77 bermalas-malasan,  aktif  dalam  pembelajaran,  dan  memperhatikan  ketika
pembelajaran  sedang  berlangsung.  Selain  itu,  guru  juga  menghimbau  kepada siswa  untuk  berlatih  bercerita  agar  keterampilan  bercerita  siswa  dapat
meningkat. Guru kemudian menutup pembelajaran dengan salam.
2. Hasil Pra-siklus
Pada  tahap  pra  siklus,  keberanian  siswa  saat  bercerita  sangat  kurang.  Tidak ada siswa yang berani tampil bercerita secara sukarela. Hal ini menyebabkan guru
harus  menunjuk  siswa  untuk  bercerita.  Beberapa  siswa  memberikan  respon  yang tidak  senang.  Siswa  meminta  kepada  guru  untuk  memberikan  waktu  menghafal
cerita.  Sebagian  besar  siswa  tidak  siap  untuk  bercerita  sehingga  mereka  bercerita dengan tidak lancar, beberapa kali diam, dan kalimat-kalimat yang diucapkan tidak
berurutan sesuai dengan cerita. Selain itu, siswa pun kurang tepat dalam memilih kosa  kata,  beberapa  siswa  sikapnya  kurang  ekspresif  dan  grogi.  Berikut  adalah
gambaran kegiatan siswa ketika bercerita di depan kelas.
Gambar 5. Siswa Bercerita Secara Individu pada Pra siklus
78 Siswa  dengan  inisial  S2,  dalam  mengucapkan  struktur  kalimat  kurang
tepat  sehingga  kalimat  yang  diucapkan  kurang  dapat  dimengerti.  Keberanian dalam  bercerita  rendah  sehingga  S2  merasa  malu  dan  grogi  saat  tampil  di
depan  kelas.  Siswa  tersebut  hanya  diam  dan  Nampak  memikirkan  sesuatu. Guru  kemudian  membantu  siswa  dengan  bertanya  sesuai  dengan  cerita,  agar
siswa tidak diam dan mampu bercerita. Keterampilan  awal  bercerita  siswa  kelas  V  SD  Negeri  Golo  diketahui
dari hasil bercerita pada tahap pra siklus. Hasil bercerita siswa pada pra siklus dianalisis  dan  dinilai  secara  kolaborasi  oleh  peneliti  dan  guru  kelas  V.  Nilai
siswa yang sudah mencapai ≥66 menunjukkan bahwa siswa sudah tuntas atau siswa sudah terampil dalam bercerita.
Berdasarkan  hasil  pra  siklus  tersebut  dapat  dihitung  persentase  siswa yang  belum  dan  sudah  mencapai  KKM.  Adapun  hasil  pra  siklus  dapat  dilihat
pada lampiran 12. Lebih jelasnya, hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
.
Tabel 3. Persentase Siswa yang Belum dan Sudah Mencapai KKM pada Pra siklus Kerangan
Frekuensi Presentasi
Siswa sudah mencapai KKM 4
10.8 Siswa yang belum mencapai KKM
33 89.2
Rata-rata 55.92
Tabel di atas menyatakan bahwa hasil ketuntasan belajar siswa pada
79 saat pra siklus mencapai 10.8, sedangkan siswa yang belum mencapai
ketuntasan  hasil  belajar  mencapai  89.2.  Nilai  rata-rata  pada  saat  pra  siklus adalah 55.92.
Dari  data  yang  telah  dinyatakan  di  atas,  kemampuan  bercerita  siswa kelas V SD Negeri Golo Yogyakarta  masuk dalam kategori kurang. Nilai rata-
rata  siswa  hanya  mencapai  55.92  dan  masih  belum  mencapai  KKM.  Pada aspek  bercerita  dalam  mata  pelajaran  Bahasa  Indonesia  menetapkan  nilai  66
sebagai KKM. Peneliti dan guru menyimpulkan bahwa proses dan hasil pembelajaran
pada  tahap  pra  siklus  masih  memiliki  banyak  kekurangan  dan  perlu ditingkatkan lagi menjadi lebih baik. Oleh karena itu, guru dan peneliti sepakat
untuk melanjutkan tindakan kelas siklus I.
C. Deskripsi Keterampilan Bercerita Siswa Kelas V pada Siklus I 1. Perencanaan