Isolat DU.3B.2 HASIL DAN PEMBAHASAN

47 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4 Kurva Pertumbuhan Kapang Endofit

Pengukuran kurva pertumbuhan dilakukan untuk mengetahui waktu kapan kapang endofit harus dipanen atau kapan kapang endofit menghasilkan sel dan metabolit sekunder paling banyak Wuryanti, 2008. Pembuatan kurva kapang menggunakan medium Potato Dextrose Yeast Broth PDY, biakan kapang diinkubasi pada medium PDY selama 21 hari dengan cara statis. Sebanyak ± 1 mL medium dicuplik setiap 48 jam sekali dan diukur nilai absorban dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 600 nm. Hasil pengukuran pertumbuhan kapang endofit dapat dilihat dari kurva seperti pada Gambar 4.9 di bawah ini. Gambar 4.9. Kurva Hasil Pengukuran Pertumbuhan Kapang Endofit Isolat DP.1A.2 a dan isolat DU.3B.2 b 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 1 3 5 7 9 12 14 16 19 21 A b s DP.1A.2 Kapang 1a Kapang 1b Kapang 1c -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 1 3 5 7 9 12 14 16 19 21 A b s DU.3B.2 Kapang 2a Kapang 2b Kapang 2c Waktu Hari Waktu Hari a b 48 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Selama proses inkubasi berlangsung, kedua isolat memiliki bentuk bertumbuhan yang berbeda secara morfologi yaitu isolat DP.1A.2 tumbuh di bagian bawah permukaan medium dan terlihat semakin keruh dengan bertambahnya waktu. Sementara isolat DU.3B2 tumbuh membentuk lembaran di atas permukaan medium sehingga semakin lama terlihat semakin jernih. Pada dasarnya, proses inkubasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kultur stasioner statis dan kultur agitatif atau penggojokan. Menurut Bielecki et al., 2001, pada kultur stasioner akan terbentuk lembaran selulosa berbentuk seperti tikar dan bertekstur seperti gelatin di permukaan media biakan cair, di dalamnya mengandung sel-sel mikroba yang terperangkap dalam jaringan serat selulosa. Sedangkan pada kondisi kultur agitasi, pelikel lembaran tidak terbentuk dan selulosa berbentuk butiran yang tidak teratur dan juga dapat berbentuk untaian serat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Watanabe et al., 1998 dan Moon et al., 2006 bahwa selulosa bakteri yang diproduksi dengan metode statis menghasilkan indeks kristalinitas lebih tinggi bila dibandingkan dengan agitasi. Proses agitasi atau penggojokan selama fermentasi menyebabkan ikatan hidrogen antara mikrofibril berkurang dan berakibat terhadap panjang mikrofibril yang terbentuk. Berkurangnya ikatan hidrogen antara mikrofibril ini akan berakibat terhadap rendahnya indeks kristalinitas Moon et al., 2006. Semakin tinggi indeks kristalinitas maka semakin tinggi kekuatan tarik serat Liu et al., 2006. Pengukuran pertumbuhan kapang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung atau secara mikroskopik menggunakan hemositometer. Metode ini mempunyai kelebihan cepat dalam pengerjaanya, namun tingkat kesalahannya tinggi, sel mati bisa terhitung, sel yang berukuran kecil sulit teramati Hadioetomo, 1993. Sementara metode tidak langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain berdasarkan kekeruhan, berat kering sel, kadar nitrogen dan berdasarkan aktivitas biokimia Hamdiyati, 2002. Pada penelitian ini menggunakan metode tidak langsung dengan berdasarkan kekeruhan turbiditas dengan melihat massa sel, yaitu mengukur absorban atau kerapatan optik menggunakan spektrofotometer pada panjang

Dokumen yang terkait

Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun dan umbi bakung putih (crinum asiaticum L) terhadap bekteri penyebab jerawat

2 51 103

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kapang Endofit Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Shigella dysenteriae

1 15 108

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

3 23 110

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

1 17 110

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Paku Daun Kepala Tupai [Drynaria quercifolia (L.) J. Sm.] terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis

0 21 99

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Paku Daun Kepala Tupai [Drynaria quercifolia (L.) J. Sm.] terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis.

0 11 99

Fraksinasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Iler (Coleus atropurpureus Benth.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.

1 7 102

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 1 12

PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 2 6

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 0 15