83
Sejarah Indonesia
d. Skor rentang antara 1 – 4
• 1. = Kurang
• 2. = Cukup
• 3. = Baik
• 4. = Amat Baik.
Pembelajaran Pertemuan Ke-3 90 menit
Pada pertemuan ke-3 ini akan mengembangkan pemahaman, kemudian menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural yang berkaitan
dengan “Kegiatan penelitian manusia purba”. Juga akan dikembangkan keterampilan seperti: mencoba membuat sesuatu, atau mengolah informasi
sehingga lebih mendalami materi pelajaran minggu ini.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu:
1. menganalisis Sangiran sebagai pusat perkembangan manusia purba
2. menganalisis beberapa temuan fosil di Sangiran; dan
3. menganalisis beberapa temuan fosil di Trinil
b. Materi dan Proses Pembelajaran
Materi yang disampaikan pada minggu ke-3 ini adalah Bab I, Subbab C. Topik yang akan dibahas adalah penelitian manusia purba yang terdapat di
Sangiran dan Trinil.
Pelaksanakan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
84
Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi
c. Metode dan langkah-langkah pembelajaran
1. Model : discovery atau project atau pembelajaran berbasis masalah.
Disesuaikan kesiapan masing-masing sekolah dan kondisi lingkungan sekolah.
2. Pendekatan:
scientific, dengan langkah-langkah: mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan.
Kegiatan Pendahuluan 15 menit 1
Kelas dipersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan
media dan alat serta buku yang diperlukan.
2 Peserta didik ditanyakan tentang tugas minggu yang lalu
3. Guru menyampaikan topik tentang “Kegiatan penelitian manusia purba” dan memberi motivasi pentingnya topik ini.
4. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai para
peserta didik 5
Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok kelompok I, II, III, IV, V, dan VI
Kegiatan Inti 60 menit 1
Sebelum peserta didik ditugaskan untuk berdikusi kelompok, peserta didik diberikan penjelasan tentang penemuan manusia purba di
Sangiran dan Trinil Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun
1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran. Semenjak dilaporkan Schemulling, situs itu
seolah-olah terlupakan dalam waktu yang lama. Pada 1934, G.H.R von Koenigswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung yang
terletak sekitar dua km di barat laut kubah Sangiran. Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan penting bagi Situs Sangiran.
Semenjak penemuan von Koenigswald, Situs Sangiran menjadi sangat terkenal berkaitan dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectus
secara sporadis dan berkesinambungan. Homo erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum masuk pada tahapan
manusia Homo sapiens, manusia modern. Situs itu ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalam nomor
593 Daftar Warisan Dunia World Heritage List UNESCO.