menurut mereka rombongan mahasiswa dari Bandar Lampung rutin mendatangi Pekon Pahmungan. Universitas yang setiap tahun mengirimkan mahasiswa untuk
melakukan praktikum di Pekon Pahmungan adalah Universitas Negeri Lampung Unila.
5.7 Nilai-nilai Dalam Masyarakat
Masyarakat Pekon Pahmungan yang sebagian besar merupakan penduduk asli Lampung dengan adat istiadat mereka yang unik. Mereka memiliki bahasa
daerah, adat istiadat dan norma-norma sendiri. Hampir semua penduduk asli Lampung memeluk agama Islam. Hal ini cukup mempengaruhi adat dan norma-
norma yang diyakini dalam penduduknya. Salah satu tradisi dahulu adalah dibatasinya pergaulan laki-laki dan perempuan. Jika seorang pemuda tertarik
terhadap seorang pemudi maka dia akan mendatangi rumah pemudi dan memohon kepada ayah pemudi agar diperbolehkan untuk berbincang-bincang. Setelah
diizinkan, maka ia akan berbincang-bincang dengan pemudi, tetapi tidak dalam satu ruangan. Si pemudi akan tetap berada di dapur, sedangkan pemuda ruangan
di sampingnya dan mereka berbicang-bincang dengan dibatasi oleh pintu. Menurut informan, tradisi ini mulai luntur sejak radio dan televisi masuk
Pahmungan. Apalagi sejak listrik masuk pada tahun 80-an. Listrik yang mampu membuat suasana malam seolah siang ini menjadikan pergaulan antara pemuda
dan pemudi semakin bebas. Saat ini, sudah beberapa kali dijumpai kasus hamil di luar nikah di kalangan generasi muda. Saat penulis melakukan penelitian pada
bulan Maret – Juni, terdapat satu kasus hamil di luar nikah di Pekon Pahmungan. Pelunturan nilai-nilai budaya ini cukup meresahkan warga masyarakat Pekon
Pahmungan. Keresahan ini seperti dinyatakan oleh Sp, seorang pejabat pemerintahan Pekon Pahmungan yang berumur sekitar 35 tahun:
”Jaman sekarang ini generasi mudanya memang lebih bebas. Jaman saya muda dulu, habis magrib kita sudah tinggal di rumah tidak keluar-keluar lagi. Keluar
paling kalau ada latihan pencak silat atau hajatan. Dulu kan gelap mbak, sekarang sudah ada listrik, sudah malem juga muli pemudi-penulis dan meranai pemuda-
penulis masih pada keluyuran di luar. Pacaran juga sekarang sudah gampang sekali, jaman dulu kalau ketemu orang tua cewek yang ditaksir, sopan banget, grogi
juga. Tapi sekarang kalau datang ke rumah cewek terus ada bapaknya penginnya disuruh pergi saja. Tidak ada sopan-sopannya. Pernah tuh Pak Dt tetangga Sp,
penduduk Pekon Pahmungan-penulis bilang katanya cowok anaknya datang pas
anaknya lagi tidur, eh masak cowok itu dengan enaknya bilang ke Pak Dt ”bangunin dong”. Aneh ya anak jaman sekarang?” Wawancara 25 Mei 2005
Di kalangan masayarakat terdapat beberapa orang yang aktif dalam menyikapi pelunturan nilai-nilai budaya ini. Di Pekon Pahmungan terdapat tokoh
agama yang berusaha menggiatkan pengajian untuk anak-anak untuk membentengi anak-anak tersebut dari pengaruh buruk. Selain anak-anak,
pengajian yang masih dilakukan adalah pengajian untuk bapak-bapak dan ibu-ibu. Pengajian yang dilakukan biasanya dilakukan dengan membaca Al Qur’an.
Keunikan nilai dalam masyarakat yang masih lestari sampai sekarang adalah persepsi mereka terhadap repong damar. Mereka menganggap repong mereka
tidak hanya sekedar sebagai sumber penghasilan, tetapi juga warisan leluhur yang harus dilestarikan. Dan jika mereka mengingkari maka mereka meyakini akan
mendapatkan balasannya dan mereka akan sengsara. Hal ini diungkapkan dalam sebuah petuah berbahasa Lampung
”Manat ni tamong kajong: repong damar andankon, pulan dang ti pubela, kintu neram sengsara
”
Petuah tersebut memiliki arti
”Leluhur kita beramanat: tetap lestarikan repong damar dan janganlah merusak hutan, nanti kita sengsara”
Saat ini memang ada kenyataan yang menunjukkan sudah kurangnya rasa hormat yang dimiliki generasi muda terhadap repong damar. Mereka melakukan
pencurian getah damar di repong yang bahkan mungkin di repong milik orangtuanya sendiri. Namun, pemuda tersebut mengakui jika mereka akan
menghentikan aktifitas pencurian tersebut setelah mereka menikah. Setelah menikah, anak akan diberi repong orangtuanya sebagai sumber kehidupannya.
Kepemilikan terebut menimbulkan rasa tanggungjawab untuk menjaga repong
nya.
5.8 Ikhtisar