Penginapan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Ekowisata

b. Pelatihan dan studi banding untuk mengetahui bagaimana cara dan teknik pemanduan. c. Pengkoordinasian dan pembagian siapa yang menjadi pemandu merupakan hal yang sangat krusial untuk dilakukan, mengingat selama ini sudah cukup kecemburuan yang timbul di antara kalangan penduduk. Jika hal ini terus dibiarkan, dikhawatirkan program pengembangan masyarakat bukan akan membawa ke arah yang lebih baik, namun akan membawa ke perpecahan di kalangan masyarakat yang malah akan menghancurkan sistem yang sudah ada tanpa tumbuhnya sistem baru yang lebih baik.

6.2 Penginapan

Penginapan sebagai salah satu elemen ekowisata dalam pelaksanaannya memiliki potensi yang besar bagi pelibatan masyarakat. Penginapan yang dimaksud di sini bukan penginapan dalam skala besar seperti losmen atau hotel- hotel pada umumnya. Namun, penginapan yang dimaksud adalah penginapan dengan model homestay. Homestay memungkinkan penduduk mendapatkan pemasukan dengan hanya menyediakan sebuah atau beberapa kamar di rumah tinggal mereka. Selain itu, penduduk juga akan lebih berinteraksi dengan pengunjung dibandingkan jika pengunjung menginap di penginapan. Interaksi ini diharapkan dapat menjadi ajang pertukaran informasi dan pengetahuan anatara penduduk lokal dan pengunjung sehingga masing-masing dari mereka mendapatkan manfaat lebih luas. Penerapan homestay sudah dilakukan pada pengembangan ekowisata di Desa Batu Putih, Sabah, Malaysia dan Desa Yazhe, Pingwu, Cina. Penerapan homestay tersebut lebih membuka akses masyarakat terhadap keuntungan dari kedatangan pengunjung. Di Pekon Pahmungan sendiri sebenarnya homestay sudah dilaksanakan oleh beberapa penduduk Pekon Pahmungan. Saat pengunjung datang, biasanya person kontak akan menyiapkan kamar untuk menginap di rumahnya, jika jumlah pengunjung melebihi kapasitas rumahnya maka person kontak akan membagi ke rumah penduduk lain. Kondisi ini sepertinya semakin memperlebar kecemburuan di kalangan penduduk karena pada umumnya pengunjung yang datang berupa kelompok-kelompok kecil sehingga rumah person kontak sendiri akan cukup untuk menampung seluruh anggota rombongan. Kondisi ini semakin jelas terasa karena person kontak PMPRD adalah orang yang berada dan memiliki fasilitas yang cukup baik dengan jumlah kamar yang cukup banyak lima kamar kosong, sehingga jumlah pengunjung yang mampu ditampungpun cukup banyak. Selain luasnya rumah person kontak, tamu-tamu dalam satu rombongan pada umumnya juga lebih memilih untuk tinggal dalam satu rumah untuk mempermudah koordinasi. Hal ini menyebabkan kurang tersebarnya manfaat yang diperoleh penduduk dari kedatangan pengunjung. Menurut informasi dari informan, Bupati Wayan bupati pada periode sebelum periode sekarang dahulu pernah menyarankan kepada penduduk Pahmungan untuk menyediakan satu kamar khusus bagi pengunjung yang akan menginap. Hal ini disarankan Bupati Wayan setelah beliau melihat cukup banyaknya pengunjung yang potensial untuk menjadi sumber pendapatan tambahan bagi penduduk Pahmungan. Kondisi ekonomi penduduk Pekon Pahmungan pun sebenarnya tidak terlalu miskin untuk menyediakan layanan yang baik bagi para pengunjung yang datang. Berikut ini adalah gambar bentuk rumah penduduk Pekon Pahmungan yang umumnya masih bergaya tradisional. Menginap dalam rumah tradisional akan menjadi pengalaman tersendiri bagi para pengunjung. Gambar 14. Kondisi Rumah di Pekon Pahmungan Sumber: Dokumentasi Dian Ekowati Masalah utama yang biasanya dihadapi penduduk Pahmungan dalam penyediaan penginapan adalah ketidakyakinan penduduk akan adanya konsumen untuk kamar yang mereka sediakan, karena akses terhadap pengunjung dari luar hanya dimiliki oleh beberapa orang tertentu saja. Saat konsumen memang benar- benar ada, seperti saat penyelenggaraan pelatihan Jaringan Kelompok Tani oleh LATIN Lembaga Alam Tropika Indonesia dan PMPRD masih terdapat beberapa masalah yang menghalangi masyarakat untuk mengelola dan mendapatkan manfaat dari pengelolaan penginapan secara optimal. Pada penyelenggaraan pelatihan seperti ini biasanya jumlah peserta mencapai lebih dari 20 orang yang tidak mungkin ditampung dalam satu rumah person kontak. Hal ini memungkinkan penyebaran keuntungan bagi penduduk yang terlibat. Masalah yang mungkin dihadapi