79 Gambar 3
Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Pada Pra Tindakan Dan Hasil Tes Siklus I
Berdasarkan hasil tes siklus I maka diketahui bahwa ketuntasan prestasi belajar siswa mencapai 60, dengan nilai tertinggi 80, dan nilai terendah 50, dari
hasil tersebut nilai rata-rata siswa pada pra tindakan 58,67 meningkat menjadi 67,33. Sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu jika jumlah
ketuntasan prestasi belajar siswa telah mencapai 75 dari hasil observasi tersebut, maka disimpulkan bahwa penelitian dilanjutkan dengan melaksanakan Siklus II.
4. Tahap Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, peneliti dan guru kelas sebagai kolaborator melakukan analisis dan refleksi selama siklus I berjalan
dimana hasil tes siklus I masih belum memenuhi hasil pencapaian yang diharapkan yaitu KKM
≥ 61, penyebab hal diatas terjadi adalah sebagai berikut.
70
40 58,67
30 80
50 67,33
60
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Tertinggi Terendah
Rata ‐rata
Persentase ketuntasan
Nilai Awal
Siklus I
80 1 Pada Siklus I, pada pelaksanaan model pembelajaran tipe jigsaw, masih
ditemukan beberapa kelemahan antara lain: siswa yang lambat dalam merespon petunjuk guru, seperti dalam pembentukan kelompok. Beberapa
siswa kelihatan ragu-ragu dan tidak langsung berbaur dengan kelompoknya.
2 Kelemahan lain yang ditemukan dalam proses diskusi, ada siswa dalam kelompok yang masih mendominasi pembicaraan, sehingga kurang
memberikan kesempatan pada siswa lain untuk berpendapat. 3 Saat di berikan waktu untuk bertanya, para siswa tidak mau menggunakan
kesempatan tersebut untuk bertanya. 4 Beberapa Siswa masih belum memahami konsep antara kepahlawanan dan
patriotisme dengan jelas. Hasil tes siswa pada pelaksanaan siklus I menunjukan hasil yang
meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari data awal. Pada kondisi data awal, jumlah ketuntasan baru mencapai 30, sedangkan pada
siklus I meningkat menjadi 60, namun peningkatan hasil belajar ini masih belum menunjukkan hasil yang maksimal.
Jumlah siswa yang telah tuntas pada siklus I baru mencapai 60, dan belum mencapai target yang diharapkan yaitu 75.
Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan, peneliti bersama dengan kolabolator menyimpulkan bahwa, peneliti perlu melaksanakan siklus II untuk
memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Hal itu dilakukan demi terwujudnya ketuntasan pencapaian KKM
≥ 61 oleh seluruh 30 siswa.
81
C. Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan tetap mengacu pada RPP dan hasil refleksi Siklus I. Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki
tindakan pembelajaran pada siklus I yang belum berhasil. Adapun perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II adalah mengoptimalkan partisipasi
individu dalam kegiatan diskusi kelompok ahli dan kelompok asal. Hal itu dilakukan agar setiap siswa memperoleh keuntungan positif dari kegiatan
diskusi kelompok ahli dan kelompok asal secara optimal, sehingga setiap siswa memahami topik ahli materi yang dipelajari. Pemahaman setiap topic
ahlimateri yang dipelajari oleh setiap siswa secara optimal diharapkan akan mampu meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa, sehingga seluruh
siswa dapat tuntas memnuhi KKM 61.
Adapun cara yang dilakukan oleh guru untuk mengoptimalkan partisipasi para siswa khususnya partisipasi individu dalam kegiatan diskusi
kelompok ahli dan diskusi kelompok asal yaitu; 1. Guru menegaskan bahwa dalam pembelajaran tipe jigsaw siswa diharapkan berpartisipasi dalam
diskusi, serta guru hanya memfasilitasi siswa untuk bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas dalam kelompoknya. 2. Guru akan memberi
sanksi kepada siswa yang pasif, bermain-main, atau mengganggu diskusi. 3. Guru mendorong siswa untuk aktif bertanya jika menemui kesulitan, serta
guru mengoptimalkan peran masing-masing ketua kelompok maupun anggota kelompok
82 Pada pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Jigsaw,
khususnya pada pembentukkan kelompok, penjelasan guru lebih dipertegas. Agar siswa dapat membentuk kelompok dengan cepat.
Pada proses diskusi dalam kelompok ahli dan kelompok asal, dibuat agar setiap anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan
pendapatnya, serta melakukan diskusi tanpa adanya dominan dari siswa yang pintar saja.
1. Tahap Perencanaan Planning Siklus II
Dalam tahap perencanaan siklus II, peneliti dan kolabolator yaitu pak Suhanto guru kelas menyepakati beberapa hal antara lain:
a. Pembelajaran tetap mengacu pada RPP yang telah disusun dengan jumlah pertemuan sebanyak 2 kali, dan dilaksanakan tanggal 26 November 2013
dan tanggal 3 Desember 2013. Dari masalah tersebut, maka peneliti dalam tahap perencanaan ini dapat
membuat sebuah perencanaan yaitu: b. Diawali dengan Konsultasi terlebih dahulu dengan kolabolator, yaitu
bapak Suhanto sebagai guru kelas tentang kegiatan yang akan dilaksanakan selama penelitian pada siklus II.
c. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP sesuai dengan standar kompetensi SK dan kompetensi dasar KD
pembelajaran ilmu pengetahuan social kelas IV. RPP dan lembar siswa LKS disusun untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan