang diproduksi oleh Aspergillus clavatus. Pertumbuhan kapang biasanya berjalan lambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan khamir dan bakteri. Oleh karena itu jika kondisi pertumbuhan memungkinkan semua mikroorganisme untuk tumbuh, kapang biasanya kalah dalam kompetisi dengan khamir dan bakteri. Tetapi sekali kapang dapat mulai tumbuh, pertumbuhan yang ditandai dengan pembentukan miselium dapat berlangsung dengan cepat. 2.3 Karakterisasi 2.3.1 Karakterisasi Bakteri Salah satu cara yang dilakukan untuk melakukan karakterisasi terhadap bakteri yaitu dengan teknik pewarnaan. Saat ini banyak senyawa organik yang sering digunakan untuk pemeriksaan secara mikroskopis. Tujuan dari pengembangan prosedur pewarnaan tersebut adalah : a. Mengamati dengan lebih baik bentuk morfologi mikroorganisme secara kasar b. Mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel mikroorganisme c. Membantu mengidentifikasi dan membedakan mikroorganisme yang serupa Pleczar, 1986. Adapun langkah-langkah utama dalam mempersiapkan spesimen mikroba yang diwarnai untuk pemeriksaan mikroskopis antara lain : a. Penempatan olesan, atau lapisan tipis spesimen pada kaca objek b. Fiksasi olesan itu pada kaca objek, biasanya dengan pemanasan, menyebabkan mikroorganisme itu melekat pada kaca objek. c. Aplikasi pewarna tunggal pewarnaan sederhana atau serangkaian larutan pewarna pewarnaan diferensial. 16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.2 Karakterisasi Kapang

Melakukan karakterisasi kapang yaitu dengan mengamati morfologi secara makroskopis dengan melihat karakteristik koloni suatu biakan, meliputi : warna dan struktur permukaan koloni yaitu ada atau tidaknya tetes eksudat exudate drops dan melihat ada atau tidaknya lingkaran konsentris zonasi. Pengamatan koloni dilakukan dimulai dari awal penanaman hingga pada waktu tertentu dan mencatat semua perubahan yang terjadi Gandjar et.al., 1999.

2.4 Metabolit Sekunder Kapang Endofit

Sebagian besar komponen kimia yang berasal dari tamanan yang digunakan sebagai obat atau bahan obat adalah merupakan metobolit sekunder. Secara in vitro produksi metabolit sekunder ini dapat dilakukan dengan teknik kultur jaringan Gandjar, et al., 1999. Produksi metabolit sekunder beberapa tanaman obat melalui kultur jaringan telah banyak dilakukan. Beberapa diantaranya adalah produksi Solasodine yang diisolasi dari kultur callus Solanum eleagnifolium dan alkaloid pyrrolidine dari kultur akar tanaman Senecio spp Levin et al., 1988. Untuk tujuan komersial, saat ini telah dilakukan pengembangan produksi metabolit sekunder yang berasal dari tanaman obat dengan sistem bioreaktor. Sistem bioreaktor ini dapat digunakan untuk kultur embryogenic ataupun organogenic dari berbagai spesies tanaman Levin R., et al., 1988, Preil W. et al., 1988. Berbagai jenis endofit telah berhasil diisolasi dari tanaman inangnya, dan telah berhasil dibiakkan dalam media perbenihan yang sesuai. Demikian juga metabolit sekunder yang diproduksi oleh mikroba endofit telah berhasil diisolasi dan dimurnikan serta telah dielusidasi struktur molekulnya. Metabolit sekunder yang dihasilkan dari mikroba endofit memiliki bioaktivitas yang bermanfaat baik dalam dunia farmasi maupun pertanian Radji, M, 2005.

2.5 Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan dalam mikrobiologi didefinisikan sebagai meningkatnya volume sel, karena adanya pertambahan protoplasma dan senyawa asam nukleat yang melibatkan sintesis DNA dan pembelahan mitosis. Pertumbuhan ini bersifat

Dokumen yang terkait

Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun dan umbi bakung putih (crinum asiaticum L) terhadap bekteri penyebab jerawat

2 51 103

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kapang Endofit Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Shigella dysenteriae

1 15 108

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

3 23 110

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

1 17 110

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Paku Daun Kepala Tupai [Drynaria quercifolia (L.) J. Sm.] terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis

0 21 99

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Paku Daun Kepala Tupai [Drynaria quercifolia (L.) J. Sm.] terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis.

0 11 99

Fraksinasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Iler (Coleus atropurpureus Benth.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.

1 7 102

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 1 12

PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 2 6

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 0 15