Menanya Questioning Strategi dan Model Umum Pembelajaran

24 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi b. Peserta didik dapat dilatih bertanya dari pertanyaan yang faktual sampai pertanyaan-pertanyaan yang bersifat hipotetik bersifat kausalitas. Aktivitas menanya merupakan keterampilan yag perlu dilatih. Kelemahan pendidikan selama ini salah satunya karena peserta didik tidak biasa mengemukakan pertanyaan sebagai hasil dari proses berfikir yang mereka lakukakan. Keterampilan menyusun pertayaan ini sangat penting untuk melatih daya kritisnya. Misalnya setelah mengamati situsgambar candi, muncul pertanyaan dari peserta didik: kapan candi itu dibangun, termasuk jenis candi apa, candi Hindu atau candi Buddha, peninggalan kerajaan atau raja siapa dan begitu seterusnya.

3. Mengumpulkan Informasi

Setelah proses menanya, aktivitas berikutnya adalah mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber termasuk wawancara. Data dan informasi dapat diperoleh secara langsung dari lapangan data primer maupun dari berbagai bahan bacaan data sekunder. Hasil pengumpulan data tersebut kemudian menjadi bahan bagi peserta didik untuk melakukan penalaran antara satu data atau fakta degan data atau fakta lainnya untuk dikaji ada tidaknya asosiasi diantara keduanya. Dalam kaitan ini peserta didik dapat mengkaji buku-buku yang telah ada, menganalisis dokumen. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta- kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating, bukan merupakan terjemanan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Misalnya setelah memahami situs candi yang dikaji dapat mengklasifikasi jenis candi apa dengan melihat ciri- cirinya, dapat menyimpulkan candi-candi di Jawa Tengah Selatan dan di Jawa Tengah Utara ada kaitannya dengan perkembangan agama Hindu dan Buddha di Jawa Tengah pada abad ke-8 sampai abad ke-9. 25 Sejarah Indonesia

4. MengasosiasiMengolah informasi

Experimenting dalam pembelajaran Sejarah mungkin agak kesulitan. Tetapi langkah exsperimenting ini dapat digantikan tahapan mempraktikkan. Misalnya dalam kaitannya dengan hasil pengamatan tadi, peserta didik ditugasi untuk menggambarkan candi dan mendeskripsikan ciri-cirinya. Membuat laporan dalam bentuk tulisan. Peserta didik membuktikan adanya asosiasi antara bentuk muka bumi dengan aktivitas manusia. Bukti yang dapat ditunjukkan adalah tabel hasil klasifikasi antara bentuk muka bumi dan ragam aktivitas yang ada di atasnya. Bukti juga ditujukkan dalam bentuk gambar yag telah dikumpulkan dari berbagai sumber.

5. Membangun jejaring Networking atau mengomunikasikan.

Membangun jejaring dalam konteks pendekatan pembelajaran scientific dapat berupa penyampaian hasil atau temuan kepada pihak lain. Keterampilan menyajikan atau mengomunikasikan hasil temuan atau kesimpulan sangat penting dilatih sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran. Dengan kemampuan tersebut, peserta didik dapat mengomunikasikan secara jelas, santun, dan beretika. Misalnya peserta didik membuat tulisan tentang perkembangan Kerajaan Singhasari dengan beberapa peninggalan candi yang ada di Jawa Timur kemudian dipresentasikan, atau dibuat dalam suatu ulasan dan dimuat dalam majalah dinding sekolah, atau juga dapat dimuat dalam sebuah blog yang dikelola oleh sekolahan.

d. Model dan Skenario Pembelajaran

Dalam kurikulum 2013 beberapa model dan skenario pembelajaran dikembangkan untuk menunjang proses belajar mengajar, antara lain :

1. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning ini sangat mendukung implementasi Kurikulum 2013, terutama yang terkait dengan tahapan proses pembelajaran. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis masalah ini peserta didik akan mendapat pengetahuan penting yang membuat mereka mahir