4.1.3.2 Kerelaan Penduduk
Selama ini, masalah yang dihadapi oleh organisasi-organisasi yang didirikan di Pekon Pahmungan adalah ketidak percayaan masyarakat terhadap organisasi
yang dibentuk. Hal ini merupakan hasil dari trauma mereka terhadap organisasi- organisasi terdahulu yang ternyata bubar karena salah pengorganisasian atau
adanya pengurus yang menyalahgunakan wewenang. Kesalahan pengurusan yang fatal terutama terletak pada keuangan. Hal ini menyebabkan adanya iklim
ketidakpercayaan di kalangan masyarakat sendiri terhadap organisasi yang dikelola oleh penduduk sendiri tanpa campur tangan pengunjung. Penduduk akan
mau percaya jika terdapat orang luar yang aktif terlibat dalam organisasi mereka. Sebenarnya masyarakat memiliki ketertarikan dalam kegiatan-kegiatan baru
yang akan membantu masyarakat memajukan pekon dan memiliki struktur kepengurusan dengan wajah-wajah baru. Hal ini terlihat pada pengelolaan radio
komunitas yang didirikan oleh PMPRD dan didampingi oleh LATIN. Saat anggota masyarakat diundang untuk merencanakan kegiatan ke depan, mereka
terlihat sangat antusias dan mau berkorban demi kemajuan radio komunitas. Kegiatan lain yang menuntut pengorbanan masyarakat dan mereka rela melakukan
bersama-sama adalah gotong royong untuk pembangunan jalan batu dari Dusun I ke dalam repong. Mereka merelakan waktu dan tanahnya untuk digunakan dalam
pembuatan jalan tersebut. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Sp, seorang pejabat pemerintahan Pekon Pahmungan:
”Mungkin memang masyarakat sini agak terlihat males -malesan kalau ikut organisasi. Tapi sebenarnya kalau kegiatannya bener-bener serius dan ada hasilnya
untuk masyarakat. Mereka insya Allah rela Mbak. Contohnya ya pembuatan jalan dari Dusun 1 ke Mahnay itu, kita kan tidak dibayar apa-apa tapi kita orang mau
juga ikut mbangun, ya tidak semua orang. Mereka juga tidak apa-apa tanahnya dilewatin jalan. Ya walaupun jalan itu masih sangat sederhana, tapi cukup mbantu
masyarakat sini. Kalau wisata yang Mbak sebutin itu bisa dikembangkan di sini, ya mungkin kita bisa buat jalan yang lebih bagus.” Wa wancara 1 Juni 2005
Dari dua contoh kegiatan tersebut terlihat bahwa masyarakat akan bersedia terlibat secara aktif dan ikut berkorban baik tenaga, waktu atau materi untuk
kegiatan-kegiatan yang mereka sadari dan mereka percayai akan membawa kemajuan dan manfaat bagi mereka dan pekon mereka.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan di Pekon Pahmungan, terlihat bahwa sebagian masyarakat merasa antusias untuk terlibat dalam
pengelolaan ekowisata di pekon mereka. Mereka menyatakan siap untuk ikut berkorban dan membantu pelaksanaan pengembangan ekowisata di Pekon
Pahmungan. Bahkan beberapa dari mereka sudah menyanggupi untuk merelakan tanahnya jika memang akan digunakan untuk jalur tracking. Masyarakat sendiri
mengakui kalau keinginan untuk pengembangan wisata sudah ada di kepala mereka, namun tidak ada penggerak yang menggerakkan mereka untuk
melaksanakan sehingga mereka diam saja.
4.2 Faktor-Faktor Penghambat
Belum semua persyaratan yang disyaratkan di atas dapat dipenuhi dengan baik di Pekon Pahmungan. Masih terdapat beberapa faktor penghambat yang
menjadi ganjalan dalam pengembangan ekowisata berbasis komunitas di Pekon Pahmungan.
4.2.1 Faktor-Faktor Penghambat untuk Pengembangan Bisnis Ekowisata
Dari segi ketersediaan fasilitas fisik dan telekomunikasi dari dan ke wilayah Pekon
Pahmungan yang merupakan syarat-syarat untuk memutuskan pengembangan bisnis ekowisata, Pekon Pahmungan memiliki kelemahan yaitu
terlalu jauhnya jarak yang harus ditempuh ke bandara terdekat yang ada di Bandar Lampung. Selain jauh, kondisi jalan yang dilalui juga tidak tidak terlalu baik
sehingga membutuhkan waktu kurang lebih delapan jam untuk menuju ke sana.
4.2.2 Faktor-Faktor Penghambat untuk Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas
Faktor penghambat yang termasuk syarat-syarat dasar untuk pengembangan ekowisata berbasis komunitas adalah belum adanya struktur yang potensial untuk
pengambilan keputusan komunitas yang efektif. Kecenderungan berorganisasi penduduk Pekon Pahmungan selama ini memang belum terlihat baik. Ada
beberapa contoh organisasi yang pernah dibuat di Pekon Pahmungan dan mengalami kegagalan. Kegagalan ini terutama dialami oleh organisasi-organisasi