Penilaian Pembelajaran Keterampilan Bercerita

49 Adapun langkah-langkah metode mind map dalam pembelajaran bercerita menurut Melvin L,Silberman 2004: 216-217, yang telah dimodifikasi adalah sebagai berikut. 1 Siswa memilih topik atau tema yang dijadikan bahan cerita. Beberapa kemungkinannya, yaitu a mengambarkan penanganan terhadap isu atau masalah; b membuat konsep keterampilan yang telah diajarkan sebelumnya; dan c merencanakan penyelesaian sebuah tugas. 2 Dalam membuat mind map siswa menggunakan warna, gambar, atau simbol agar mudah menyampaikan sebuah cerita. 3 Memilih gagasan utama untuk dijadikan gambar sentral kemudian memecakkan keseluruhannya menjadi unsur-unsur tersebut di sekeliling mind map menggunakan warna yang dan grafis. Siswa menggunakan tiap gagasan menggunakan gambar, dengan menyertai sedikit mungkin kata-kata. 4 Dalam menyusun mind map siswa mempunyai waktu yang banyak. 5 Siswa saling bercerita tentang mind map yang telah dibuatnya.

g. Penilaian Pembelajaran Keterampilan Bercerita

Dalam pembelajaran keterampilan bercerita di sekolah, guru dapat menggunakan berbagai model, metode, dan teknik yang baru. Penggunaan cara baru tersebut harus sesuai dengan evaluasi. Menurut M. Ngalin, Purwanto 1994; 33 untuk melaksanakan pembelajaran, seorang guru dapat menggunakan dua macam tes, yaitu tes yang telah distandarkan dan 50 tes yang dibuat sendiri oleh guru. Evaluasi dilaksanakan agar mengetahui gangguan apa saja yang dialami oleh siswa dan apakah kegiatan pembelajaran bercerita berhasil atau tidak. Dalam kegiatan tersebut, perlu adanya suatu penilaian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penilaian yang digunakan untuk mengukur keterampilan bercerita siswa menggunakan tes keterampilan bercerita. Tes dapat dilakukan oleh guru untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran keterampilan bercerita. M Ngalim Purwano 1994: 33 yang dimaksud dengan tes ialah suatu teknik yang digunakan oleh guru untuk menilai hasil-hasil pembelajaran waktu tertentu. Penilaian tes dilakukan setiap akhir proses pembelajaran dengan tujuan untuk melihat kemampuan siswa dalam menyerap materi dan praktik bercerita dalam waktu tertentu. Burhan Nuryantoro 1995: 290 menjelaskan bahwa tes keterampilan berbicara yang di dalamnya termasuk ter keterampilan bercerita harus bersifat pragmatik, yaitu membiarkan siswa untuk menghasilkan bahasa. Siswa mampu mengemukakan pendapat dan gagasannya melalui bahasa yang dipilihnya sendiri sehingga benar-benar praktik bercerita. Tes keterampilan bercerita di sekolah terdiri dari kemampuan teoritis dan praktik. Tes yang bersifat teoretis dapat diberikan secara tertulis yang dilaksanakan ulangan umum ujian semester, tes keterampilan secara praktik, dapat dilakukan di kelas saat berlangsung kegiatan pembelajaran. Penilaian dalam kegiatan bercerita berdasarkan 51 teknik penilaian dengan rentang nilai antara 0 sampai dengan 100. Dalam penelitian ini, penelitian ini menggunakan kontes bercerita, dengan cara memberikan tugas kepada siswa menceritakan kembali peristiwa dalam cerita pada setiap sikunya. Tujuan tes tersebut untuk mengukur keterampilan bercerita siswa.

3. Karakteristik Siswa Kelas V SD