51 teknik penilaian dengan rentang nilai antara 0 sampai dengan 100. Dalam
penelitian  ini,  penelitian  ini  menggunakan  kontes  bercerita,  dengan  cara memberikan  tugas  kepada  siswa  menceritakan  kembali  peristiwa  dalam
cerita  pada  setiap  sikunya.    Tujuan  tes  tersebut  untuk  mengukur keterampilan bercerita siswa.
3. Karakteristik Siswa Kelas V SD
Pengembangan  metode  pembelajaran  disesuaikan  dengan  tahap- tahap  perkembangan  siswa.  Menurut  piaget  Asri  Budiningsih  2003:  36-
37  bahwa  proses  seseorang  akan  mengikuti  tahap-tahap  perkembangan sesuai dengan umumnya. Pola dan tahap-tahap tersebut  bersifat hierarkis,
yaitu  harus  dilalui  berdasarkan  uraian  tertentu  dan  seseorang  tidak  dapat belajar sesuatu yang berada diluar kognitif nya.
Piaget  membagi  tahap-tahap  perkembangan  kognitif  menjadi empat tahap, yaitu 1 sensor motor umur 0-2 tahun, 2 tahap umur 2-7
tahun;  3  tahap  operasional  konkret  umur  7-11  tahun;  dan  4  tahap operasional  formal  umur  11-18.  Berdasarkan  pembagian  di  atas,  siswa
kelas V Lima SD beberapa tahap operasional konkret. Siswa pada tahap operasional konkret telah memiliki kecakapan dalam berpikir logis, sudah
mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas namun hanya dengan benda- benda  yang  bersifat  konkret.  Menurut  William  Crain  2007:  183  pada
tahap  operasional  konkret,  bahasa  mengembangkan  cakrawala  anak-anak. Melalui  bahasa  anak  dapat  menghidupkan  kembali  masa  lalu
mengantisipasi  masa  depan,  dan  mengomunikasikan    peristiwa-peristiwa
52 kepada  orang  lain.  Pada  periode  operasional  konkret  ini,  anak  telah
memiliki  kemajuan    dalam  mengembangkan  konsep  dan  pengalaman langsung yang sangat membantu dalam proses berpikirnya.
Syamsu  Yusuf  LN  2006:  178-179  anak  usia  sekolah  SD  6-12 tahun  sudah  dapat  mereaksi  rangsangan  intelektual  atau  kemampuan
kognitif  Membaca,  menulis,  dan  berhitung.  Tahap  operasional  konkret merupakan  masa  berkembangnya  pesatnya  kemampuan  mengenal  dan
menguasai  perbendaharaan  kata  apa  bila.  Anak  gemar  membaca  dan mendengarkan  cerita  yang  bersifat  kritis,  maka  anak  akan  mempunyai
keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain. Dalam konteks pendidikan dasar, pembelajaran dimaksudkan untuk
menambah  pengendaraan  kata,  mengajarkan  menyusun  struktur  kalimat, peribahasa,  kesusastraan  dan  keterampilan  mengarang.  Dengan  dibekali
pembelajaran bahasa,
diharapkan siswa
dapat menguasai
dan mempergunakannya  sebagai  alat  untuk  berkomunikasi  dengan  orang  lain,
menyatakan isi hatinya perasaannya, memahami keterampilan mengelola informasi yang diterima, berpikir menyatakan gagasan atau pendapat dan
mengembangkan kepribadiannya,
seperti menyatakan
sikap dan
keyakinan. Salah  satu  cara  yang  dapat  dilakukan  oleh  guru  untuk
meningkatkan  keterampilan  berbahasa  siswa  adalah  dengan  metode  mind map.  Tony  Buzan  2008:  7  menyatakan  bahwa  mind  map  merupakan
teknik  grafis  dengan  struktur  ilmiah  berupa  radial  yang  memancar  keluar
53 dari gambar sentral. Mind map menggunakan garis, lambang, warna, kata-
kata  serta  gambar  berdasarkan  aturan  yang  sederhana,  mendasar,  alami, dan  akrab  bagi  otak.  Dengan  menggunakan  mind  map,  daftar  informasi
yang  panjang  dan  menjemukan  dapat  diubah  bentuknya  menjadi  diagram berwarna-warni, mudah diingat, dan sangat beraturan serta sejalan dengan
cara  kerja  alami  otak.  Berdasarkan  uraian  di  atas,  dapat  diketahui  bahwa mind  map  mampu  mengubah  bentuk  informasi  yang  panjang  menjadi
sebuah diagram yang berwarna-warni mampu menarik perhatian dan minat siswa.
B. Kerangka Pikir
Dalam perkembangan bahasa dan sastra Indonesia, pelaksanaan dan hasil keterampilan bercerita masih rendah. Dalam pelaksaan pembelajaran
dibuktikan  dengan  belum  adanya  keaktifan  siswa  dalam  mengikuti kegiatan  pembelajaran,  perhatian  atau  fokus  siswa  yang  masih  rendah,
aktivitas  belajar  yang  menonton  dengan  guru  mendominasi  saat  kegiatan pembelajaran  berlangsung,  dan  motivasi  siswa  yang  berlangsung.
Pembelajaran  yang  masih  kurang  kondisi  tersebut  menyebabkan kompetensi dalam pembelajaran keterampilan bercerita belum sepenuhnya
tercapai  hal  tersebut  menyebabkan  hasil  keterampilan  bercerita  rendah terbukti dengan nilai rata-rata kelasnya hanya 55.92
Keberhasilan  proses  pembelajaran  dipengaruhi  oleh  berbagai  faktor yaitu  guru,  siswa  dan  sarana  pembelajaran,  siswa  merupakan  komponen