24 bermakna sehingga menghasilkan pemahaman-pemahaman baru.
Prinsip saling ketergantungan akan mendukung terjadinya kerja sama sehingga membuat suatu keberhasilan dapat tercapai dengan mudah.
Prinsip saling ketergantungan akan menciptakan suatu hubungan yang bermakna, sehingga dengan menerapkan prinsip saling
ketergantungan akan mendorong siswa dalam membuat hubungan- hubungan untuk menemukan makna.
b. Prinsip Diferensiasi Prinsip diferensiasi merujuk pada sifat alam secara terus menerus
yang menimbulkan perbedaan, keragaman dan keunikan. Prinsip diferensiasi menunjukan kreativitas yang luar biasa dari alam semesta.
Diferensiasi bukan hanya merujuk pada perubahan dan kemajuan tanpa batas, namun merujuk juga pada saling berhubungannya kesatuan-
kesatuan yang berbeda dan salaing ketergantungan dalam keterpaduan yang bersifat saling menguntungkan.
Para pendidik hendaknya dapat mendidik, mengajar, melatih, dan membimbing sejalan dengan prinsip diferensiasi dan harmoni alam
semesta ini. Prinsip diferensiasi dalam pembelajaran proses pembelajaran dilaksanakan dengan menekankan kreativitas, keunikan,
variasi, dan kolaborasi. c. Prinsip Pengaturan Diri
Prinsip pengaturan diri merupakan prinsip yang menuntut para pendidik untuk mendorong setiap siswa untuk memahami dan
25 mengeluarkan seluruh potensi yang dimilikinya. Prinsip pengaturan diri
dalam pembelajaran kontekstual harus disesuaikan agar siswa dapat mencapai keunggulan akademik memperoleh keterampilan dan
mengembangkan sikap yang dimiliknya dengan menghubungkan materi pelajaran yang diterimanya dengan pengalaman dan pengetahuan
pribadinya.
4. Komponen Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual
merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang saling
berhubungan. Eliane B. Jhonson 2008:15 mengemukakan bahwa
dalam pembelajaran kontekstual terdiri dari delapan komponen yaitu : membuat keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti,
pembelajaran mandiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, membantu individu tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang
tinggi dan menggunakan penilaian autentik. Komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Membuat keterkaitan yang bermakna Keterkaitan yang mengarah pada perolehan makna dalam suatu
pembelajaran merupakan inti dari pendekatan pembelajaran kontekstual. Ketika siswa dapat mengaitkan isi dari pembelajaran
dengan pengalaman mereka maka mereka akan menemukan makna dan makna yang mereka dapat akan memberikan dorongan kepada
mereka untuk belajar. Keterkaitan yang bermakna akan membangun
26 berbagai macam keterkaitan yang berbeda dalam pembelajaran dan
akan meningkatkan kemampuan siswa agar berkembang mencapai standar pendidikan yang tinggi.
Banyak cara
yang dapat
dilakukan untuk
mengaitkan pembelajaran dengan konteks situasi kehidupan sehari-hari siswa.
Eliane B. Jhonson 2008:99 menyatakan bahwa ada enam metode yang dapat digunakan dalam mengaitkan materi pembelajaran dengan
konteks kehidupan nyata siswa. Enam metode itu yaitu : 1. Ruang kelas tradisional untuk mengaitkan materi dengan
konteks siswa. 2. Memasukkan materi dari bidang lain dalam kelas.
3. Mata pelajaran yang tetap terpisah, mencakup topik-topik yang saling berhubungan.
4. Mata pelajaran gabungan yang menyatukan dua atau lebih disiplin.
5. Menggabungkan sekolah dengan pekerjaan 6. Penerapan hal-hal yang dipelajarai ke masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, membangun keterkaitan untuk menemukan
makna dapat
meningkatkan pengetahuan
dan memperdalam wawasan. Mengaitkan pelajaran dengan kehidupan
siswa sehari-hari akan membuat siswa menjadi dinamis dan membuat siswa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dalam kehidupannya.
b. Melakukan pekerjaan yang berarti Pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk melakukan
pekerjaan yang berati. Pekerjaan yang berati yang dimaksud yaitu siswa dituntut untuk menemukan makna dalam pembelajaran yang
diajarkan. Siswa dalam menemukan makna harus melakukan