39
Sejarah Indonesia
Berkaitan dengan kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat
curahan perasaannya terhadap suatu objek sikap tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan
penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan kompetensi psikomotorik,
peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif
terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan teknik ini dalam penilaian di
kelas sebagai berikut:
a. dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta
didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
b. peserta didik menyadari kekuatan dan
kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan
introspeksi terhadap kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya;
c. dapat mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif
dalam melakukan penilaian.
4. MODEL VALUES EXPLORATION EKSPLORASI NILAI.
1. Pengertian.
Pengertian model values explorasi adalah pembelajaran yang berorentasi pada pengembangan nilai-nilai sejarah Indonesia.
Dalam model pembelajaran ini berawal dari pemikiran “students will demontrastrate skills as they explore and analyse values”.
Pada model pembelajaran ini berorentasi pada pemahaman sejarah sosial-budaya. Model pembelajaran ini sangat
mendukung kurikulum 2013. Pada model pembelajaran ini peserta didik diajak untuk mengeksplorasi sejarah Indonesia
dalam konteks sosial-budaya masyarakat setempat. Model pembelajaran ini sangat cocok untuk mengeksplor sejarah
lokal dalam rangka keindonesiaan. Pemahaman sosial-budaya
40
Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi
dalam pemahaman sejarah lokal diperlukan bagi peserta didik terutama untuk menjelaskan tentang perbedaan-perbedaan
karakter dalam suatu peristiwa yang terjadi pada suatu daerah dalam konteks keindonesiaan, contoh seperti kasus Arupalaka.
Dasawasa terakhir ini adanya gugatan gelar pahlawan nasional dari masyarakat Sulawesi Selatan terhadap Sultan Hasanuddin,
sementara Arupalaka tidak mendapatkan gelar itu. Dalam konteks kerangka keIndonesiaan Hasanuddin adalah orang yang
melawan Belanda dan harus menerima dengan paksa perjanjian Bongaya. Sementara itu, Arupalaka adalah orang yang membantu
Belanda untuk melawan Hasanuddin. Bila kita lihat dari kacamata sejarah Sulawesi Selatan, maka permasalahannya tidak semudah
itu. Arupakala adalah seorang anak raja yang sudah seharusnya melawan Hasanuddin untuk melawan penyerbuan Gowa-Tallo.
Jadi Arupakala berbuat demikian karena tugas kultural yang ingin membebaskan kerajaannya. Sementara itu, perlawanan
Hasanudin terhadap pemerintah kolonial Belanda merupakan kesamaan historis dari komunitas-komunitas lokal yang kemudian
menjadi kesadaran nasional.
2. Keterampilan yang dapat dieksplor
a. Mendorong peserta didik untuk dapat menunjukkan
ketrampilannya dalam menggali dan menganalisis nilai-nilai sejarah Indonesia.
b. Mendorong peserta didik untuk dapat
mengungkapkan kemampuannya dan menjelaskan alasan-alasan secara konsekuen tentang peristiwa-
peristiwa sejarah yang ada di Indonesia sesuai dengan kondisi sosial-budaya masyarakat setempat.
c. Mendorong peserta didik untuk dapat
mengidentifikasi dalam memecahkan suatu masalah, atau isu-isu lain dari nilai-nilai yang berbeda sesuai
dengan kondisi sosial-budaya masyarakat setempat dalam tinjauan sejarah.
d. Mendorong peserta didik untuk dapat menjelaskan
tentang pentingnya posisi suatu nilai-nilai budaya pada suatu masyarakat sebagai suatu peraturan dan
acuan dalam berperilaku.