Prinsip Pembalajaran Kontekstual Kajian Tentang Pembelajaran Kontekstual
27 pekerjaan yang berarti yaitu dengan mencari menggunakan proses
berfikir secara sistematis. c. Pembelajaran mandiri
Pembelajaran mandiri
merupakan pembelajaran
yang membebaskan siswa untuk menggunakan gaya belajar mereka,
menggali dan mengembangkan bakat dan minat yang ada pada dirinya dan menggunakan kecerdasannya sesuai minta yang disukai.
Pembelajaran mandiri dapat dilihat dari dua prespektif yang berbeda yaitu pembelajaran mendiri mengharuskan siswa untuk memiliki
pengetahuan dan keahlian tertentu dan pembelajaran mandiri mengharuskan siswa untuk melakukan hal-hal tertentu seperti
menggunakan pengetahan sesuai dengan langkah yang logis dan sistematis.
Pembelajaran mandiri adalah sebuah proses. Menurut Eliane B. Jhonson 2008:172-174 dalam pembelajaran mandiri terdapat proses
yang harus dilalui siswa yaitu : siswa mandiri menetapkan tujuan, siswa mandiri memuat rencana, siswa mandiri mengikuti rencana dan
mengukur kemajuan diri, siswa mandiri membuahkan hasil akhir, dan siswa mandiri menunjukkan kecakapan melalui penilaian autentik.
Dengan pembelajaran mandiri siswa diberi kebebasan untuk menemukan dan menghubungkan pengetahuan akadeik dengan
kehidupan mereka sehari-hari.
28 d. Bekerja sama
Bekerja sama merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran kontekstual. Anita Lie 2007:28 mengungkapkan
bahwa kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak ada individu, keluarga,
organisasi atau sekolah. Bekerja sama membuat siswa dapat menghilangkan berbagai hambatan metal yang ada pada dirinya akibat
dari terbatasnya pengalaman yang dia miliki dan cara pandang yang sempit.
Belajar dengan bekerja sama dalam kelompok membuat siswa mendengarkan berbagai pendapat dari anggota kelompoknya dan
dapat menumbuhkan sikap toleransi dan saling menghargai. e. Berpikir kritis dan kreatif
Dengan berpikir kritis dan kreatif siswa akan mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi berbagai tantangan dengan cara yang
terorganisasi dan merumuskan pertanyaan yang inovatif serta merancang solusi yang tepat. Berpikir kritis merupakan sebuah proses
yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan
masalah, mengambil
keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah Eliane B. Jhonson, 2008:183
Siswa yang mampu berpikir kritis akan merumuskan keyakinan dan pendapat mereka sendiri mengenai suatu permasalahan. Tujuan
29 dari berpikir kritis ini ialah untuk mencapai pemahaman yang
mendalam, sedangkan berpikir kreatif adalah proses berfikir yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, memunculkan imajinasi,
mengungapkan ide-ide yang tak terduga dan membuka sudut pandang yang baru. Berfikir kritis dan kreatif ibarat dua sisi mata uang, sisi
pertama berpikir kreatif menemukan cara baru dalam menyelasaikan suatu permasalahan dan sisi kedua berpikir kritis mempelajari apakah
cara itu layak dan tepat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan itu.
Pembelajaran kontekstual banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu permasalahan yang berhubungan
dengan kehidupannya dan membuat mereka berpikir kritis dan kreatif dalam meyelesaikan berbagai permaalahan tersebut.
f. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang Pembelajaran kontekstual menuntut guru untuk dapat mengenal
setiap siswa dan mengetahui karakteristiknya. Guru harus mengetahui dan mengenal siswanya agar guru dapat membantu individu itu
tumbuh dan berkembang mencapai prestasi terbaiknya. Pembelajaran kontekstual mengharuskan setiap guru untuk
membantu setiap siswa tumbuh dan berkembang, agar dapat membantu siswa tumbuh dan berkembang guru harus membangun
hubungan dengan siswa, salah satunya dengan cara mengenal kehidupan setiap siswa di rumahnya.