Ekstraksi Hasil Fermentasi Fermentasi dan Ekstraksi Kapang Endofit

54 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.6. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Isolat Diameter Hambat Rata-rata mm

S. aureus B. subtilis

E. coli P. aeruginosa

DP.1A1 Em - - 7,0 7,79 Ee 9,50 - - 8,43 DP.1A2 Em - - - 8,66 Ee - - 7,02 - En 7,56 - - - DU.2B1 Em - 7,22 - 8,53 Ee 8,37 7,0 - 8,0 En 9,10 - - - DU.2B2 Em - - 6,94 9,49 Ee 8,75 6,84 - 7,97 En - - - 7,46 DU.3B2 Em 9,20 6,90 6,79 8,33 Ea 7,80 6,70 - 8,50 En - - - 8,0 Kontrol positif 29,68 20,55 Keterangan : Em : Ekstrak metanol 1,0 mgml Ea : Ekstrak etil asetat 1,0 mgml En : Ekstrak n-heksan 1,0 mgml K + : Kloramfenikol 30 µgdisk. Penelitian sebelumnya mengenai potensi antibakteri dari ekstrak etanol daun tanaman Crinum asiaticum L dapat dilihat pada Tabel 2.1 halaman 8 yang dilakukan terhadap beberapa bakteri patogen manusia seperti K. pneumoniae, S. aureus, B. subtilis, P.aeruginosa dan E. coli. Aktivitas antibakteri ditandai dengan adanya zona hambat atau zona bening yang terbentuk di sekitar kertas cakram yang mengandung ekstrak. Suatu senyawa memiliki aktivitas antibakteri apabila dengan konsentrasi maksimum 1 mgmL tercatat memiliki zona hambat minimum 8 mm Surain dan Aneja, 2014. Diameter zona hambat yang terbentuk diukur menggunakan jangka sorong. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, semua isolat menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap empat jenis bakteri yang diuji, seperti yang terdapat pada tabel di atas Tabel 4.6. Semua isolat memiliki aktivitas yang cukup baik terhadap P. aeruginosa. Isolat DP.1A.1 aktif terhadap S. aureus dengan diameter zona hambat 9,50 mm dan P. aeruginosa 8,43 mm. Isolat DP.1A.2 aktif 55 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap P. aeruginosa dengan diameter zona hambat 8,66 mm. Isolat DU.2B.1 aktif terhadap P. aeruginosa 8,53 mm dan S. aureus 8,37 mm. Isolat DU.2B.2 aktif terhadap P. aeruginosa 9,49 mm dan S. aureus 8,75 mm. Isolat DU.3B.2 aktif terhadap S. aureus 9,20 dan P. aeruginosa 9,50 mm. Sementara untuk bakteri B. subtilis dan E. coli masing-masing isolat menunjukkan aktivitas yang lemah bahkan beberapa di antaranya tidak menunjukkan zona hambat. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya p erbedaan struktur dinding sel, seperti jumlah peptidoglikan, jumlah lipid, ikatan silang dan aktivitas enzim yang menentukan penetrasi, pengikatan dan kemampuan dari suatu senyawa dalam menghambat atau membunuh mikroorganisme Jawetz, 2004. Aktivitas dari suatu senyawa antimikroba juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lain seperti kemampuan difusi senyawa antimikroba, konsentrasi senyawa antimikroba yang terserap dalam kertas cakram, jumlah inokulum yang terkandung dalam medium dan tipe medium biakan yang digunakan Benson, 2001. Dalam penelitian ini, pengujian antibakteri yang dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar cakram. Berbagai penelitian mengenai uji aktivitas antimikroba menggunakan metode difusi agar cara cakram telah dilaporkan Taqwim, 2007, yaitu uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Hasil pengujian menggunakan metode difusi agar cakram menunjukkan 10 isolat kapang endofit dari tumbuhan Garcinia forbesii King memiliki aktivitas antibakteri yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat di sekitar kertas cakram. Metode difusi agar cara cakram juga digunakan oleh Muliana 2007 dan menunjukkan 4 isolat kapang yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan B. subtilis. Dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil uji yang dilakukan sebagian besar yang memiliki aktivitas antibakteri cukup baik yaitu ekstrak metanol. Ekstrak metanol dari tanaman umumnya memiliki kandungan senyawa terpines dan fenolat, yang dilaporkan sebagai senyawa agen antibakteri. Beberapa senyawa alkaloid seperti indoloquinoline dapat mengakibatkan perubahan morfologi dari S. aureus, akan tetapi efek antibakteri dari alkaloid dapat melalui mekanisme yang berbeda diantaranya menghambat sintesis DNA melalui penghambatan

Dokumen yang terkait

Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun dan umbi bakung putih (crinum asiaticum L) terhadap bekteri penyebab jerawat

2 51 103

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kapang Endofit Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Shigella dysenteriae

1 15 108

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

3 23 110

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

1 17 110

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Paku Daun Kepala Tupai [Drynaria quercifolia (L.) J. Sm.] terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis

0 21 99

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Paku Daun Kepala Tupai [Drynaria quercifolia (L.) J. Sm.] terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis.

0 11 99

Fraksinasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Iler (Coleus atropurpureus Benth.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.

1 7 102

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 1 12

PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 2 6

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 0 15