23
Sejarah Indonesia
langsung dengan memperhatikan data, gambar, foto, tayangan film tentang objek sejarah yang sedang dipelajari. Pengamatan juga dapat
dilakukan dengan meminta peserta didik mengingat kembali objek atau peristiwa sejarah yang pernah terjadi.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek checklist, skala rentang rating
scale, catatan anekdotal anecdotal record, catatan berkala, dan alat mekanikal mechanical device. Daftar cek dapat berupa suatu daftar
yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau
fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdotal berupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan
luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika peserta
didik dan guru melengkapi diri dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti: 1 tape recorder, untuk merekam pembicaraan;
1 kamera, untuk merekam objektokoh yang diwawancarai atau kegiatan secara visual; 2 film atau video, untuk merekam kegiatan
objek atau secara audio-visual; dan 3 alat-alat lain sesuai dengan keperluan.
Dalam pembelajaran sejarah, kegiatan mengamati atau mengobservasi dilakukan dengan membaca dan menyimak bahan bacaan atau
mendengar penjelasan guru atau mengamati fotogambardiagram yang ditunjukkan atau ditentukan guru. Agar lebih efektif kegiatan
mengamati ini, tentunya guru sudah menentukan obyek dan atau masalah dan aspek yang akan dikaji.
2. Menanya Questioning
Setelah proses observasi selesai, maka aktivitas berikutnya adalah peserta didik mengajukan sejumlah pertanyaan berdasarkan hasil
pengamatannya. Jadi, aktivitas menanya bukan aktivitas yang dilakukan oleh guru, melainkan oleh peserta didik berdasarkan hasil pengamatan
yang telah mereka lakukan. Dalam pelaksanaanya:
a. Guru memberikan motivasi atau dorongan agar peserta
didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan dari apa yang sudah mereka baca dan simpulkan dari kegiatan
di atas.
24
Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi
b. Peserta didik dapat dilatih bertanya dari pertanyaan yang
faktual sampai pertanyaan-pertanyaan yang bersifat hipotetik bersifat kausalitas.
Aktivitas menanya merupakan keterampilan yag perlu dilatih. Kelemahan pendidikan selama ini salah satunya karena peserta didik
tidak biasa mengemukakan pertanyaan sebagai hasil dari proses berfikir yang mereka lakukakan. Keterampilan menyusun pertayaan ini sangat
penting untuk melatih daya kritisnya. Misalnya setelah mengamati situsgambar candi, muncul pertanyaan dari peserta didik: kapan
candi itu dibangun, termasuk jenis candi apa, candi Hindu atau candi Buddha, peninggalan kerajaan atau raja siapa dan begitu seterusnya.
3. Mengumpulkan Informasi
Setelah proses menanya, aktivitas berikutnya adalah mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber termasuk wawancara. Data
dan informasi dapat diperoleh secara langsung dari lapangan data primer maupun dari berbagai bahan bacaan data sekunder. Hasil
pengumpulan data tersebut kemudian menjadi bahan bagi peserta didik untuk melakukan penalaran antara satu data atau fakta degan
data atau fakta lainnya untuk dikaji ada tidaknya asosiasi diantara keduanya. Dalam kaitan ini peserta didik dapat mengkaji buku-buku
yang telah ada, menganalisis dokumen. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-
kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran
ilmiah. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating, bukan merupakan terjemanan dari reasoning, meski istilah ini juga
bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan
pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran
merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya
menjadi penggalan memori. Misalnya setelah memahami situs candi yang dikaji dapat mengklasifikasi jenis candi apa dengan melihat ciri-
cirinya, dapat menyimpulkan candi-candi di Jawa Tengah Selatan dan di Jawa Tengah Utara ada kaitannya dengan perkembangan agama
Hindu dan Buddha di Jawa Tengah pada abad ke-8 sampai abad ke-9.