Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN
101 pembelajaran hakekatnya adalah memberikan situasi yang kondusif agar
terjadi proses belajar pada diri siswa. Proses belajar yang terjadi haruslah dalam suasana proses belajar aktif melalui pemanfaatkan sumber belajar
guna mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Elliot dan Yuzar Muslim Ibrahim
dkk, 2001: 21 yang menyatakan bahwa dalam penerapan Jigsaw, siswa sebagai anggota kelompok bertanggungjawab untuk mempelajari,
menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan. Siswa kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan demikian terdapat rasa
saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan, baik dalam kelompok ahli maupun
kelompok asal. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I, dapat
diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah terbukti dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran IPS sesuai dengan pendapat
ahli. Cooveratif learning dapat mendorong tumbuhnya tanggung jawab social dan individual siswa, berkembangnya sikap ketergantungan yang
positif, meningkatkan gairah belajar, kekompakan dalam kelompok, serta kooperatif learning mampu mendorong tumbuhnya sikap kesetiakawanan
dan keterbukaan di antara kelompok Etin Solihatin dan Rahardjo 2009;13.
Pada siklus II pembelajaran dengan model kooperatif jigsaw telah efektif dan memberikan kontribusi yang positif pada peningkatan hasil
102 belajar siswa yang diterapkan pada kelompok-kelompok kecil yang
keanggotaannya heterogen, sehingga guru lebih mudah memotivasi siswa dan memberikan bimbingan yang maksimal serta mengontrol
perkembangan prestasi belajar siswa dengan baik. Kontribusi pembelajaran dengan metode tipe jigsaw selama
penelitian menunjukkan bahwa semangat siswa semakin meningkat terbukti dengan peningkatan hasil belajar dari siklus II dibanding tes awal
dan siklus I, siswa sangat antusias dan mengambil andil yang besar dalam mengikuti pelajaran IPS, dengan setting kelompok-kelompok kecil siswa
merasa lebih senang belajar, sehingga siswa-siswa merasakan dampak yang positif dan bermanfaat dalam hal belajar terutama dalam berdiskusi
yaitu hal-hal atau pelajaran yang sulit dapat di pecahkan dengan mudah secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil yang dibentuk,
serta ada masukan maupun tambahan dari kelompok lain, sehingga menambah wawasan pengetahuan dari kelompok yang masih kurang
mendalam dalam memahami pelajaran yang sedang dibahas dalam diskusi kelompok.
Siswa siswi mendapatkan kesempatan yang sama untuk berdiskusi, untuk menyampaikan pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan sesuai
dengan pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki sehingga saling melengkapi satu sama lain, dengan pembelajaran model tipe jigsaw juga
mengajarkan kepada siswa siswi untuk menjadi seorang pemimpin untuk memimpin kelompok-kelompok kecil dan menjadi ketua dalam kelompok
103 serta menjadi narasumber bagi teman yang lain, sehingga siswa tidak
hanya menerima informasi, tetapi juga mengkonstruksi pengetahuan construction of knowledge.
Model jigsaw merupakan salah satu metode belajar yang menempatkan siswa sebagai subyek aktif. Siswa dituntut memiliki
tanggung jawab besar dalam proses pembelajaran. Siswa sejak awal diberikan perspektif mengenai tujuan pembelajaran, target, proses, dan
dinamika yang akan dijalaninya. Model jigsaw melalui proses eksploratif dan diskusi yang intensif,
memungkinkan proses penguasaan materi yang lebih mendalam dan luas. Sesuatu yang tidak mungkin didapat jika hanya belajar sendiri. Potensi
yang lebih besar untuk memunculkan proses analisis daripada hanya sekedar narasi sederhana.
Konsekuensi dari model jigsaw ini adalah dibutuhkan keseriusan dan kerja keras dari siswa untuk mengeksplorasi bahan-bahan pelajaran
dan aktif melakukan diskusi sesuai tema yang direncanakan. Kemudahan akses internet, perpustakaan dan buku-buku sebagai referensi, sekarang ini
sangat mendukung untuk mendapatkan materi belajar yang bermutu. Selain itu juga peran penting dari dosen sebagai fasilitator, yang memantik
dan menjaga proses jigsaw tersebut tetap hidup dan dinamis. Model jigsaw menjadikan proses pembelajaran menjadi dinamis dan
menuntut kita selalu berfikir kritis, analitis dan sitesis. Ibaratnya kita adalah api yang dinyalakan untuk mengobarkan semangat mengkaji ilmu, bukan tong
tempat menampung sampah. Dengan hasil yang dicapai tersebut maka
104 menunjukkan bahwa model jigsaw tepat digunakan sebagai model
pembelajaran IPS SD kelas IV. Berdasarkan pembahasan hasil tindakan siklus I dan II, maka dapat
dikatakan bahwa hipotesis penelitian tindakan pengunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi kepahlawanan dan patriotisme dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD N Bhakti Karya Depok Sleman telah terbukti. Penelitian Tindakan Kelas PTK yang dilakukan telah
berhasil meningkatkan prestasi belajar IPS siswa.
105