45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Secara makroskopik, isolat DU.1A.1 pada hari ke-3 memiliki diameter 48 mm. Miselium yang terbentuk berwarna putih kekuningan pada bagian luar dan
berwarna hitam gelap pada bagian dalam, terdapat lingkar konsentris, permukaan biakan rata dan licin. Secara mikroskopik isolat DU.1A.1 pada miselium berwarna
biru, terdapat kornidiofor, klamidospora dankonidia. Pertumbuhan kapang endofit dapat diamati secara makroskopik dengan
melihat diameter masing-masing kapang. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diameter kapang endofit pada hari ke 3, 6 dan 9 dapat dilihat pada tabel
4.2 di bawah ini. Tabel 4.2. Diameter Pertumbuhan Kapang Endofit
No. Kode Isolat
Hari ke-3 mm Hari ke-6 mm
Hari ke-9 mm
1. DP.1A.1
27 x 29 83 x 86
86 x 89 2.
DP.1A.2 21 x 23
37 x 39 50 x 63
3. DU.2B.1
44 x 46 72 x 73
84 x 89 4.
DU.2B.2 41 x 50
49 x 61 54 x 67
5. DU.3B.1
36 x 42 56 x 59
63 x 66 6.
DU.3B.2 46 x 49
62 x 66 66 x 71
7. DU.1A.1
48 x 43 89 x 84
90 x 90
4.3 Seleksi Kapang Endofit yang Berpotensi sebagai Antibakteri
Seleksi kapang endofit dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa jumlah isolat kapang yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri yang
selanjutnya untuk dilakukan proses fermentasi. Seleksi dilakukan menggunakan metode agar disk. Isolat kapang yang sebelumnya telah dimurnikan diambil
beberapa bulatan sesuai dengan jumlah bakteri uji menggunakan sedotan steril dengan diameter 7 mm. Selanjutnya bulatan kapang diletakkan pada cawan yang
berisi medium NA padat dan suspensi bakteri. Kemudian kultur diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 24 jam Khokra, et al, 2008.
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Aktivitas antibakteri kapang endofit dapat diamati dengan melihat zona hambat yang terbentuk pada masing-masing bulatan kapang Elfina et al., 2014.
Hasil seleksi kapang yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3. Diameter Hambat Hasil Seleksi Kapang Endofit
Kode Isolat Kapang Endofit
Diameter Hambat Rata-rata mm E. coli
S. aureus P. aeruginosa
DP.1A.1 8,9
10,0 DP.1A.2
9,7 7,4
8,2 DU.1A.1
7,2 DU.2B.1
8,9 8,2
7,8 DU.2B.2
11,0 8,2
DU.3B.1 7,2
7,5 DU.3B.2
9,6 9,8
10,2
Dari hasil seleksi kapang yang dilakukan, yang terlihat secara signifikan mempunyai aktivitas terhadap antibakteri uji terdapat 5 jenis isolat yang terdiri
dari DP.1A.1, DP.1A.2, DU.2B.1, DU.2B.2, dan DU.3B.2. Sementara dua isolat diantaranya terlihat memiliki aktivitas yang lemah. Hasil seleksi kapang endofit
dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 76.
Diameter zona bening yang terbentuk merupakan salah satu parameter untuk mengetahui apakah suatu senyawa memiliki aktivitas sebagai antibakteri
dengan cara menghambat pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Namun pada proses seleksi kapang yang dilakukan, isolat kapang yang membentuk diameter
hambat kecil bukan berarti komponen senyawa memiliki aktivitas yang lemah akan tetapi hal tersebut dapat disebabkan karena sifat aktif dari senyawa yang
dihasilkan belum secara maksimal sehingga perlu dilakukan fermentasi untuk mendapatkan hasil metabolit sekunder yang optimal dan memiliki aktivitas yang
baik.