Seleksi Kapang Endofit yang Berpotensi sebagai Antibakteri

49 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta gelombang 600 nm. Metode ini sangat cocok apabila suspensi biakan berbentuk cair dan homogen serta sel yang densitasnya tinggi Fardiaz, 1992. Hasil pengukuran pertumbuhan kapang endofit digunakan sebagai dasar atau gambaran untuk proses fermentasi yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui waktu yang optimal berapa lama proses fermentasi berlangsung. Menurut Kuswardani dan Wijajaseputra 1998, waktu pembiakan yang terlalu singkat akan menghasilkan Protein Sel Tunggal PST dalam jumlah rendah karena biokonversi komponen medium belum optimal. Sedangkan waktu pembiakan yang terlalu lama akan menyebabkan terjadinya penurunan protein yang terakumulasi dalam PST akibat autobiodegradasi untuk memenuhi kebutuhan energinya sehubungan dengan ketersediaan nutrien dalam medium yang semakin tidak mencukupi. Namun pada penelitian ini waktu yang digunakan selama fermentasi yaitu 21 hari untuk semua isolat. Oleh karena itu perlu adanya optimasi waktu fermentasi mengingat hal ini merupakan faktor yang sangat penting terhadap metabolit ataupun senyawa aktif yang didapatkan.

4.5 Fermentasi dan Ekstraksi Kapang Endofit

4.5.1 Fermentasi

Proses fermentasi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan medium PDY Potato Dextrose Yeast yang diproses semi sintetik dengan cara membuat ekstrak kentang terlebih dahulu lalu kemudian dengan menambahkan Dextrose dan Yeast Extract sebagai nutrisi. Setelah media terbentuk, dicuplik sebanyak ± 1 mL untuk mengukur pH medium. Pengukuran pH dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keasaman dari medium fermentasi. Hal ini disebabkan karena pH medium dapat mempengaruhi fungsi membran sel, morfologi dan struktur sel serta produksi biosintesia kapang. Kapang akan tumbuh dan berkembang biak dengan baik pada pH yang optimum yaitu, 6,7 ± 0,2. Pada kondisi ini, merupakan pH yang optimal bagi kapang dalam memproduksi metabolit sekunder Gandjar et al., 2006. Pengukuran dilakukan menggunakan pH meter dan penambahan CaCO 3 untuk mengatur keasaman medium. Setelah itu medium dimasukkan ke dalam botol kaca sebagai fermentor. Sebanyak 250 mL medium dimasukkan ke dalam masing-masing botol lalu kemudian dilakukan 50 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sterilisasi menggunakan autoclave pada temperatur 121 o C selama 15 menit. Selanjutnya, kapang hasil biakan yang terbebas dari kontaminan dan sudah berusia 14 hari dimasukkan secara aseptis ke dalam medium PDY steril. Biakan kapang terlebih dahulu dibuat sumuran menggunakan sedotan steril berdiameter 7 mm. Sebanyak 4 empat bulatan kapang secara aseptis dimasukkan ke dalam medium PDY. Gambar proses fermentasi dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 80. Proses fermentasi dilakukan selama 21 hari dengan dengan metode statis pada suhu ruang. Dengan metode seperti ini, pertumbuhan kapang akan terlihat jelas di atas permukaan medium seperti pertumbuhan miselium atau biomassa sel yang semakin lama semakin tebal. Selain itu, juga terlihat hifa vegetatif yang tumbuh ke bagian dalam medium seperti akar yang bercabang atau bahkan terlihat seperti gumpalan kapas. Medium fermentasi juga mengalami perubahan dilihat dari perubahan warna yang semula sedikit keruh menjadi semakin bening, ada juga yang berubah menjadi merah dan juga terjadi perubahan menjadi lebih keruh dari sebelumnya dan hal ini bisa saja terjadi. Menurut Gandjar, et al. 2006, hal tersebut dapat terjadi karena kapang endofit masing-masing memiliki bentuk morfologi dan waktu pertumbuhan yang berbeda.

4.5.2 Ekstraksi Hasil Fermentasi

Setelah proses fermentasi selesai, langsung proses ekstraksi dilakukan yaitu pertama pemisahan antara medium cair dan biomassa. Selanjutnya medium cair dilakukan filtrasi menggunakan corong yang telah dilapisi kapas dan diikuti penyaringan menggunakan kertas saring. Tujuan dilakukannya filtrasi ini adalah untuk mendapatkan filtrat jernih. Karena medium fermentasi ini menggunakan aquadest sehingga cara yang digunakan untuk memisahkan komponen senyawa adalah dengan partisi cair-cair. Dari sejumlah isolat yang didapat pada proses evaporasi, isolat DP.1A.1 fraksi n-heksan tidak ada yang tertinggal dalam wadah penampung ekstrak sehingga tidak dapat dilakukan penimbangan bobot ekstrak, demikian halnya dengan tahap uji aktivitas tidak dapat dilakukan. Hal ini dapat terjadi disebabkan 51 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena komponen senyawa di dalam ekstrak tidak ada yang tertarik ke dalam n- heksan. Tabel 4.4 di bawah ini menunjukkan jumlah perolehan bobot ekstrak isolat kapang endofit. Tabel 4.4. Perolehan Bobot Ekstrak Isolat Kapang Endofit Isolat Kapang Endofit Fraksi Metanol mg Fraksi n-heksan mg Fraksi etil asetat mg DP.1A.1 662 230 DP.1A.2 1076 44 124 DU.2B.1 832 39 125 DU.2B.2 1186 32 99 DU.3B.2 1019 41 104

4.6 Karakterisasi Bakteri Uji

Karakterisasi terhadap bakteri uji dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemurnian bakteri yang akan digunakan apakah masih murni dan masih layak digunakan atau bahkan sudah mengalami kerusakan. Identifikasi dapat dilakukan secara makroskopik maupun mikroskopik. Sebelum proses identifikasi dilakukan, bakteri uji dibiakkan terlebih dahulu pada medium NA Nutrient Agar selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Pada penelitian ini menggunakan empat bakteri uji yang bersifat patogen atau yang dapat menyebabkan penyakit. Selain itu, dari empat bakteri yang digunakan mewakili bakteri Gram positif Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Bacillus subtilis ATCC 6633 dan bakteri Gram negatif Escherichia coli ATCC 25922 dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853. Karakterisasi bakteri uji dapat dilakukan secara makroskopik yaitu dengan mengamati warna dan bentuk koloni, diameter koloni, dan permukaan pinggiran koloni. Sementara identifikais bakteri secara mikroskopik dilakukan dengan cara pewarnaan Gram. Tujuan dari pewarnaan ini yaitu untuk membedakan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Menurut Atika, 2007, setelah pewarnaan dilakukan, bakteri akan berwarna ungu untuk bakteri Gram positif dan akan berwarna merah untuk bakteri Gram negatif.

Dokumen yang terkait

Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun dan umbi bakung putih (crinum asiaticum L) terhadap bekteri penyebab jerawat

2 51 103

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kapang Endofit Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Shigella dysenteriae

1 15 108

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

3 23 110

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

1 17 110

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Paku Daun Kepala Tupai [Drynaria quercifolia (L.) J. Sm.] terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis

0 21 99

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Paku Daun Kepala Tupai [Drynaria quercifolia (L.) J. Sm.] terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis.

0 11 99

Fraksinasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Iler (Coleus atropurpureus Benth.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.

1 7 102

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 1 12

PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 2 6

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 0 15