penyiar atau sekedar duduk-duduk dan bercakap-cakap penduduk yang kebetulan sedang ada di studio.
Proses inisiasi yang dilakukan LATIN dan kedekatan peneliti dengan subyek tineliti tersebutlah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian
dengan topik pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan ekowisata. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada lampiran 4.
Penelitian awal di lapangan untuk penjajagan kesesuaian topik dan sosialisasi diri dilaksanakan pada 4 Maret sampai 15 Maret 2005. Setelah
dilakukan pengajuan proposal, peneliti kembali ke lapangan pada tanggal 5 April sampai 21 April, lalu dilanjutkan lagi pada tanggal 10 Mei sampai 10 Juni 2005.
Tenggang waktu digunakan peneliti untuk melakukan kolokium, konsultasi kepada dosen pembimbing dan menghilangkan kejenuhan yang peneliti hadapi di
lapangan.
2.3. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, laporan penelitian-laporan penelitian
sebelumnya dan studi dokumen yang ada pada pihak-pihak terkait, seperti LATIN, LSM lain yang terlibat dalam proses inisiasi dan pihak pemerintah
daerah. Pesisir Krui merupakan tempat tujuan penelitian tentang keberhasilan pengelolaan agroforest dalam bentuk repong damar. Data primer diperoleh
dengan observasi langsung di lapang, wawancara mendalam dengan informan di lapang. Informan diperoleh dengan teknik bola salju. Teknik ini dilakukan dengan
menanyai beberapa informan kunci dan meminta mereka untuk merekomendasikan informan lain
23
. Penjabaran teknik pengumpulan data dapat dilihat pada lampiran 5.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan diskusi dengan pihak LATIN mengenai hal-hal yang sudah dilakukan LATIN dalam pendampingan
yang mereka lakukan di Pesisir Krui dan sudah sejauh mana hal-hal yang LATIN lakukan dalam proses inisiasi pengembangan ekowisata di Pekon Pahmungan.
Menurut mereka, ekowisata dipilih karena mereka melihat adanya kemungkinan
23
Peneliti tidak membedakan antara informan dan responden karena pada waktu pelaksanaan penelitian di lapangan, hampir semua sumber ditanyai tentang kehidupan diri mereka sendiri,
keluarga dan lingkungannya.
manfaat lain yang bisa diperoleh masyarakat Pekon Pahmungan dari repong damarnya selain dari penjualan getah, kayu damar dan buah-buahan
24
. Mereka melihat kemungkinan itu setelah melihat frekuensi dan jumlah pengunjung yang
datang ke Pekon Pahmungan. Pengembangan ekowisata ini juga diharapkan mampu menjadi motivator bagi masyarakat Pekon Pahmungan untuk terus
melestarikan repong damar mereka yang sangat penting bagi ekologi. Pada waktu itu, LATIN sudah melakukan pembangunan sebuah saung di pinggiran repong
damar. Saung tersebut dibangun sebagai tempat melakukan pertemuan, pelatihan atau sekedar untuk duduk-duduk bagi pengunjung yang datang ke Pekon
Pahmungan. Di samping saung tersebut, terdapat kamar mandi umum yang waktu peneliti akan melakukan penelitian sedang dalam proses pembangunan
25
. Gambar saung dan kamar mandi dapat dilihat pada lampiran 6. Selain itu, dalam diskusi
tersebut juga dijelaskan bahwa posisi peneliti selama melakukan penelitian dengan topik pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan ekowisata ini
adalah sebagai sukarelawan LATIN. Informan kunci peneliti dapatkan dari kontak person LATIN yang sudah
peneliti kenal sejak masa KKP. Kontak person ini pada umumnya memiliki pengalaman organisasi kemasyarakatan, baik organisasi-organisasi masyarakat
dalam lingkup Pekon Pahmungan, maupun organisasi-organisasi dalam lingkup yang lebih luas, misal organisasi-organisasi dampingan LSM. Kemudian,
informan-informan lain diperoleh dengan menanyakan kepada informan-informan kunci tersebut siapa saja yang dapat ditanyai untuk topik yang peneliti teliti, hal
ini sesuai dengan teknik bola salju. Informan-informan yang direkomendasikan oleh para informan kunci biasanya memiliki pengalaman organisasi, pengetahuan
yang masyarakat anggap cukup luas karena latar belakang pendidikan maupun pekerjaan, dan yang paling utama adalah sifat terbuka mereka dalam berbicara
dengan orang luar. Informan-informan sebagai subyek tineliti pada umumnya adalah tokoh-tokoh masyarakat di Pekon Pahmungan. Keberadaan responden
dalam penelitian ini lebih cenderung sebagai sumber data untuk pemeriksaan silang dari keterangan yang diberikan informan. Responden dipilih berdasarkan
24
Buah durian, duku dan rambutan adalah contoh produk repong selain getah dan kayu dari pohonnya.