adalah pembagian yang mungkin akan menjadi celah kecemburuan bagi penduduk yang tidak mendapat jatah peserta. Hal lain yang mungkin terjadi adalah ketika penduduk menganggap kedatangan pengunjung tidak menguntungkan secara ekonomi maka mereka akan menolak untuk menerima mereka. Penolakan ini dimungkinkan karena penduduk melihat latar belakang pengunjung, mereka cenderung menganggap petani dan mahasiswa tidak akan memberikan banyak keuntungan ekonomi kepada mereka. Budaya sebagian penduduk Pekon Pahmungan memang cenderung untuk melihat keuntungan dalam jangka pendek.berupa materi. Di kalangan penduduk Pekon Pahmungan juga terdapat beberapa gunjingan yang mengatakan bahwa person kontak baik pihak PMPRD atau pemerintah desa akan membagi pengunjung ke rumah-rumah lain jika kedatangan pengunjung tidak terlalu memberikan keuntungan ekonomi, tetapi jika pengunjung memberikan keuntungan ekonomi maka kontak person akan membiarkan mereka semua menginap di rumahnya walaupun ada yang harus tidur di atas tikar. Menurut person kontak, hal ini mereka lakukan karena anggota rombongan tidak mau menginap terpisah. Mereka lebih memilih untuk tidur beralas tikar, tetapi dapat berkumpul dalam satu rumah. Alasan ekonomi sering menjadi alasan mengapa penduduk tidak dapat menerima pengunjung untuk menginap di rumah mereka. Hal ini dapat dirinci sebagai berikut: - Tidak ada kamar yang layak di rumah penduduk. Hal ini mungkin karena kamar-kamar di rumah penduduk sudah penuh oleh anggota keluarganya atau penduduk merasa kamar yang tersedia di rumahnya tidak cukup layak untuk dijadikan tempat menginap bagi pengunjung. - Tidak ada kamar mandi di rumah penduduk. Hal ini dapat disebabkan oleh kurang mampunya ekonomi penduduk untuk membangun kamar mandi di rumahnya. Namun, menurut informan hal ini lebih karena penduduk sudah memiliki budaya untuk melakukan kegiatan MCK mereka di sungai yang mengalir di depan rumah mereka. Hasil observasi penulis menunjukkan, bahkan penduduk yang sudah memiliki fasilitas kamar mandi di rumahnya masih ada yang lebih memilih untuk melakukan kegiatan MCK mereka di sungai. Di Pekon Pahmungan, kebutuhan akan tersedianya kamar mandi di rumah tiap penduduk belum menjadi salah satu kebutuhan yang dianggap penting. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis elemen pengelolaan penginapan ini berhubungan erat dengan kapasitas penduduk dalam aspek kemampuan menjadi tuan rumah penginapan dan keterbukaan terhadap pengunjung. Kemampuan untuk menjadi tuan rumah penginapan menjadi hal penting yang berhubungan erat dengan kemampuan masyarakat untuk terlibat dalam elemen penginapan. Kemampuan ini meliputi; bagaimana untuk mengurus pengunjung, seperti penyediaan makanan, kebersihan kamar dan bagaimana harus bersikap kepada pengunjung. Selama ini penduduk ada yang menolak untuk terlibat untuk menjadi tuan rumah penginapan karena takut salah mengurus pengunjung dan keberadaan pengunjung tersebut dianggap akan merepotkan mereka. Aspek keterbukaan terhadap pengunjung sering menjadi alasan penerimaan dan penolakan terhadap pengunjung yang akan menginap di rumah penduduk. Penduduk yang bersikap terbuka pada umumnya senang menerima pengunjung yang datang karena mereka melihat adanya kesempatan untuk memperluas jaringan dan berbagi pengetahuan dan pengalaman selain dari segi keuntungan ekonomi. Pada umumnya penduduk yang bersikap terbuka adalah penduduk yang memiliki pengalaman organisasi, pendidikan cukup tinggi lulus perguruan tinggi atau pengalaman kerja di luar pekon. Orang-orang seperti ini biasanya adalah orang-orang yang menghargai pentingnya jejaring dan informasi. Rekomendasi untuk lebih mengefektifkan pelibatan masyarakat dalam aspek penginapan sehingga dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat secara optimal adalah memberikan pelatihan untuk pelayanan dalam penginapan bagi penduduk yang sebenarnya berminat untuk menjadi tuan rumah, namun masih belum yakin akan kemampuan mereka untuk melakukan hal itu. Selain itu koordinasi yang jelas dalam pembagian pengunjung juga penting, mengingat saat ini sudah ada kecemburuan di kalangan penduduk karena menganggap hanya orang-orang tertentu yang memiliki akses dan mendapatkan keuntungan dari kedatangan para pengunjung ke pekon mereka tersebut.

6.3 Penyediaan Makanan