Tahap Refleksi Siklus II
99 KKM. Terjadi peningkatan dari data awal yaitu hanya 9 siswa yang tuntas,
sedangkan di siklus I menjadi 18 siswa yang tuntas. Nilai minimal yang diperoleh siswa adalah 50, dan nilai maksimal yang diperoleh siswa adalah
80. Adapun deskripsi prestasi belajar tersebut adalah sebagai berikut; Siswa yang mencapai 50 sebanyak 2 siswa, Siswa yang mencapai 60
sebanyak 11 siswa, Siswa yang mencapai 70 sebanyak 10 siswa, Siswa yang mencapai 80 sebanyak 7 siswa.
Berdasarkan hasil siklus I dapat diketahui bahwa model kooperatif tipe jigsaw telah terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai
dengan pendapat ahli. Menurut Etin Solihatin Raharjo 2009;13, cooperative learning
mampu mendorong peningkatan prestasi belajar sebesar 20 dan peningkatan kemampuan belajar mandiri.
2. Siklus II Peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Bhakti Karya,
Sleman dalam pembelajaran IPS materi kepahlawanan dan patrotisme dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II dapat
dilihat dari pencapaian prestasi belajar siswa. Perbandingan hasil belajar siswa berdasarkan data awal yaitu siswa yang tuntas hanya berjumlah 9
siswa 30, dan pada tes yang dilakukan di siklus I siswa yang dinyatakan tuntas atau mencapai KKM yang diharapkan yaitu meningkat
menjadi 18 siswa 60, dan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 83 siswa mencapai ketuntasan KKM 61. Berdasarkan hasil nilai
siklus II, sejumlah 25 siswa telah mencapai nilai KKM 61, dari hasil
100 prestasi tersebut maka 25 siswa dinyatakan telah tuntas. Nilai maksimal
yang bisa diraih siswa yaitu nilai 90. Adapun deskripsi perolehan nilai tes siklus II adalah; Nilai 60 diraih sebanyak 5 siswa, nilai 70 diraih sebanyak
8 siswa, nilai 80 diraih sebanyak 14 siswa, dan nilai 90 diraih 3 siswa. Adapun langkah yang dilakukan pada 5 siswa yang belum tuntas
yaitu diberikan waktu tambahan serta di berikan bimbingan tambahan oleh guru guna pencapaian ketuntasan KKM 61
Berdasarkan hasil siklus II dapat diketahui bahwa metode kooperatif tipe jigsaw telah terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa sesuai dengan pendapat ahli. Menurut Snider Etin Solihatin dan Raharjo, 2009;13, pembelajaran cooperative mampu mendorong
peningkatan prestasi belajar siswa lebih tinggi dibanding pembelajaran system kompetisi. Menurut Etin Solihatin Raharjo 2009;13, cooperative
learning mampu mendorong peningkatan prestasi belajar sebesar 20 dan
peningkatan kemampuan belajar mandiri. Menurut Van Sickle Etin Solihatin dan Raharjo, 2009;13
cooperative learning mendorong tumbuhnya tanggung jawab social dan
individual siswa, berkembangnya sikap ketergantungan positif, meningkatkan gairah belajar, dan ketercapaian krikulum.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II ternyata terjadi peningkatan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN
Bhakti Karya Depok Sleman Yogyakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tujuan penerapan metode
101 pembelajaran hakekatnya adalah memberikan situasi yang kondusif agar
terjadi proses belajar pada diri siswa. Proses belajar yang terjadi haruslah dalam suasana proses belajar aktif melalui pemanfaatkan sumber belajar
guna mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Elliot dan Yuzar Muslim Ibrahim
dkk, 2001: 21 yang menyatakan bahwa dalam penerapan Jigsaw, siswa sebagai anggota kelompok bertanggungjawab untuk mempelajari,
menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan. Siswa kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan demikian terdapat rasa
saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan, baik dalam kelompok ahli maupun
kelompok asal. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I, dapat
diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah terbukti dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran IPS sesuai dengan pendapat
ahli. Cooveratif learning dapat mendorong tumbuhnya tanggung jawab social dan individual siswa, berkembangnya sikap ketergantungan yang
positif, meningkatkan gairah belajar, kekompakan dalam kelompok, serta kooperatif learning mampu mendorong tumbuhnya sikap kesetiakawanan
dan keterbukaan di antara kelompok Etin Solihatin dan Rahardjo 2009;13.
Pada siklus II pembelajaran dengan model kooperatif jigsaw telah efektif dan memberikan kontribusi yang positif pada peningkatan hasil