42
Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi
f. Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran
berikutnya. g.
Tidak ada interpretasi tunggal dalam penilaian sejarah, sepanjang perserta didik dapat menunjukan sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan
2. Aspek-aspek yang dinilaidievaluasi mencakup:
a. pengetahuan dan pemahaman tentang peristiwa sejarah;
b. kemampuan mengomunikasikan pemahaman mengenai
peristiwa sejarah dalam bahasa lisan dan tulisan; c.
kemampuan menarik pelajarannilai dari suatu peristiwa sejarah; d.
kemampuan menerapkan pelajarannilai yang dipelajari dari peristiwa sejarah dalam kehidupan sehari-hari;
e. kemampuan melakukan kritik terhadap sumber dan
mengumpulkan informasi dari sumber; f.
kemampuan memberikan interpertasi terhadap sumber yang diperoleh. Dalam hal ini tidak ada kebenaran tunggal dalam
sejarah, sepanjang interpertasi terhadap sumber yang didapatkan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya;
g. kemampuan berpikir historis dalam mengkaji berbagai peristiwa
sejarah dan peristiwa politik, sosial, budaya, ekonomi yang timbul dalam kehidupan keseharian masyarakat dan bangsa;
pemahaman tentang semangat kebangsaan dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidik melakukan penilaian terhadap peserta didik selama proses dan setelah pembelajaran berlangsung. Penilaian observasi dapat dilakukan untuk
menilai keefektifan peserta didik dalam: bertanya, diskusi, mengekplorasi dan menganalisis. Indikator ini digunakan untuk menilai sikap dan kemampuan
peserta didik dalam memahami hayat sejarah. Observasi dilakukan dengan tujuan yang jelas dan aspek-aspek yang menjadi tujuan observasi.
3. Indikator Keberhasilan Belajar Sejarah
Pendidik membuat indikator yang jelas dalam melakukan observasi. Beberapa indikator yang digunakan dalam melakukan observasi terhadap peserta didik
adalah sebagai berikut: a.
Sikap dapat diukur melalui cara kerja sama, perhatian terhadap materi yang disampaikan, keaktifan bertanya, kesopanan dalam berbahasa,
menghargai orang lain dan menunjukkan sikap terpuji.
43
Sejarah Indonesia
b. Bahasa dapat diukur melalui pemilihan kata-kata yang tepat, jelas,
menarik, dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar.
c. Keaktifan peserta didik dalam memberikan masukan dapat diukur
melalui relevansi dengan materi yang dibahas, sistematis, dan jelas. d.
Kemampuan mengeksplorasi informasi dapat diukur dari, atau kemampuan peserta didik untuk mengkaitkan hubungan antara
peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain dengan menggunakan berbagai literatur dan sumber yang relevan.
e. Kemampuan menganalisis dapat diukur dari kemampuan peserta didik
untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan dan mengkaitkan kondisi masa lalu dengan kondisi saat ini. kemampuan ini dapat dilihat
ketrampilan peserta dalam menuangkan cara berpikir dan pemahaman tentang fakta dan kemampuran berpikir sejarah, dalam mengerjakan
tugas-tugas secara tertulis.
4. Pendekatan Penilaian Hasil Belajar Sejarah
Penilaian hasil belajar sejarah perlu mengubah tradisi yang sudah menjadi kebiasaan bagi penilaian mata pelajaran sejarah bagi peserta didik. Pada
prinsipnya penilai dalam pembelajaran sejarah tidak lagi pada intrepertasi tunggal, akan tetapi penilai lebih pada ke prinsip penilaian kelas classroom
assessment yang menjadikan tindakan penilaian untuk mengetahui kelemahan mereka dan menjadi dasar bagi guru untuk membantu peserta
didik mengatasi kelemahan peserta didik dalam belajar sejarah.
Penilaian hasil belajar sejarah lebih difokuskan pada penilaian perilaku kejujuran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam hal ini
dalam menguraikan tugas-tugas dengan mencantumkan sumber-sumber yang jelas, serta pertanggungjawaban terhadap keabsahan sumber yang
digunakan dalam setiap menyelesaikan tugas. Penilaian juga dilakukan terhadap kemampuan berpikir, ketrampilan, dan sikap peserta dengan
pemahaman sejarah yang berkesinambungan kesinambungan apa yang terjadi di masa lampau dengan kehidupan masa kini.
Penilaian secara tes tertulis dalam pembelajar sejarah digunakan secara terbatas untuk mengetahui penguasaan mengenai pengetahuan sejarah baik
fakta, konsep, dan prosedur. Untuk kemampuan berpikir dan keterampilan sejarah serta nilai dan sikap digunakan instrumen yang dikembangkan
dengan pendekatan otentik dan instrumen lainnya.