Hasil Observasi Deskripsi Keterampilan Bercerita Siswa Kelas V pada Kondisi Awal

74 Peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas V, yang sekaligus sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Guru kelas kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP untuk kegiatan pra siklus. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua kali pertemuan, terdiri dari 2 jam pelajaran atau 2x35 menit. Penelitian ini dilaksanakan pada hari sabtu, 14 Mei pukul 09.30-10.40 WIB. Tahap pada pra siklus dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk bercerita setelah guru memberikan materi pembelajaran, tetapi belum menggunakan metode mind map. Tujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa terutama untuk mengetahui bagaimana kondisi siswa apa bila pembelajaran dilaksanakan tanpa menggunakan metode mind map data tahap pra siklus ini diperoleh melalui observasi dan pre test.

1. Hasil Observasi

Dalam pelaksanaan pra siklus, kegiatan pembelajaran siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Siswa tampak belum siap memulai pembelajaran ketika guru dan peneliti masuk kelas tahap pra siklus. Pada tahap prasiklus ini, diisi dengan pemberian materi dan praktik bercerita oleh siswa. Perhatian dan keaktifan terhadap pembelajaran siswa masih kurang. Berikut gambaran aktivitas siswa pada tahap pra siklus. 75 Gambar 3. Beberapa Siswa Berbicara dengan Temanya ketika Mengikuti Pembelajaran Pra siklus Pada gambar tampak sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Beberapa siswa berbicara sendiri dengan teman se bangku dan siswa menghadap kesamping. Hal ini mengganggu siswa lain yang memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan pembelajaran, dapat dilihat dari kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa hanya diam mendengarkan penjelasan dari guru, bahkan banyak siswa yang ramai dan melamun. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4. Aktivitas Siswa Saat Guru Menerangkan Materi 76 Guru kemudian bercerita tentang cerita dengan judul “Timun Emas”. Setelah selesai, kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang kurang dipahami berdasarkan materi dan cerita yang telah disampaikan. Tidak ada siswa yang berani bertanya. Guru mengajak siswa bertanya jawab tentang pokok pikiran setiap paragraf dalam cerita. Guru kemudian meminta siswa untuk menceritakan kembali cerita yang telah didengar Proses pembelajaran berjalan kurang optimal. Sebagian siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru. Beberapa siswa berbicara dengan temanya saat guru menjelaskan materi. Guru pun harus berkali-kali menegur siswa agar tenang. Setelah guru selesai menyampaikan materi, tidak ada siswa yang berani bertanya. Ketika guru meminta siswa untuk bercerita di depan kelas, tidak ada yang berani. Siswa beralasan tidak berani tampil bercerita karena malu, takut salah, dan grogi. Namun setelah dibujuk, siswa bercerita walaupun sangat singkat dan masih terbata-bata. Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi siswa yang menunjukkan baru beberapa siswa yang aktif dan mempunyai motivasi mengikuti kegiatan pembelajaran. Kondisi tersebut di karena pembelajaran yang dilaksanakan di kelas tidak menggunakan metode yang menarik untuk menambah motivasi, perhatian, dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Beberapa menit sebelum pembelajaran di kelas usai, guru melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menghimbau agar pada pertemuan selanjutnya siswa tidak ada yang membuat gaduh, tidak 77 bermalas-malasan, aktif dalam pembelajaran, dan memperhatikan ketika pembelajaran sedang berlangsung. Selain itu, guru juga menghimbau kepada siswa untuk berlatih bercerita agar keterampilan bercerita siswa dapat meningkat. Guru kemudian menutup pembelajaran dengan salam.

2. Hasil Pra-siklus