2
Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi
Mata pelajaran Sejarah Indonesia dikembangkan atas dasar: a.
Semua wilayahdaerah memiliki kontribusi terhadap perjalanan Sejarah Indonesia hampir pada seluruh periode sejarah;
b. Pemahaman tentang masa lampau sebagai sumber inspirasi, motivasi,
dan kekuatan untuk membangun semangat kebangsaan dan persatuan;
c. Setiap periode Sejarah Indonesia memiliki peristiwa dan atau tokoh di
tingkat nasional dan daerah serta keduanya memiliki kedudukan yang penting dalam perjalanan Sejarah Indonesia;
d. Tugas dan tanggung jawab untuk memperkenalkan peristiwa sejarah
yang penting dan terjadi di seluruh wilayah NKRI serta seluruh periode sejarah kepada generasi muda bangsa;
e. Pengembangan cara berpikir sejarah historical thinking, konsep
waktu, ruang, perubahan, dan keberlanjutan menjadi keterampilan dasar dalam mempelajari Sejarah Indonesia.
2. Pengertian
a. Ilmu Sejarah
Sejarah diartikan secara sederhana sebagai ilmu tentang asal usul dan perkembangan peristiwa yang telah terjadi. Menurut Taufik Abdullah sejarah
dapat dilihat dalam beberapa sisi, yaitu sejarah dapat digunakan sebagai nasehat misalnya dengan mengutip kata-kata Sukarno “jangan sekali-
sekali melupakan sejarah” ini berarti sejarah adalah sebuah kearifan yang dapat membimbing kita dalam mengarungi hidup saat ini dan merintis hari
depan. Sejarah dapat juga dimaknai sebagai “guru” seperti “....sejarah telah mengajarkan pada kita bahwa....”. Dalam bidang filsafat, Hegel mengatakan
bahwa “sejarah adalah proses ke arah cita kemanusian yang tertinggi”.
3
Sejarah Indonesia
Kemudian bagaimanakah sejarah sebagai ilmu? Sejarah sebagai Disiplin Ilmu dapat dilihat sebagai berikut:
1. Perhatian utama sejarah adalah masa lalu. Selanjutnya masa lalu
barulah diangap ada, sebagai sasaran kajian, kalau terdapat bekas dan bukti yang bisa diteliti.
a.
Kajian sejarah hanya akan memperhatikan peristiwa yang menyangkut langsung perilaku manusia di masa lalu. Gempa
bumi, banjir, komet yang jatuh ke bumi, gerhana matahari dan sekian macam peristiwa berada di luar perhatian ilmu sejarah.
Hal ini termasuk natural history. Semua peristiwa alam itu barulah dianggap penting jika langsung berkaitan dengan pola
perilaku manusia seperti usaha manusia menanggulangi banjir, kepercayaan tentang makna gerhana, atau langsung mengubah
nasib manusia. Contohnya meletusnya gunung Vesuvius di zaman Eropa Kuno yang menenggalamkan Kota Pompei, meletusnya
Gunung Tambora di abad ke-9 yang melenyapkan dua kerajaan di Pulau Sumbawa.
b. Secara metodologis dan teknis, sejarah umat manusia dibagi
atas dua zaman: zaman sejarah dan zaman pra-aksara. Manusia memasuki zaman sejarah bila zaman itu menghasilkan bukti-bukti
tertulis. Disebut zaman pra-aksara karena hanya meninggalkan bekas-bekas tak tertulis, seperti fosil, alat-alat, dan lukisan batu.
c. Secara metodologis dan teknis pula, sumber tertulis di atas kertas
atau yang didapatkan secara lisan menjadi sasaran penelitian calon sejarawan. Tulisan tua dan kuno dan tertulis dalam
bahasa arkais yang terpahat di batu, lempengan tembaga, dan sebagainya diselenggarakan oleh ilmu arkeologi dengan segala
cabangnya.
d. Apakah semua tindakan manusia di masa lampau yang tertentu
itu harus masuk rekonstruksi sejarah? Konsep “sejarah total” hanya bertolak dari sikap yang mengharuskan sejarawan untuk
memperhitungkan semua dimensi kehidupan sosial dalam usaha merekonstruksi peristiwa sejarah.
2. Corak penulisan sejarah dibedakan menjadi dua:
a. Penulisan
sejarah umum, yang menguraikan perkembangan sejarah dari suatu bangsa atau suatu wilayah dan bahkan suatu
lokalitas dari zaman ke zaman seperti “Sejarah Indonesia” atau “Sejarah Eropa” atau “Jakarta di Abad ke-20”.