Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Lampiran

149 saling berhubungan 2. siswa bercerita sangat sesuai dengan tema rangkaian cerita saling berhubungan 3. siswa bercerita cukup sesuai dengan tema rangkaian cerita saling berhubungan tetapi dapat dipahami 4. siswa bercerita kurang sesuai dengan tema rangkaian cerita beberapa kali tidak berhubungan dan sulit dipahami 5-7 3-4 1-2 Baik Cukup Kurang Penilaian proses pembelajaran dan hasil kemampuan siswa dalam kegiatan becerita diperoleh dari perhitungan sebagai berikut Pencapaian= Nilai siswa=

L. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM

Kriteria Ketuntasan Minimal di SD Negeri Golo Yogyakarta pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah 68. Kriteria ketuntasan pada pembelajaran keterampilan bercerita lebih rendah dibandingkan dengan krieteria ketuntasan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu 68. Adapun kriteria keberhasilan adalah jika rata-rata siswa memperoleh nilai minimal 66.penelitian dikatan berhasil apabila 70 siswa mendapat nilai ≥66. Sedangkan proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila ≥75 siswa telahmengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. 150

M. Lampiran

1.Teks cerita

Yogyakarta 25 Mei 2016 Guru Kelas Peneliti M Purwani Lestari, S.Pd Dominikus sakeletuk NIP: 19601229 198201 2 003 Nim:12108249031 151 Tema: Budi Pekerti LEGENDA GUNUNG TANGKUBAN PERAHU Pada zaman dahulu, ada seorang raja yang tidak mempunyai anak. Nama raja itu adalah Prabu Brawijaya. Kerajaannya terletak di daerah Piringan, Jawa Barat. Ketika sedang berburu, raja itu ingin buang air kecil. Tanpa disengaja, air seninya tertampung di dalam tempurung kelapa. Kemudian, air seni itu diminum oleh seekor babi hutan betina. Akibatnya, babi itu mengandung. Ia melahirkan anak wanita yang sangat cantik. Anak itu ditemukan oleh raja ketika sedang berburu. Dia diangkat sebagai putri. Namanya Dayang Sumbi. Setelah dewasa, Dayang Sumbi menyendiri di hutan. Di tempat itu, dia menenun kain. Ketika sedang menenun, anak torak nya jatuh masuk kolong. Dia malas untuk mengambilnya karena letih. Tanpa berpikir ia mengeluarkan janji. Siapa saja yang dapat mengambilkan alat tentunya akan diberi hadiah. Jika perempuan dijadikan saudara dan jika laki-laki dijadikan suami. Tumang, anjing kesayangannya berhasil alat tenun itu. Akhirnya, Tumang dijadikan suaminya. Dayang Sumbi dan Tumang mempunyai anak yang tampan. Namanya Sangkuriang. Namun, Sangkuriang mengecewakan orang tuanya. Dia membunuh ayahnya. akhirnya, Sangkuriang diusir ibunya. Setelah dewasa, Sangkuriang kembali ke kampung. Ia bertemu dengan wanita yang sangat cantik. Keduanya jatuh cinta. Akan tetapi, wanita itu tahu kalau laki-laki itu anaknya. Wanita itu adalah Dayang Sumbi. Dayang Sumbi tidak mau menikah. Ia menyuruh Sangkuriang membuat perahu dalam satu malam. Sangkuriang sangat sakti. Dia akan dapat melakukan permintaan Dayang Sumbi. Akan tetapi, Dayang Sumbi berusaha menggagalkannya. Dayang Sumbi berhasil menggagalkan usaha putranya. Di tengah malam, Dayang Sumbi menumbuk padi. Itu membuat ayam- ayam jago di desanya berkokok. Ayam jago mengira hari sudah pagi. Dayang Sumbi juga membuat fajar di ufuk timur. Caranya dengan melambai-lambaikan selembar selendang putih. Sangkuriang kecewa mengira tugasnya gagal. Ia menyepak perahu yang hampir selesai itu. Perahu terbalik dan menimpa dirinya. 152 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJRAN RPP Sekolah Dasar : SD Negeri Golo Yogyakarta Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Tema : Akibat Durhaka Pada Ibu KelasSemester : VII dua Siklus Pertemuan ke : II kedua Haritanggal :Sabtu 28 mei 2016 Waktu Pelaksanaan :2 x 35 menit

A. Standar kompetensi