25
Kamar mandi tersebut dibuat untuk kenyamanan para pengunjung yang datang ke saung, karena di sekitar saung tersebut tidak terdapat kamar mandi umum. Pada akhir masa penelitian, kamar
mandi sudah dapat digunakan.
keterangan yang ada dalam jawaban-jawaban informan dan hasil observasi peneliti di lapangan.
Dalam melakukan wawancara mendalam, peneliti berusaha melakukan pendekatan informal terlebih dahulu terhadap para informan dan juga penduduk
Pekon Pahmungan. Pendekatan informal dilakukan dengan lebih membaurkan diri
dalam kegiatan-kegiatan masyarakat Pekon Pahmungan; seperti dalam hajatan dan ikut menjadi penyiar radio, sekedar ngobrol-ngobrol santai sekaligus
memperkenalkan diri dan maksud kedatangan kepada mereka, bermain dengan anak-anak mereka, bahkan ikut makan bersama keluarga mereka. Setiap kali
selesai melakukan wawancara, penulis menanyakan kepada informan apakah mereka tidak keberatan jika suatu saat penulis kembali untuk berbincang-bincang
lagi. Hal ini dilakukan karena penulis dapat melakukan wawancara lebih satu kali untuk satu informan. Pada saat-saat itu, peneliti memperkenalkan diri dan
menyebutkan tujuan peneliti datang yang ke dua kalinya di Pekon Pahmungan. Pada umumnya penduduk Pekon Pahmungan sudah mengenal peneliti
sebagai bagian dari pengelola radio komunitas Suara Petani, seperti saat kedatangan peneliti waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi KKP pada bulan
Juni-Agustus 2004. Peneliti harus sering menekankan bahwa saat ini peneliti tidak akan terlibat terlalu banyak lagi dalam pengelolaan radio komunitas seperti masa
KKP dulu. Peneliti lebih menekankan bahwa saat ini posisi peneliti adalah sebagai mahasiswa yang melakukan penelitian tentang potensi pengembangan ekowisata
di Pekon Pahmungan. Keberadaan peneliti sebagai sukarelawan LATIN sengaja tidak disebutkan untuk menghindari pengharapan penduduk yang berlebih
terhadap peneliti. Sebagian penduduk Pekon Pahmungan terbiasa untuk menghubungkan langsung dengan proyek yang berhubungan dengan keuntungan
materi saat mereka mendengan kata LSM. Setelah hubungan informal terjalin, peneliti mulai melakukan pembicaraan
yang lebih serius dengan mereka tentang topik penelitian yang peneliti teliti. Dalam melakukan wawancara tersebut, penulis tidak membawa panduan
pertanyaan dan tidak melakukan pencatatan di depan informan untuk membuat mereka lebih nyaman dan tetap menganggap wawancara tersebut seperti obrolan-
obrolan yang pernah dilakukan sebelumnya. Namun, untuk beberapa informan
yang merupakan tokoh penting masyarakat dan sudah sering diwawancarai dalam penelitian, peneliti melakukan pencatatan-pencatatan kecil di depan mereka atau
bahkan menggunakan alat perekam untuk merekam, karena hal tersebut membuat mereka merasa lebih dihargai. Sebelum peneliti melakukan hal ini, peneliti
meminta izin kepada informan yang sedang diwawancarai. Hal ini peneliti lakukan setelah para informan tersebut menanyakan kepada peneliti, apakah
peneliti benar-benar sedang melakukan penelitian dan akan menulis perkataan mereka, karena tidak seperti peneliti-peneliti sebelumnya yang mencatat setiap
jawaban mereka, peneliti tidak mencatat apapun dari perkataan mereka. Berikut ini adalah suasana wawancara yang dilakukan penulis terhadap informan.
Setiap kali setelah penulis melakukan wawancara terhadap informan, penulis berusaha untuk langsung menuliskan kembali hasil wawancara dan
observasi penulis terhadap informan selama wawancara dalam catatan harian. Hal ini dilakukan sesegera mungkin begitu peneliti tiba di rumah atau di saung yang
sepi sehingga memudahkan peneliti untuk mengingat kembali data-data yang diperoleh selama wawancara. Sebelum pencatatan selesai, sedapat mungkin
peneliti menghindari pembicaraan dengan orang lain. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerancuan dalam mengingat data.
Gambar 3.
Suasana Wawancara Dengan Informan
Sumber: Dokumentasi Astrid Nurfitria R.
2.4. Teknik Analisis Data