32 berita. Masa tersebut terjadi pada usia 4-6 tahun yang di tandai oleh
berbagai kemampuan Depdiknas, 2000: 5 yaitu sebagai berikut. a.
Mampu menggunakan kata ganti saya dan berkomunikasi. b.
Memiliki berbagai perbedaan kata kerja, kata keadaan, kata tanya, dan kata sambung.
c. Menunjukkan pengertian dan pengetahuan tentang sesuatu.
d. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan
menggunakan kalimat sederhana. e.
Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, meningkatkan keterampilan
bercerita siswa dapat dilakukan dengan bantuan alat peraga. Hal tersebut berdasarkan jumlah pendengar dalam kelas V SD N Golo Yogyakarta 27
siswa. Dalam hal ini, dengan jumlah siswa antara 11-16 anak, sehingga dalam bercerita dapat alat peraga kecil seperti gambar, boneka, wayang,
dan lain-lain. Pemilihan sumber cerita didasarkan pada tingkat heterogenitas pendengar, yaitu guru menentukan sumber cerita yang
sesuai dengan usia anak kelas V SD.
h. Faktor-faktor Pokok Cerita
Setiap cerita mempunyai gaya, gerak, teknik, dan pendekatan yang berbeda-beda. Menurut sudarmardji, dkk. 2010: 27-33 untuk
mencapai keberhasilan dalam bercerita. Faktor-faktor pokok yang harus
diperhatikan saat akan bercerita, adalah sebagai berikut.
a Menyiapkan naskah cerita
1 Menyiapkan naskah Cerita yang Telah Ada.
33 Membawakan sebuah cerita dapat bersumber dari cerita yang
telah ada sebelumnya atau reproduksi cerita. Cerita dapat diambil dari buku, majalah, dan komik tertentu. Seorang bercerita berdasarkan cerita
yang sudah ada atau menceritakan kembali sebuah cerita. 2
Mengarang cerita sendiri Apabila seorang pencerita hendak membuat naskah sendiri,
maka seorang tersebut harus menentukan alur atau plot cerita. Bercerita dengan mengarang sendiri membutuhkan kreativitas dalam rangkaian
kata-kata menjadi sebuah karangan atau bacaan. Jenis cerita tersebut dapat berupa karangan atau sinopsis.
b Teknik penyajian
Seorang pencerita perlu mengasah keterampilannya dalam bercerita olah vokal, olah gerak, ekspresi, dan sebagainya. Unsur-
unsur penyajian serta yang harus dilakukan secara profesional yaitu 1 narasi pemaparan para tokoh; 2 dialog pemaparan para tokoh; 3
ekspresi mimik muka; 4 visualisasi gerak atau peragaan acting; 5 suara suara asli, besar, hewan, kendaraan, dan lain-lain; 6 media
atau alat peraga; dan 7 teknik ilustrasi yang lain musik, permainan, lagu, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian di atas, faktor pokok bercerita yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah siswa bercerita berdasarkan sumber
yang ada, sedangkan teknik penyajiannya berupa cerita narasi yang
34 dipadukan dengan ekspresi, dibentuk media dan alat peraga berupa
gambar. Mengingat pentingnya kegiatan bercerita, kegiatan ini telah
mulai sejak siswa kelas 1 SD, bahkan mulai taman kanak-kanak. Sejalan yang di ungkapkan oleh Supriyadi 2006: 91 kegiatan bercerita
sangat positif dilakukan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Khususnya pada pengembangan keterampilan bercerita.
i. Pembelajaran Bercerita di SD