59 melaksanakan tindakan untuk memberi jawaban atas permasalahan yang ada di
kelas. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan bercerita siswa dengan menggunakan tindakan atau metode tertentu. Maka dalam penelitian ini, penelitian dan guru secara kolaboratif
ingin memuji hipotesis, sebagaimana yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah keterampilan bercerita melalui metode mind map siswa kelas V SD
Negeri Golo Yogyakarta
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Golo Yogyakarta, semester II genap tahun ajaran 20162017. Adapun jumlah sebanyak 37 siswa
terdiri dari 19 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Sedangkan, objek penelitian ini adalah pembelajaran keterampilan bercerita siswa.
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V pada semester genap tahun ajaran 20152016 di SD Negeri Golo Yogyakarta. Alasan dilaksanakannya penelitian
di kelas V adalah 1 keterampilan siswa dalam bercerita rendah dengan nilai 55.92, terbukti belum mempunyai siswa bercerita secara runtut sebuah cerita
yang telah disediakan oleh guru; 2 siswa cenderung berulang-ulang kalimat dalam kegiatan bercerita; dan 3.
pelafalan dalam kegiatan bercerita kurang jelas, sehingga teman-teman yang lain tidak memperhatikan ketika salah satu
60 siswa praktik bercerita. Kenyataan tersebut berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum merumuskan masalah. Mata pelajaran yang diteliti adalah Bahasa dan Sastra Indonesia yang memfokuskan
pada keterampilan bercerita. Penelitian ini dilaksanakan pada Pra tindakan dimulai pada tanggal 14 mei dan Siklus I dimulai pada tanggal 18 Mei 2016
sampai 21 Mei 2016. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2016 sampai tanggal 28 Mei 2016.
Seluruh siswa kelas V berasal dari daerah sekitar Desa Salam. Rata-rata umur siswa adalah 11-12 tahun. Di dalam proses pembelajaran siswa dibantu
oleh seorang guru yang bernama Ibu N. Purwani Lestari, S.Pd. sekaligus sebagai wali kelas V lima.
D. Model Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini. Penelitian menggunakan model kemmis dan MC Taggart yang mudah di pahami dan dapat dilaksanakan
dengan optimal. Penelitian dengan model ini akan memudahkan penelitian dalam melaksanakan, bentuk gambaran sederhana dari pelaksanaan penelitian
tindakan kelas model kemmis dan taggart Suharsimi Arikunto, 2002: 84
adalah sebagai berikut.
61 Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan:
Skema siklus di atas terdiri atas dua siklus tindakan. Pada pelaksanaannya telah direncanakan sebanyak dua siklus dan masing-
masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Penjabaran dari tahapan- tahapan tersebut, adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan planning
Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tersebut dilakukan. Peneliti
menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen
pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
62 2.
Tindakan acting Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi peranan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Menurut Shuwarsih Madya 2007: 61 tindakan yang
dimaksud di sini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
Pelaksanaan dan tindakan pada penelitian ini adalah guru kelas dan peneliti pengamat observasi.
3. Pengamatan observing
Tahap ketiga yaitu tahap pengamatan yang dilakukan peneliti. Menurut Suwarsih Madya 2007: 62 observasi berfungsi untuk
mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait, bersama prosesnya. Observasi berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar
bagi refleksi sekarang, sehingga akan ada dasar dokumen untuk refleksi berikutnya.
4. Refleksi reflecting
Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan
ketika guru pelaksana telah selesai dilakukan tindakan, kemudian berhadapan
peneliti untuk
mendiskusikan diimplementasikan
rancangan tindakan. Menurut Shuwarsih Madya 2007: 63 yang dimaksud dengan refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali
suatu tindakan sama seperti yang dicatat dalam obsevasi. Refleksi
63 berusaha memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang
nyata dalam tindakan.
E. Rancangan Penelitian